Chapter 2

326 66 11
                                    

25 Desember 2018




"Lia... Buka jendelanya..."

Julia yang baru tertidur beberapa menit yang lalu harus terbangun karna mendengar suara bisikan yang terus memanggil namanya.

Cklek.

"Astaga!"

Julia kaget melihat Vernon yang entah sejak kapan sudah berdiri didepan jendela kamarnya. Tanpa permisi, Vernon langsung masuk ke kamar Julia.

Julia berniat ingin pergi saat ia tau Vernon perlahan mendekati dirinya. Tapi sayangnya Vernon sudah lebih dulu meraih tangan kanan Julia.

"Oppa, bisa tolong lepasin tanganku?" Pinta Julia.

"Stttt... Jangan berisik. Aku kesini cuma pengen ngajak kamu jalan-jalan." Ucap Vernon dengan tatapan teduhnya.

Siapa pun yang lihat dia seperti ini pasti akan luluh seketika, tak terkecuali Julia. Julia terpaku melihat tatapan itu, tatapan yang jarang ia lihat didunia maya nya.

Vernon, yang biasanya menunjukkan ekspresi "swag" nya, kali ini harus berubah demi seorang wanita yang notabene nya sebagai sahabat kecilnya.

"Oh iya, jangan panggil aku oppa. Panggil saja Vernon, aku akan lebih senang jika kau memanggilku begitu." Ucap Vernon mengingatkan.

Julia mengangguk.

"Ayo kita pergi, kajja!" Vernon yang terlihat senang menggandeng Julia keluar dari kamarnya lewat jendela yang ia lewati tadi.

Julia yang masih memakai pakaian tidurnya harus merasakan kedinginan karna ia lupa bahwa diluar sedang turun salju.

"Hmm... Vernon?" Panggil Julia hati-hati.

"Huh? Iya? Ada apa?"

"Sebelum kita turun, aku mau ambil sweaterku. Boleh?"

"Udah pakai punyaku saja, punyaku jauh lebih hangat." Vernon melepaskan sweater rainbow nya dan memasangkannya pada Lia.

Julia tentu tersenyum.

"Ayo kita turun."

Vernon memasangkan tali yang dipakainya tadi pada pinggangnya dan juga dipinggang Julia. Sudah merasa siap, Vernon menarik badan Julia kedalam dekapannya.

"Eh?" Ucap Julia canggung.

Vernon sengaja tak menghiraukan ucapan Julia. Vernon segera menarik talinya dan akhirnya mereka sampai dibawah kamar Julia.

"Kamu liat taman itu kan?" Vernon menunjuk taman belakang rumahnya yang sudah tertutupi salju.

"Hm."

Vernon dan Julia berjalan pelan menuju taman yang dimaksud. Disana, tak sedikit tumbuhan sudah berubah menjadi putih. Diujung taman terlihat pohon besar yang diatasnya terdapat rumah pohon berukuran sedang.

"Kita dulu sering main disini loh, inget gak?" Tanya Vernon.

Julia menggeleng.

"Jangan kan inget, aku aja baru kenal sama kamu. Maksud ku di dunia nyata, bukan didunia ilusi ku." Sahut Julia.

Tatapan Vernon berubah menjadi sendu. Vernon berusaha tetap tersenyum, tapi nyatanya dia tetap tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.

"Begitu ya? Berarti aku kali ya yang sering mimpiin kamu." Gumam Vernon yang tentu terdengar oleh Julia.

Vernon menaiki tangga kearah atas dan diikuti Julia dibelakangnya. Sesampainya disana, banyak kado-kado natal dan pohon natal kecil disudut ruangan yang menambah kesan natal rumah pohon tersebut.

Julia melihat dinding yang sudah ditempeli banyak foto-foto Polaroid yang dilingkari dengan lampu hias berwarna kuning.

Dan ya, lagi-lagi Julia terkejut dengan foto kecil dirinya ada dirumah pohon ini bersama 2 anak kecil. Julia tau betul itu pasti Vernon dan Sofia.

"Itu kamu, Lia." Ucap Vernon tiba-tiba.

Vernon sudah lama berdiri tepat dibelakang Julia. Vernon sengaja membiarkan Julia melihat-lihat pemandangan rumah pohon ini.

"Iya aku tau. Tapi kenapa ada kalian berdua?"

"Entah. Mungkin ini hanya dunia ilusi mu." Jawab Vernon sedikit ketus.

Vernon duduk dan merapikan kado-kado yang berantakan. Julia ikut membantu Vernon, tapi sama sekali tak ada respon dari pria kulit putih dan aneh ini.

Vernon membuka salah satu kado besar dan memberikannya pada Julia.

"Buat kamu."

Julia menerimanya dan membukanya. Boneka beruang berwarna putih, persis seperti yang ada dibuku diary nya.

"Wah lucu, terima kasih oppa."

Vernon kembali tersenyum.

"Menggemaskan." Ucap Vernon dan langsung mengacak rambut Julia.

Julia tersipu malu. Wajahnya sedikit memerah dan Vernon makin gemas dibuatnya.

"Tapi oppa, aku kan gak ngerayain Natal." Ucap Julia menundukan kepalanya.

"Iya, aku tau kok"

"Oppa tau darimana?"

"Sudahlah jangan dibahas lagi. Gini aja, kamu punya kado buat aku gak?"

Julia kaget. Dia bahkan gak ada pikiran buat ngasih kado natal ke Vernon.

"Maaf oppa, aku gak punya kado hehe."

"Ya sudah lain kali kasih aku kado ya?"

Julia mengangguk.

"Janji?" Vernon mengancungkan jari kelingkingnya.

Julia balas menautkan jari kelingkingnya ke jari mungil Vernon.

"Janji." Julia tersenyum.

"Akan aku tagih janji mu."

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Julia sudah tertidur sedari tadi dipundak Vernon sedangkan Vernon masih setia membaca buku novel romance miliknya.

"Vernon, boleh aku memelukmu? Hmm?"

Vernon menoleh kearah pundaknya. Apa barusan Julia mengajaknya bicara?

"Ahh~ Ternyata dia mengingau." Ucap Vernon dalam hati.

"Eh, apa tadi dia ingin aku memeluknya? Baiklah akan aku lakukan."

Tidak tidak. Vernon tidak punya pikiran seperti itu. Dia menggendong Julia tidur disofa kecil yang ada dirumah pohonnya.

Sekilas, Vernon memperhatikan Julia yang tertidur pulas. Vernon berusaha mengingat ingatan masa kecilnya,

Dimana dia dan Lia juga pernah tidur dirumah pohon ini karna Julia sedang marah pada Mama nya.

"Vernonie, kita tidur disini ya?"

"Gak bisa, nanti Bunda nyariin kamu."

"Ayolah, kau kan sahabatku. Bantu aku kali ini saja, oke?"

"Hm, baiklah. Aku bakal nemenin kamu disini."

"Yeaaa makasih Vernon~"

Lagi-lagi, Vernon tersenyum.

"Kau ini, masih saja seperti dulu. Dasar anak manja."

Vernon yang pada akhirnya juga menyerah, tertidur dengan posisi kepala disofa dan dengan posisi badan yang masih duduk dilantai.

"Aku merindukan dirimu yang dulu, Lia."


Tbc.
See you to next chapter❤

My Friend || Vernon Chwe✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang