Button

2.2K 254 25
                                    

Kantin FK sedang ramai waktu Forth datang ke sana menghampiri salah satu meja. Ia sih santai saja dilihat Beam heran.

"Tumben..." kata Beam, Forth menaruh tas di meja, belum duduk di bangku kantin.

"Kenapa?"

Beam menunjuk kemeja putih yang Forth pakai. Dikancing penuh.

"Iya, tumben lu pake kemeja. Baju biru kebanggan lu mana?" Tanya Phana.

"Oh, abis presentasi tadi gue." Forth duduk tepat di depan pacarnya.

Kit berdecak "Maksud Beam, tumben baju lu rapet gitu, nggak gerah?"

"Serius, kamu tanya itu?" Forth justru tanya pada Beam.

Beam yang sedang menyuap nasi, hanya mengangguk.

"Well..." Forth melepas satu kancing atas bajunya. Dan--

Tangan Beam bergerak secepat kilat menghentikan, sebelum Forth mencapai kancing kedua.

"Oh... Paham gue." Kit mengangguk.

"Lagian, masa kamu lupa sih..." Forth sempat mencubit pipi Beam yang masih penuh makanan sebelum calon dokter itu duduk.

"Ya... Gue pikir tiga hari udah bisa ngilangin itu." Ucap Beam pelan, melanjutkan makan.

Beam sempat melirik beberapa kali ke arah leher Forth, memastikan bekas merah keunguan itu tidak terlihat.

.
.
.
End
.
.
.
Pokoknya terima kasih sudah membaca

Daily DairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang