Sepakat

15 2 0
                                    

"Karena hari Senin sudah UTS, besok kalian libur silahkan persiapkan UTS dengan sebaik-baiknya."

"YEYYYY LIBUR." Semua siswa bersorak kembali.

Semua siswa berhamburan, ada yang kembali ke kelas karena mungkin ada urusan atau entahlah itu, adayang belom ke kantin, ada yang ke sekret organisasinya, ada yang ke parkiran, ada juga yang masih berdiam diri di tengah lapangan. Yah itu aku.

"Nez, sini kumpul kantin yah. Ada yang mau gue omongin."

Siti memanggil dari kejauhan. Akupun menghampirinya namun entah apa yang akan ia bicarakan.

"Ayo nez ke kantin dulu, kita kumpul bareng yg lain buat ngomongin ke bandung. Keknya bakal kita majuin." Ucap Siti

Siti berjalan di depan ku, aku mengikuti Siti dari belakang. Setibanya di kantin ternyata sudah ada Reza, Bani, Rengga dan Ica.

Terlihat Ica yang sedang selfie sambil bersandar di bahu Reza. Reza yang cuek tidak menghiraukan ajakan Ica untuk selfie dengannya. Ketika melihat aku datang, Reza langsung berdiri sehingga membuat Ica jatuh.

"Duh Reza, jahat banget si kamu."

Semua orang yang berada di kantin tertawa melihat Ica jatuh.

"Za, tolongin." Pinta Ica sambil menjulurkan tangan ke arah Reza, namun Reza menolak dan malah pindah duduk di sebelahku.

"Ih Reza NYEBELIIIN." Teriak Ica.

"Bodo, siapa suruh nyender2 di bahu gue."

Ica sangat sebal, akhirnya Rengga membantu Ica berdiri. Ica langsung berlari meninggalkan kami.

"Mau kemana ca?" Tanya Rengga
Tanpa menjawab, Ica malah mempercepat langkahnya.

"Udah biarin aja si, paling dia mau ke toilet. Ntar juga balik lagi." Ucap Bani.

"Lah lu ko tau tauan si ban?" Celetuk Rengga

"Yehh kek baru kenal dia aja si lu." jawab Bani

"Iye juga si." Ucap Rengga

"Ok sit, jadi lu mau ngomongin apa?" Tanya Bani penasaran.

"Jadi gini gaiz..." Siti memulai pembicaraannya, semua mata tertuju padanya.

"Kan besok Kamis libur tuh, gimana kalo kita ke bandungnya besok, balik Minggu biar bisa istirahat dan belajar juga kan kita." Lanjutnya

"Eh boljug." Jawab Rengga

"Boljug apaan dah ngga?" Tanya Reza

"Boleh juga." Jawabnya

"Bisa ae lu dadar gulung." Ucap Reza sambil menoyor kepala Rengga

"Hmm, emang kamu udah pesen tiketnya?" Tanyaku.

"Sekarang juga bakal gue pesen kalo kalian setuju." Jawab Siti

Semuanya saling menatap satu sama lain, dan akhirnya kami sepakat setuju besok berangkat ke Bandung.

"Ok, gue pesen nih yah. Gue liat dulu jadwal keretanya."

Siti pun mulai membuka smartphonenya dan memesan tiket kereta.

"Ok, ready" Selang 20 Menit Siti pun berhasil memesan tiket kereta ke Bandung.

"Jadi gimana?" Tanyaku penasaran
"Ok kita dapet kereta Argo Parahyangan yang Berangkat dari Stasiun Gambir jam 06.15 bakal nyampe di stasiun bandungnya jam 09.49 WIB."

"Nah, besok kita harus udah kumpul di stasiun Gambir jam 06.00 yah jangan sampe telat. Terutama lu za suka telat."

"Ok, siapa takut." Jawab Reza dengan percaya diri.

"Eh terus kita mau nginep dimana?" Tanyaku lagi

"Nah Iyah buat nginep disana ada rumah pamanku, pamanku tinggal sendiri. Anak-anaknya pada merantau dan istrinya sudah meninggal. Jadi bisa lah kita nginep disitu. Rumahnya gajauh dari alun-alun Bandung ko." Jawab Siti

"Wah Alhamdulillah kalo gitu." Jawabku

Tak lama kemudian, Ica datang.
"Sorry, gue abis ke toilet. Kebelet tadi." Ucap Ica

"Nah kan apa gue bilang" Ucap Bani

"Ca, besok jam 6 udah di Gambir yah jangan telat."

"Eh apa dah? Kebandungnya bukannya Jumat?"

"Dipajuin jadi besok."

"Oh okdeh bangunin gue yah za."

"Gue aja mau minta bangunin ke Anez, iya ga nez?"

"Apa si." Jawabku cuek.

"Yaudah yaudah, besok jam 4 gue telponin lu pada biar pada bangun. Yaudah gaiz cabut yuk kita persiapkan buat besok. Jangan lupa bawa ATK dan keperluan observasi nanti."

"Oksiap siti."

Siti pulang duluan karena sudah dijemput bapanya, Rengga, Bani dan Ica pergi juga mau nongkrong dulu di kedai kopi. Aku dan Reza? Ya Reza menawarkan ku untuk pulang bareng. Karena papah masih sibuk dengan kerjaannya akhirnya aku mengiyakan karena kita juga satu komplek.

Setibanya dirumah, kali ini aku tidak langsung masuk kerumah. Aku ngobrol sebentar dengan Reza. Bukan ngobrol si sebenernya, tapi lebih ke debat karena Reza memaksa untuk masuk kerumah dengan alasan mau ketemu bunda ku. Aku melarangnya karena aku mau istirahat. Tak lama Bunda keluar mungkin mendengar keributanku di luar. Bunda pun menghampiri kami.

"Hai Anez,siapa dia?"

"Hai Bun aku Reza calon pacarnya Anez." Tanpa permisi Reza langsung mengenalkan dirinya.

Bunda tertawa kecil lalu melirik kearahku. Mukaku merah antara marah atau tersipu malu, entahlah.

"Ih ngga Bun, dia teman sekelas aku. Rumahnya di Blok R15 Bun jadi bareng aku."

"Oh gitu."

"Udah yuk Bun masuk."

Aku menggandeng bunda mengajak masuk. Reza teriak dari kejauhan

"besok gue jemput jam set6 yah Nez."

"Jam set6, mau kemana kamu? Pagi banget berangkat sekolah." Tanya bunda

"Udah Bun masuk dulu aja nanti aku ceritakan di dalam yah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SynesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang