HURT 02 [Sekolah Baru]

10 1 0
                                    

Hal yang paling menyebalkan menurutku adalah menjadi pusat perhatian.

-Natasha Arecia

🍀🍀🍀

Happy Reading💕

Membutuhkan waktu 25 menit untuk Nata sampai disekolah barunya.

Sesampainya di parkiran, Nata langsung turun dari motor kakaknya sembari merapikan rambutnya setelah menyerahkan helm kepada Axel.

Dan kedatangan Nata menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang berada disekitar tempat parkir.

Nata pun mendengus kesal karena dirinya menjadi pusat perhatian.

"Sebegitu menariknya gue, sampai pada ngeliatin kayak gitu." gerutu Nata yang masih bisa didengar oleh Axel.

"Udah biarin aja, emang murid disini pada gitu kalau ngeliat ada murid baru," ucap Axel yang dibalas anggukan oleh Nata.

"Senyum dong, masa dari tadi cemberut terus." goda Axel sembari menoel-noel pipi sang adik yang membuat sang empunya tersenyum manis.

"Nah gini kan tambah cantik." goda Axel lagi sembari mengacak puncak kepala Nata dengan penuh kasih sayang.

"Bang temenin gue ke kantor kepala sekolah ya." pinta Nata dengan memasang senyum manisnya yang membuat Axel terkekeh.

"Apa sih yang enggak buat kesayangannya abang." balas Axel lembut.

Axel pun segera menggandeng tangan Nata dengan lembut menuju kantor kepala sekolah. Sepanjang perjalanan menuju kantor kepala sekolah tak henti-hentinya Nata menjadi pusat perhatian yang membuat dirinya merasa risih.

Axel yang sadar jika adiknya merasa risih pun, membisikkan kata-kata untuk menenangkan adiknya.

"Udah biarin aja, anggep aja kamu nggak liat." bisik Axel yang dibalas anggukan oleh Nata.

•°•HURT•°•

Sesampainya diruang kepala sekolah, Nata menyampaikan tujuannya. Setelah itu Nata diberitahu bahwa dirinya berada dikelas XI-MIPA 3.

"Mau abang anterin atau lo mau cari sendiri?" tawar Axel saat mereka berdua sudah keluar dari ruang kepala sekolah.

"Gue bisa cari sendiri kok, abang balik ke kelas aja. Udah bel masuk juga kan." balas Nata.

"Yaudah abang duluan, lo hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung kabari abang." ucap Axel sembari mengusap puncak kepala Nata dan berlalu menuju kelasnya.


Setelah beberapa saat berkeliling mencari kelasnya, akhirnya Nata bisa bernafas lega saat sudah menemukan kelasnya.

Setelah mengatur nafasnya yang sedikit terengah karena lelah berkeliling, Nata pun mengetuk pintu kelasnya.

Tok tok tok

Tak berselang lama setelah Nata mengetuk pintu, pintu pun terbuka menampilkan sosok wanita paruhbaya yang sedang tersenyum menatapnya.

"Kamu Natasha anak pindahan itu?" tanya wanita paruhbaya itu dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Iya bu," balas Nata sembari tersenyum.

"Perkenalkan nama ibu Sari," ucap wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Yaudah ayo masuk, perekenalkan nama kamu," ajak bu Sari.

Nata pun mengikuti langkah bu Sari yang memasuki kelas. Kelas yang tadinya gaduh, kini kelas pun semakin gaduh karena kehadiran Nata.

"Anak-anak tolong minta waktunya sebentar, kalian kedatangan teman baru." intruksi bu Sari yang seketika suasana menjadi hening.

Setelah keadaan hening, Nata pun memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi teman-teman." sapa Nata sembari tersenyum.

"Pagi jugaaaaa." balas teman sekelasnya.

"Perkenalkan nama saya Natasha Arecia, bisa dipanggil Nata. Saya pindahan dari Surabaya. Salam kenal semua." Nata mengakhiri perkenalannya dengan senyum manisnya.

"Yaudah Nata kamu bisa duduk disamping Syila." ucap Bu Sari.

Syila yang merasa namanya dipanggil pun mengangkat tangannya, Nata yang melihat hal itu pun langsung berjalan menuju bangkunya setelah berpamitan dengan bu Sari.

Sesampainya dibangkunya, Nata pun segera meletakkan tasnya dikursi dan segera mendudukkan dirinya.

"Hallo kenalin, nama gue Asyilla Maharani." ucap Syilla sembari mengulurkan tangannya ke arah Nata.

Nata pun dengan senang hati menyambut uluran tangan Syilla sembari memperkenalkan dirinya kembali.

"Hai nama gue Natasha Arecia, biasa dipanggil Nata." ucap Nata.

"Oke Nat, salam kenal ya. Semoga kita bisa jadi teman baik." ucap Syilla sembari terkekeh.

"So pasti." balas Nata sembari tersenyum.

Akhirnya pun semua siswa kelas XI-MIPA 3 kembali fokus dengan pelajaran yang sedang berlangsung.

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang