HURT

42 2 0
                                    

Apa yang lebih membahagiakan dari keharmonisan sebuah keluarga?

-Natasha Arecia

🍀🍀🍀

Happy Reading💕

"ABANGGGGGGGG," teriakan yang disertai dengan gedoran pintu itu membuat suasana pagi menjadi ricuh.

Seorang gadis yang sudah lengkap dengan seragam putih abunya, sedang berkacak pinggang didepan pintu kamar kakaknya sembari mengerucutkan bibirnya sebal.

"Kenapa sih dek, pagi-pagi kok udah teriak?" tanya sang bunda.

"Abang nih bun, nggak bangun-bangun. Emang nggak sekolah apa, nanti Nata telat bun." adu sang gadis.

"Yaudah biar bunda aja yang bangunin abang." ucap sang bunda.

"Kamu kebawah sarapan dulu sana sama ayah," lanjut bundanya.

Dengan kaki yang dihentakkan kesal, gadis itu pun menuruti perintah sang bunda tersayang.

Sesampainya diruang makan, sang gadis itu pun langsung duduk dibangkunya dengan muka yang masih ditekuk kesal.

"Kenapa dek, masih pagi kok mukanya udah cemberut gitu?" tanya ayahnya.

"Abang tuh Yah, nyebelin banget. Kalau Nata telat gimana," adu gadis itu yang bernama Natasha.

"Kamu kayak nggak tau kelakuan abang mu itu." ucap sang ayah.

Nata yang mendengar ucapan ayahnya pun semakin kesal, bahkan kini Nata melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya.

Sang ayah pun hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah manja putri bungsunya.

Tak lama kemudian terdengar derap langkah yang mendekat, sedangkan Nata sama sekali tak menghiraukannya.

Axel pun turun dari menuju ruang makan lengkap dengan seragam putih abunya.

Memang usia Axel dan Nata terpaut 2 tahun, dan Nata yang masuk sekolah dengan usia yang masih muda.

Sesampainya diruang makan, Axel melihat adiknya yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Dan dengan isengnya, Axel mengacak rambut adiknya yang membuat sang empunya berteriak kesal.

"AXELIO REVANDOOOOOOO," teriak Nata dengan suara cemprengnya.

"Abang, jangan gangguin adiknya," tegur Farah yang sudah duduk disamping Setya.

"Enggak gangguin kok bun," balas Axel sembari nyengir.

Sedangkan Nata sibuk merapikan rambutnya dengan wajah masamnya.

"Sarapan dek, jangan cemberut terus." ucap Setya saat melihat Nata cemberut.

Tanpa basa-basi, Nata langsung melahap sarapannya tanpa menghiraukan  kakaknya yang terus merengek meminta maaf.

"Bang," tegur Setya yang seketika membuat Axel bungkam.

"Adek berangkat bareng ayah atau sama abang?" tanya Farah saat sarapan telah usai.

"Bareng abang aja bun, kasian ayah kalau bolak-balik." balas Nata yang membuat Farah dan Setya tersenyum.

Dibalik sifat manja dan menyebalkan Nata. Nata adalah sosok dewasa yang penuh pengertian.

"Abang, jagain adeknya." nasihat Setya yang dibalas anggukan oleh Axel.

Tak lama kemudian, Nata pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada sang ayah dan bunda.

"Yah, Bun Nata berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum," pamit Nata sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya bergantian dan diikuti Axel.

"Waalalaikumsalam sayang." balas Farah dan Setya serentak.

"Hati-hati dijalan, Abang jangan ngebut bawa motornya." pesan Farah yang dibalas acungan jempol oleh Axel.

Tak berselang lama, terdengar deru suara motor yang menjauhi perkarangan rumah.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang