14. Pernyataan (2)

33.6K 2K 728
                                    

Ciuman panas kembali Aznan lakukan setelah dirinya berhasil melepaskan baju Dion yang kini sedang berada di pangkuannya. Ia mencium bibir Dion dengan tidak sabaran, sedangkan tangannya terus meraba tubuh Dion yang tanpa pakaian itu.

Sementara Dion sendiri hanya mengikuti apa yang Aznan lakukan dan membalas ciuman Aznan yang kian ganas seiring panasnya suasana karena nafsu yang mengalir dalam diri keduanya. Namun tidak ingin kalah oleh Aznan, Dion pun turut melucuti satu persatu kancing kemeja yang di kenakan Aznan hingga akhirnya sudah terbuka semua dan kini keadaan mereka jadi sama.

Aznan menarik lalu menekan tubuh Dion berniat agar tubuhnya dan tubuh Dion menempel yang tentu saja menimbulkan efek berbeda dari sekedar ciuman yang mereka lakukan, apalagi saat Dion mulai menggesekkan tubuhnya pada tubuh Aznan, membuat Aznan bertambah keras seiring dengan ciuman mereka yang bertambah dalam.

Dion kembali berinisiatif untuk membuka mulutnya dan membiarkan lidah Aznan mengarungi dalam mulutnya hingga akhirnya lidah keduanya bertemu dan saling menjilat satu sama lain. Namun sayangnya hal itu tidak berlangsung lama, karena Aznan kembali membenarkan posisi ciuman mereka dan menjauhkan sedikit tubuh Dion agar dirinya bisa dengan mudah membuka kancing celana yang Dion kenakan sementara bibirnya terus berciuman hingga nafas keduanya mulai menipis dan dengan terpaksa melepaskan ciuman itu untuk mengambil nafas yang banyak.

Dion tersenyum penuh arti saat Aznan berhasil membuka celananya dan dengan antusias membantu kekasihnya itu agar lebih cepat terbuka dan kini dirinya hanya mengenakan celana dalam yang terlihat jelas benda yang menonjol di bagian tengah selangkangannya.

Entah pikiran darimana semua ini berasal. Yang jelas Dion menuruti otaknya untuk melakukan hal-hal seperti ini. Padahal sebelumnya Dion tidak pernah berbuat intim seperti ini dengan orang lain. Selama ia memiliki pacar ia hanya sempat berciuman saja, karena selain takut berhubungan intim. Dion pun tidak merasakan birahi yang besar saat berduaan saja.

Berbeda dengan dirinya jika berhadapan dengan Aznan. Perasaan nyaman, hangat, sekaligus panas yang membakar tubuhnya membuatnya selalu merasakan nafsu yang tertahan. Walaupun baru akhir-akhir Dion menyadarinya, tapi itu tidak menutup kemungkinan kan kalau Dion memang menginginkan sesuatu yang seperti ini? Bercumbu dengan Aznan dan memecahkan keperjakaannya untuk pertama kali.

Dion ingin kembali ke pangkuan Aznan setelah Aznan berhasil melucuti celana dalamnya yang kini menyebabkan dirinya seratus persen tanpa busana. Namun hal itu segera Aznan batalkan karena dorongan kuat yang Aznan lakukan membuat Dion terbaring pasrah dengan tubuh Aznan yang mulai merangkak mendekat untuk berada di posisi atas tubuh Dion.

"Aku sayang sama kamu, Yonh" ucap Aznan dengan suara tertahan yang lalu setelahnya mencium bibir Dion lama.

Dion memegang kepala Aznan dengan kedua tangannya, lalu melepaskan ciuman itu untuk mengatakan.

"Aku juga sayang sama kamu." balasnya yang bahkan tidak mereka sadari bahwa kata lo-gue sudah dirubah menjadi aku-kamu.

Aznan tersenyum bahagia dengan deretan gigi depannya yang terlihat dan keringat yang sudah memenuhi dahi, leher dan juga tubuhnya.

Setelah itu Aznan kembali melanjutkan aksinya untuk menciumi Dion yang dimulai dari dahinya, matanya, hidungnya, pipinya, dan berakhir lama di bibir Dion untuk melumatnya. Sekitar dua menit kemudian Aznan melepaskan lumatannya dan beralih ke telinga kanan Dion dan menjilatinya dengan penuh perasaan seakan-akan dirinya menjilat sesuatu yang nikmat namun sangat ia sayangi jika dihabiskan secara langsung.

"Sshh....geli, Nan." ucap Dion sambil menggerakkan kepalanya begitu Aznan mulai menjilati bagian lubang telinganya.

Mendengar itu, Aznan segera berhenti dan mengecup sebentar telinga tersebut sebelum akhirnya beralih ke leher Dion dan mulai menciumi seluruh area kulit leher Dion yang bisa dijangkaunya. Gigitan demi gigitan pun Dion rasakan saat Aznan bermain-main dengan lehernya, sedikit terasa sakit memang, namun itu tidak menutup kemungkinan kalau rasa nikmat lebih mendominasi begitu juga dengan ereksi pada penisnya yang bertambah kuat.

Playboy Meet Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang