Kalo ada typo kasih tau ya!
Langsung aja yuk"Dhara kuh!" laki-laki tepat di depannya memeluk erat tubuh mungil Andhara.
"Abang sengklek, gue nggak bisa napas," tutur Andhara sambil mencoba pelukan erat dari abangnya.
"Eh ya maap, Dhar. Abisnya abang kangen sama kamu," balasnya lalu menggandeng tangan Andhara.
"Eh ini mau kemana!"
Mereka menuruni satu persatu anak tangga dengan terburu buru, sampailah di ruang keluarga.
"Buset bawa banyak banget, oleh oleh ada?" mata Andhara berbinar binar.
"Ada nih," sambil menyodorkan sebungkus permen.
"Ini mah di indonesia ada," Andhara mulai merajuk.
"Lah emang siapa bilang itu dari Amerika?" wajah Rayan menunjukan seolah tidak mengerti dengan ucapan Andhara.
"Ya secara abang kan dari Amerika kasih kek oleh oleh."
"Iye iye, nih abang tadi bercanda," sambil memberikan sebungkus coklat dari genggamannya.
"Makasih!"
Andhara malah ngacir entah kemana, sekarang malahan Rayan merebahkan badannya di lantai.
"Rayan, ngapain kamu di situ?" ucap Rinda sambil membawa sebongkah pakaian.
"Lagi gabut nih mah," jawab Rayan santuy.
"Bangun!tadi pagi mamah baru pel," ucap Rinda dengan nada memerintah." Oh pantesan wangi pake apaan mah?" tanya Rayan mengalihkan topik.
"Rayan!"
*****
Benda pipih canggih yang berada di atas meja bergetar menandakan ada pesan masuk. Andhara beranjak dari kasurnya untuk mengambilnya lalu kembali merebahkan dirinya di kasur empuk berbalut bed cover.
Shana:
Dhar!
Dhara!
Andhara ih!
Andhara nabila Larasati!Andhara:
Ap?
Shana:
Jawabnya singkat,
Jelas,padat.
Andhara:
Knp Sha?
Shana:
Nggak papa,cuma gabut
Lagi rebahan nih.
Andhara:
Trs gue hrs apa?Andhara langsung keluar dari aplikasi chat tersebut kemudian mulai bermain game sampai makan malam tiba.
****
"Dhar, makan dulu papa sama mama udah nungguin!" teriak Rayan sambil menggedor pintu di depannya.
"Iya, Dhara nyusul!" balasnya sambil menegapkan tubuhnya lalu meregangkan otot ototnya, Andhara menuruni anak tangga dengan cepat.
Kursi yang berada di sebelah Rayan kosong, Andhara segera menariknya menimbulkan suara berderet.
Mereka semua mengambil piring dan secentong nasi yang kemudian menuangkannya ke atas piring, suara sendok mulai berdenting diiringi obrolan atau candaan hangat.
"Pah, di Amerika banyak bule loh, cantik cantik," suara deheman pelan lolos dari bibir Rinda.
"Rayan kamu ini!" tidak dapat di pungkiri bahwa Rayan sangat suka menggoda perempuan bule.
"Apa kabar sama pacar lo bang?" tanya Andhara dengan nada menyindir, tapi namanya Rayan tetap saja tidak peka.
"Oh iya," Rayan menepuk jidatnya pelan lalu mengaduh.
"Keysha gimana kabarnya ya?" Rayan berkata pelan.
"Mana gue tau, lo kan pacarnya!" ujar Andhara kesal.
****
Andhara harus bangun dari tidur nyenyaknya karena suara bising di luar kamar. Andhara mengecek jam bekernya. Pukul 05.30.
Andhara menyibakkan selimut tebalnya, berdiri tegak kemudian berjalan membuka gorden, terlihat langit masih gelap. Udara dingin menusuk tulang melalui celah celah ventilasi.
Ia menyelesaikan ritual mandinya selama lima belas menit kemudian merapikan rambutnya, ia bergegas turun sambil menenteng tas biru lautnya. Di ruang makan sudah di sambut dengan mamah dan abangnya.
"Papah tadi udah berangkat katanya ada urusan, nanti kamu di anter sama abangmu ya," ucap mama sambil menata piring dan sendok.
Beberapa saat kemudian makanan yang berada di piring mulai tandas, Andhara membantu membawanya ke belakang.
"Yuk, Dhar."
Rayan menyalakan motor kesayangannya, Rake katanya sih gabungan antara Rayan sama Kesha. Biar romantis.
Motor Rayan membelah jalanan kota Jakarta yang pagi ini sudah macet belum lagi polusi dari asap kendaraan membuat hawa di sekitar menjadi panas dan penuh debu. Rayan menambah laju kecepatannya ketika lampu hijau menyala.
Andhara melirik sekilas jam tangannya yang melekat di tangan kirinya, pukul 06.40. Ia bergegas masuk.
"Dhara, masuk dulu!" ucapnya setengah berteriak bahkan kini Andhara menjadi pusat perhatian di depan gerbang.
Lima menit lagi bel akan berbunyi tetapi ada sedikit murid yang masih berkeliaran entah di kantin atau sekedar mengobrol di depan kelas.
Andhara sampai di depan pintu coklat dengan napas putus putus.
"Untung lo nggak telat," kata Shana sambil meneguk minuman kemasannya.
"Iya nih," Andhara berjalan santai menuju bangkunya yang terletak di barisan ke dua lalu menggeletakan tasnya.
"Sha? Lo kenapa melamun," Shana mengerjapkan matanya seolah tersadar." Gue? Nggak papa kok," ia kemudian menggeleng.
****
Pendapat kalian tentang bab ini gimana?
oh iya sesi tanya jawab!#TimTidurPakeGuling
Atau
#TimPakeSelimut
Atau harus pake dua duanya?
~Segini dulu gess,jumpa hari kamis lagi!~
KAMU SEDANG MEMBACA
Andhara
Teen FictionAndhara yang baru saja di putuskan oleh pacarnya itu harus melawan berbagai macam rintangan untuk bisa move on. Leo yang sudah terlanjur memutuskannya merasa menyesal, hanya untuk mengetes Andhara saja. Tetapi keduanya masih saling menyukai, hubunga...