Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Yohan sudah menggerutu sepanjang jalan. Mendengus kesal dan berdeham agar pemuda yang berjalan didepannya ini setidaknya mengindahkan kodenya.
Ini sudah setengah jam sejak keluarnya mereka dari hotel itu. Tapi, selama itu pula Yohan tidak dibiarkan tahu, kemana mereka akan pergi.
"Yak!" pekik Yohan keras.
Saat Seungyoun tiba-tiba berbalik dan membuat Yohan ikut berhenti mendadak. Hampir saja, ia menabrak pemuda itu.
Sialan.
Ugh.
"Kenapa berbalik sembarangan?"
"Tidak ada alasan khusus. Hanya ingin berbalik, dan melihat kebelakang."
Yohan berdecak keras, merasa sangat kesal dengan jawaban tidak masuk akan Seungyoun itu. "Memangnya harus?"
"Iya, aku bosan melihat kearah depan."
GIla.
Yohan sudah mengumpat ribuan kali untuk manusia didepannya ini. benar benar tidak punya otak. "Kau juga, kenapa berjalan dibelakangku?"
"Tidak ada alasan khusus. Hanya ingin berjalan dibelakangmu."
"Memangnya harus."
"Iya, aku tidak mau berjalan disampingmu."
Benar benar tidak punya adab. Manusia satu ini.
Inilah kenapa kita tidak bisa membiarkan dua orang bodoh bicara satu sama lain.
Seungyoun kembali membalikkan badannya. Sudah malas menatap wajah tidak tahu diri Yohan. tAPI, niatnya untuk kembali melangkah lebih dulu dicegah oleh pemuda itu.
"Apa lagi?"
"Kita mau kemana?"
"Aku lelah, dan dari tadi kita hanya berjalan tidak tentu arah." Kesal Yohan.
Seungyoun hanya menggendikkan bahunya. "Tidak tahu."
Sialan.
Yang benar saja, Yohan sudah mengikuti Seungyoun sejauh ini. Tapi pemuda itu bahkan tidak tahu kemana tujuan langkahnya itu.
"Kau serius?"
Seungyoun mengangguk dengan santainya, seolah tidak merasa bersalah sudah membuat Yohan berjalan jauh.
"Kau gila?"
"Aku serius, aku memang tidak tahu mau kemana. Lagipula, kenapa kau tidak berpikir juga. Otakku sudah lama berhenti bekerja. Jadi agak susah untuk berpikir."
