[ 1 ]: Memories

6.1K 540 39
                                    

Memories are dangerous things. You turn them over and over, until you know every touch and corner, but still you’ll find an edge to cut you

Cahaya terang nan menyilaukan itu adalah hal yang pertama kali di dapati oleh sosok manis yang beberapa menit sebelumnya terbaring lemah di atas ranjang asing untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya terang nan menyilaukan itu adalah hal yang pertama kali di dapati oleh sosok manis yang beberapa menit sebelumnya terbaring lemah di atas ranjang asing untuknya. Kepalanya berdengung sakit dan menimbulkan rasa tak nyaman, ia mengerjapkan kedua kelopaknya beberapa kali, mengamati setiap penjuru ruang asing yang dominan dengan warna putih memenuhi Indra pengelihatannya.

Ia melihat ada sosok asing, tak hanya satu tetapi dua yang kini menatapnya dengan raut berbeda, pria dewasa di samping anak laki-laki mungil yang menatapnya dengan tersenyum senang itu, justru menampilkan raut berbeda, seolah ia tengah sedih, seolah ia tengah menahan kecewa, tetapi sungguh pria manis tadi tak tahu apa yang terjadi.

"K-kalian … siapa?"

"Papa.…" Suara anak laki-laki memenuhi indranya, sosok mungil itu menggenggam tangannya erat, membuat sedikit hatinya menghangat.

"Papa?" Ucap pria manis tadi menirukan ucapan sosok anak tadi.

"Kau tak ingat kami?"

Kini akhirnya pria di samping anak tadi bersuara untuk pertama kalinya, pria tersebut menatapnya dengan tidak percaya, seolah ia sudah melakukan kesalahan, tetapi tunggu dulu apa kesalahannya?

Ia bahkan mencoba mengingat hal lain. Namun, tidak bisa. Ini membuat pria manis itu seketika bingung dengan apa yang terjadi. Siapa dirinya dan bagaimana bisa sampai di tempat ini bersama kedua orang tersebut.

Pria manis tadi menggelengkan kepalanya, "Aku siapa?" Tanyanya dengan bingung.

"Papa." Tanpa menunggu Ayahnya menjawab Rieyu sudah menyelanya terlebih dulu, "Daddy, katakan sesuatu. Papa tidak mengingat Rieyu." Tangan anak tersebut menarik-narik pakaian Ayahnya.

"Krist, namamu Krist. Kau tidak ingat?"

Gelengan pelan pria itu keluarkan, "Tidak." Pria manis itu menatap sosok kecil yang menatapnya dengan sendu, kedua maniknya di penuhi air mata, tak tahu mengapa membuatnya menjadi sedikit sedih, "dia siapa?"

"Ini Rieyu, anak Papa. Apa Papa tidak mengingatku dan Baby Kei?"

Lagi-lagi hanya gelengan pelan yang di keluarkan oleh pria manis tersebut, "Apa dia anakku?" Singto menganggukkan kepalanya, "lalu kau siapa?"

Bibir Singto bungkam ketika sosok itu bertanya. Siapa ia untuk sosok itu? Singto tak tahu. Ia tak mau mengingat masa lalu yang menyakitkan, tetapi ia harus apa sekarang? Haruskah dirinya jujur atau justru mengatakan kebohongan sekarang?

"Ini Daddy, apa Papa tidak ingat Daddy juga?"

"Tunggu," sosok manis itu memegangi keningnya sendiri merasa pusing dengan hal ini, "jika dia anakku dan kau Daddynya, apa kita pernah menikah?"

The Shades Of Gray [ Peraya ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang