10. Bimbang

20.7K 2.2K 292
                                    

Dion segera mencium gadis yang sudah beberapa menit menunggunya di dalam toilet itu. Ia melumat bibir yang seharusnya terasa manis dan lembut tersebut. Kedua tangan gadis itu pun memegang wajahnya untuk memperdalam ciuman mereka, sementara Dion memegang pinggang gadis tersebut dengan perasaan ragu.

Hambar.

Itu yang Dion rasakan saat ciuman itu berlangsung beberapa detik. Ia tidak merasakan perasaan gairah ataupun ingin memperdalam ciuman itu. Berbeda dengan saat dirinya berciuman bersama Aznan. Sensasi yang ia rasakan benar-benar menyenangkan. Perutnya terasa tergelitik dengan jantung yang berdetak kencang.

Dion sesegera mungkin melenyapkan ingatannya tentang ciuman bersama Aznan. Ia tidak boleh lengah. Saat ini ia sedang berciuman dengan seorang wanita, dan sebelum dirinya bersama Aznan ia sudah sering melakukan hal ini. Jadi ia pasti bisa melupakan seorang Aznan yang berhasil membuatnya lemah beberapa hari belakangan. Dan mulai hari ini ia harus kembali seperti Dion sebelumnya. Menjadi playboy yang memiliki banyak mantan.

Namun baru saja Dion ingin memfokuskan mencium lawannya dan berniat memperdalam ciuman yang ia lakukan agar bisa melenyapkan ingatannya tentang Aznan seketika sirna begitu ciumannya terlepas secara tiba-tiba karena kekuatan besar membuatnya langsung terkesiap dengan mata membesar menatap siapa yang sudah mengganggunya. Dan saat matanya bertemu dengan mata Aznan. Jantungnya berdegup kencang dan entah bagaimana bisa perasaan bersalah menyelimuti hatinya. Tapi sekelebat ingatan tentang pembicaraannya bersama Aznan di bawah pohon, membuat Dion sadar dan segera mengubah pandangan kagetnya menjadi datar yang terkesan tidak perduli.

Berbeda dengan Aznan yang sudah dirundung emosi dan aura marah yang berapi-api di tubuhnya. Dirinya sadar kalau Dion menganggap apa yang sudah ia perbuat adalah bukan apa-apa makanya Dion menatapnya datar dan tidak perduli padanya.

"BANGSAT!" teriak Aznan penuh dengan amarah. Satu pukulan melayang tepat di wajah Dion yang tidak sempat menghindar.

Pukulan itu sangat kuat hingga berhasil membuat Dion terhuyung mundur dan berakhir dengan jatuh ke lantai kamar mandi. Gadis yang menyaksikan itu menjerit kencang, lalu detik berikutnya ia keluar kamar mandi berniat untuk meminta pertolongan karena sedang ada perkelahian di sana.

Dion terdiam sebentar merasakan sakit di wajahnya karena pukulan keras milik Aznan. Ia menyentuh sudut bibirnya dan bisa merasakan cairan kental yang keluar dari sana. Rasanya sangat sakit, namun Dion masih bisa menahannya. Bahkan Dion masih bisa berdiri kembali dan dengan dirinya yang ikut terbawa emosi, ia pun turut mengepalkan tangannya untuk membalas pukulan Aznan yang ia terima tadi.

Dion sudah mengerahkan seluruh kekuatannya untuk memukul wajah Aznan dengan kuat. Namun kekuatannya tidak sekuat Aznan sehingga tidak menyebabkan Aznan terhuyung apalagi sampai terjatuh. Aznan hanya merasakan pukulan itu seperti tamparan seorang wanita yang pernah ia rasakan sesekali.

Aznan menyentuh pipinya sambil menatap Dion yang matanya memerah penuh amarah. Cairan kental yang ada di sudut bibir Dion pun tak luput dari penglihatannya. Namun rasa kasihan tetap kalah dari emosinya yang melihat Dion bersama gadis yang entah ada dimana sekarang.

Aznan mengulurkan satu tangannya untuk meraih kerah baju Dion lalu ia menarik kerah tersebut dan menyebabkan Dion menuruti kemana pun Aznan membawanya. Namun Aznan tidak membawa Dion kemana pun. Ia hanya merubah posisinya dan membuat Dion terhimpit di antara dinding dan dirinya.

"Jelasin apa maksud dari lo ngelakuin itu tadi." ucap Aznan penuh dengan nada tertahan akibat rasa marahnya yang masih ada.

Dion enggan menjawab. Ia membuang wajahnya tidak ingin menatap Aznan yang menuntut jawaban darinya.

"JAWAB!" bentak Aznan.

"Bukan urusan lo." jawab Dion pelan tanpa menoleh.

"SIALAN!" marah Aznan, lalu pukulan kuat kembali mengenai wajah Dion. Dan kali ini Dion tidak berniat untuk membalas lagi. Ia menganggap ini adalah bayaran atas rasa bersalahnya yang sempat ia rasakan tadi.

Playboy Meet Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang