bickering

2.7K 261 18
                                    

Beam tidak cerewet. Ia malah cenderung cuek. Jadi, kalau ada perdebatan terdengar, itu pasti sudah level 'kebangetan'.

Beam malas berdebat, khususnya dengan Forth. Malas betulan, seperti saat itu, ketika Forth datang dengan memar di bibir.

"...kan gue udah bilang, nggak usah ikutan berantem nggak jelas begitu." Ucapnya mengambil kotak obat di lemari.

"Nggak berantem, aku bantuin temen." Bantah Forth sudah duduk di ranjang, tanpa disuruh.

Beam duduk di depan Forth dengan wajah kesal "Namanya apa kalo bukan berantem? Rapat proker?"

"Belain temen yang digebukin sih..."

"Sama aja." Beam asal membersihkan luka di bibir pacarnya "Seriously, i don't know the point of solving the problem with your fist."

"Belain temen...aduh." Benar kan, bibir Forth makin perih.

"No. You just make excuse about it. Udah termasuk hobby, berantem..."

"Nggak lah..." Forth masih meringis.

"Apaan, liat aja kalo nanti luka gini--"

CUP

Ucapan Beam terpotong oleh bibir Forth sekilas.

Beam langsung mendorong Forth. "Jangan motong omongan orang!" Ia mengusap bibir, rasanya pahit antiseptik. Sama sekali tidak enak.

"Ya dibilangin nggak percaya." Forth menggedik bahu santai.

"Gue serius, nggak akan mau--"

CUP

Ciuman sekilas lagi.

"Forth! Gue--"

CUP

"Sekali lagi lu--"

CUP

Kotak kasa dilempar tepat mengenai bibir yang luka itu.

"Aduh!"

"Syukurin! Kebiasaan sih!"
.
.
.
End
.
.
.
Selamat nostalgia eps 12

Daily DairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang