Aznan membuka kedua matanya begitu dirinya merasakan keheningan di sekitarnya yang mana sebelumnya ia masih mendengarkan kebisingan kelas beberapa saat yang lalu.
Ia memperbaiki posisinya lalu menoleh kesamping kiri untuk mencari sosok Dion-pacarnya-yang sudah hampir seminggu ini duduk bersama-sama di kelas. Dan ya, disana hanya ada kursi kosong yang di isi dengan tas Dion yang masih di letakkan di kursi tersebut. Setelahnya Aznan pun menoleh ke sekitarnya, dan kini dia sadar kalau kelas ini sedang kosong dengan tanpa adanya satu murid pun yang ada di sini. Hanya dirinya dan tas-tas dengan posisi yang sama seperti tas milik Dion lah yang mengisi ruangan kelas ini.
Berbagai pertanyaan pun muncul di otak Aznan. Ia berpikir sejenak untuk mengingat pelajaran apa yang terakhir kali ia perhatikan dan juga pelajaran apa yang saat ini sedang terjadi. Namun nihil. Aznan tidak ingat mata pelajaran apapun hari ini. Sejujurnya, ia tidak pernah memperhatikan pelajarannya. Biasanya pun Aznan sering membolos sekolah. Namun entahlah, akhir-akhir ini dirinya bersemangat untuk datang kesekolah setelah dirinya duduk bersama dan selalu berduaan bersama Dion.
Mata Aznan kembali beralih ke arah tas Dion yang kini ia sadari kalau tas tersebut terbuka lebar dan memperlihatkan beberapa buku yang Dion bawa di dalam tas itu. Melihatnya membuat Aznan menggelengkan kepalanya pelan lalu meraih tas tersebut bermaksud untuk menutupnya kembali. Namun sebelum hal itu terjadi, ia tidak sengaja melihat benda persegi panjang yang biasa di sebut juga dengan sebutan dompet itu di dalam tas Dion.
Rasa penasaran pun menghampiri hati Aznan. Ia segera meraih dompet tersebut dan memperhatikan bentuk dan juga warna dari dompet milik Dion. Selera dompetnya lumayan juga, bagus dan terlihat keren. Namun berbeda dengan isinya yang sangat tidak kontras dengan tampilan dompetnya.
Aznan yang penasaran segera membuka isi dompet itu dan hanya menemukan uang selembar dua ribuan, dan selembar uang seribu. Mengetahuinya, membuat Aznan tersenyum miris lalu segera beralih untuk melihat isi dompet lainnya yang terdapat kartu pelajar, BPJS, dan terakhir foto Dion bersama Bundanya.
Aznan menatap lekat foto tersebut dan memperhatikan ekspresi Dion disana yang terlihat sangat bahagia dengan senyuman lebar hingga menimbulkan lesung pipi di bagian pipi kanannya. Melihat itu membuat perasaan Aznan hangat. Ia tersenyum tipis sambil mengelus foto tersebut lembut. Setelahnya, ia pun meletakkan dompet milik Dion di atas mejanya lalu kemudian Aznan merogoh sakunya dan mengambil dompet miliknya sendiri.
Ia membuka dompet tersebut dan mengambil 3 lembar uang kertas berwarna merah lalu setelahnya Aznan menaruh kembali dompet tersebut ke dalam sakunya. Setelah itu, Aznan kembali meraih dompet Dion di atas meja dan membukanya lebar. Lalu ia memasukkan uang kertas 3 lembar tersebut ke dalam sana, menemani 2 lembar uang yang memang sudah ada, dan kini isi di dalam dompet Dion sudah terisi 5 lembar uang yang tersusun rapi dengan nominal yang lebih besar. Aznan tersenyum tipis, lalu kembali mengelus foto yang terdapat di dompet tersebut dengan perasaan yang hangat.
Suara langkah kaki dari arah luar kelas membuat Aznan tersadar dan segera meletakkan dompet milik Dion ke dalam tas. Lalu dengan cepat ia menutup tas tersebut seperti niatnya di awal tadi. Setelahnya Aznan pun menaruh tas Dion ke kursi sang empunya dan bertingkah seperti ia tidak melakukan apapun saat satu orang mulai masuk ke dalam kelas yang di susul dengan murid lainnya, begitu juga dengan Dion yang masuk dalam keadaan tertawa bersama Wanda saat berjalan mendekat ke arahnya.
"Darimana aja?" tanya Aznan begitu Dion sudah berada di depannya, sementara Wanda memisahkan dirinya ke kursi miliknya sendiri.
Dion tidak langsung menjawab. Ia meminta Aznan agar bergeser sedikit supaya dirinya bisa masuk dan duduk di kursi miliknya. Setelahnya, ia pun sedikit berputar agar dirinya bisa duduk menghadap Aznan yang saat ini juga tengah memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Meet Badboy [END]
Ficção AdolescenteDion Fergian seorang Playboy kelas kakap yang kini harus menerima karam begitu dirinya telah salah memilih korban untuk disakitinya. Ia sudah mempermainkan hati Adik dari Aznan Syahrizal seorang Badboy yang terkenal akan kenakalan dan kekuasaannya d...