09 ◎ Menjauh

10 4 0
                                    

Udah pencet bintang di pojok kiri bawah?
Cus kuy!

"Elo?" Andhara membulatkan matanya melihat sosok di depannya.

"Iya," jawabnya." Ngapain lo masih ada di sini," timpalnya sambil bertanya.

"Anu, eh makasih ya, Val." Reval menggidikan bahunya tak acuh lalu berjalan menuju toilet.

***

06.12

Andhara sudah berada di kelasnya sambil menopang dagunya, ia sengaja berangkat lebih awal daripada hampir telat. Beberapa kali ia menguap dan menghilangkan rasa kantuknya dengan bermain handphone.

Semakin siang semakin banyak murid yang datang. Pandangan semua murid di kelasnya menuju Andhara yang sedang menopang dagu.

"Dasar nggak tau malu!" perempuan dengan rok di atas lutut itu menggebrak meja Andhara. Ia mengerutkan keningnya.

Sebelumnya Andhara tidak pernah mencari masalah dengan orang lain, bahkan di kelasnya ada yang Andhara tidak kenal.

"Ada apa ya?" jawab Andhara tenang.

"Halah belagu lo," ungkapnya." Nih lo liat ada foto lo sama bebep gue!" timpalnya dengan nada naik satu oktaf.

Di layar handphone milik dia tertampanglah foto ia saat di peluk Reval, padahal kemarin ia sedang terkena kejaran dari orang asing untunglah Reval menyelamatkannya.

Andhara melotot. Siapa yang memotonya padahal tempatnya tidak memungkinkan, memang gambarnya tidak terlalu jelas namun jika di lihat dari dekat jelas bisa melihat wajah Andhara.

Ia membisu tak mampu menjawabnya, memang kenyataannya begitu mau bagaimana lagi?

Andhara melihat Leo masuk dengan wajah datar dan dingin, seakan mau menguliti  siapa saja, pandangannya tajam seolah mau menusuk.

Gara-gara foto itu! Pasti sudah menyebar seantero sekolah bahkan Leo tak menyapanya lagi, menatapnya saja enggan. Andhara hanya diam sepanjang pelajaran fokus memperhatikan.

"Leo!" ucap Andhara. Namun Leo tak berbalik, tak menghiraukan suara yang memanggilnya.

Andhara harusnya senang tidak ada yang mengusik hidupnya lagi tapi rasanya aneh dan tak enak hidup seperti ini. Sepanjang jalan yang Andhara lewati banyak pasang mata yang melihatnya dengan tatapan sinis bahkan ada yang menggosip tentang dirinya secara terang terangan.

Tapi Andhara hanya menebalkan telinga saja berusaha tidak peduli. Ia membelokan arahnya menuju perpustakaan, mungkin ia bisa menenangkan pikirannya.

Ia memasang earphone dan menyetel musik dari benda pipih dan mulai membaca materi pelajaran.

***

Pulangnya Andhara berpapasan dengan Reval tetapi ia tidak sendiri melainkan bersama Ana yang sedang memegang lengan Reval, terlihat romantis.

"Lo harus sabar," ucapnya mengintrupsi. Anastasia di sebelahnya hanya tersenyum ada apa ini?

"Ini pacar gue," Reval mengedipkan sebelah matanya ke Anastasia.

"Kenalin aku Anastasia panggil Ana aja ya!" balasnya ramah.

"Bukannya lo pacarnya Leo?" Ana mengangguk lalu melengkungkan bibirnya.

"Dulu Leo playboy, banyak pacarnya," ungkapnya.

Satu fakta menarik yang membuat Andhara terkejut." Dan aku mantannya," timpalnya pelan.

"Keknya nggak enak deh, ngomongin orang disini," ungkap Reval tak enak karena banyak pasang menatap ke arahnya.

***
Pukul 17.00

Andhara sudah siap pergi ke cafe dekat rumahnya untuk membicarakan tentang Leo juga motivasi untuk Andhara?

Ia hanya memakai seadanya saja namun bisa tampil cantik. Rambut dibiarkan menjuntai, kaos lengan panjang dibalut cardigan abu-abu dengan celana jeans panjang. Ia juga hanya memakai lipbalm ia tampil sangat natural. Bekas lukanya sudah sedikit hilang.

"Bang,  Andhara mau pergi bentaran doang!" pekiknya saat sedang menaiki motor abang ojek.

***
Andhara sampai di depan pintu caffe dan membuka pintunya. Suasana di sini nampak sedikit ramai, beberapa pelayan mondar mandir mengantarkan pesanan.

"Dhar, sini!" teriak perempuan berasal dari pojok cafe. Andhara bergegas mendekati sumber, ia tak sabar mendengarkan cerita dari mereka yang notabene sudah dekat dengan Leo dari lama.

Andhara menempelkan bokongnya pada pantat kursi di sebelah Ana." Pesen dulu aja, Dhar," ucap Ana sambil membuka buku menu di depannya.

Andhara hanya membolak-balikan buku menu, jujur saja Ana ternyata orang yang sangat ramah dan sopan ia saja memakai bahasa aku-kamu. Tentu saja ia menilai dari covernya belum dari dalamnya.

"Dhar?" Andhara membuyarkan lamunannya dan mengerjapkan matanya perlahan." Oh gue mau coklat panas satu," balas Andhara.

Reval melambaikan tangan kanannya, memanggil pelayan yang berada di sebelah meja nomor 7.

"Mba mau coklat panas satu, sama kopi dua," perempuan bercelemek dan bertopi itu menganggukkan kepalanya sambil mencatat di buku kecil khusus.

"Jadi gimana?" tanya Andhara memulai perbincangan topik kali ini.

****

Iya iya maap deh di gantungin lagi,hehe abisnya asik gituu....

Kesan abis baca bab ini gimana?
Kalian suka sama siapa?
Andhara?
Shana?
Leo?
Reval?
Ana?
Raka?
Ato
Papa mama Andhara?
Komen ya!

See u hari kamiss dadah 💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AndharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang