Bunyi bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu. Dan sekarang semua murid sudah berada pada tempat duduknya masing-masing. Tentu saja rutinitas kebisingan sebelum guru masuk selalu terjadi. Ada yang bergosip, bernyanyi, berlarian, dan masih banyak lagi.
Namun berbeda dengan Dion. Dia yang di kenal sebagai playboy tingkat atas kini hanya diam di kursinya sambil menatapi kursi kosong yang tidak jauh dari tempatnya. Biasanya dia berisik, selalu berada di tengah-tengah kerumunan untuk menambah popularitasnya yang sudah menyambangi sosok Aznan yang menduduki posisi pertama sebagai siswa yang populer di sekolah. Dan tentu saja, mereka di satukan di kelas yang sama.
"Woi, Yon. Tumben lu anteng. Biasanya juga ngacir nyari gebetan baru." ujar seseorang yang bernama Wanda. Dia baru saja datang dan menghampiri Dion setelah dirinya menyadari kalau temannya itu terlihat diam dengan senyum gaje terukir di wajahnya.
"Berisik lu ah. Sono-sono, gue lagi nungguin Aqila nih. Gue lagi ngasih surprise sama dia." ujar Dion, sambil tangannya mengusir Wanda agar menjauh dari pandangannya yang masih setia menatapi kursi kosong itu.
Wanda paham, ia menggeser tubuhnya dan memilih untuk mengambil tempat duduk yang berada di samping Dion. Dirinya memasang wajah bertanya lalu mencolek bahu Dion sambil bertanya.
"Lu mau gebet Aqila? Bukannya lo bilang dia bukan tipe lo ya?" ujarnya
Dion tanpa menoleh menjawab. "Itu kan dulu. Setelah gue sadari, ternyata dia cantik juga. Dan gue nggak ngegebet dia. Tapi dia bakal jadi pacar gue sebentar lagi. Gue ngasih surat cinta di lacinya, dan setelah dia baca. Dia pasti bakal nerima gue dan tersenyum bahagia kayak cewek-cewek yang biasa gue tembak." jelas Dion.
Wanda ingin muntah sebenarnya mendengar pernyataan yang Dion ucapkan. Tapi itu benar adanya, setiap wanita yang di tembak oleh Dion pasti selalu dengan cepat menerimanya, padahal mereka sendiri sudah tau kalo Dion adalah seorang playboy yang siap untuk meninggalkan dan menyakiti mereka kapanpun yang Dion mau. Terkadang Wanda berpikir, ternyata di dunia ini banyak sekali wanita bodoh yang mau saja di tipu wajah tampan yang di miliki Dion.
Mereka bisa saja memilih cowok setia seperti dirinya daripada playboy seperti Dion. Tapi sudahlah, yang tulus akan kalah dengan fisik yang berada di atas rata-rata. Apalagi kalau mereka berduit. Tamatlah sudah cowok-cowok yang bernasib sama dengan dirinya. Jelek dan bokek.
"Pak Arpan dateng woy!" teriak salah satu murid di kelas.
Semuanya langsung heboh. Suara meja dan kursi yang berbenturan menghiasi seisi kelas karena mereka yang sibuk untuk kembali ke tempat duduk mereka masing-masing sebelum guru yang di sebutkan tadi memasuki kelas dan memarahi mereka karena tidak patuh dan disiplin.
Dalam waktu satu menit, seisi kelas langsung hening bersamaan dengan datangnya Pak Arpan sang wali kelas yang tersenyum hangat kepada murid-muridnya di susul dengan ucapan selamat pagi yang di balas oleh seisi kelas kecuali Dion.
Dirinya menatap bingung ke arah kursi yang kini sudah diisi dengan murid yang jauh dari harapannya. Di sana bukanlah cewek yang ia harapkan duduk di kursi itu. Apalagi jenis kelamin yang di ketahui sama dengan dirinya, membuatnya seketika panik saat cowok tersebut meraba laci meja dan menemukan surat cinta yang ia buat untuk seorang cewek yang ternyata duduk di bagian belakang bersama Wanda temannya.
Ia melotot tajam. Ia sudah berkeringat dingin menatap cowok itu yang kini sudah membuka surat cinta buatannya. Beberapa detik kemudian cowok yang menerima surat itu menoleh kebelakang mencari sang penulis surat cinta yang dia baca barusan. Dan saat matanya bertemu dengan mata Dion, senyuman miring penuh arti ia tunjukkan kepada Dion. Setelahnya dia kembali menghadap ke depan memperhatikan sang guru yang mulai mengabsen satu-persatu murid kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Meet Badboy [END]
Teen FictionDion Fergian seorang Playboy kelas kakap yang kini harus menerima karam begitu dirinya telah salah memilih korban untuk disakitinya. Ia sudah mempermainkan hati Adik dari Aznan Syahrizal seorang Badboy yang terkenal akan kenakalan dan kekuasaannya d...