yeolyeodeol

5.1K 664 30
                                        

"Menghitung hari untuk valentine's day conffesion, kalian bisa mengirimkan coklat, buket bunga, atau surat kepada orang-orang yang kalian sayangi, atau yang sekedar kalian kagumi. Ada beberapa surat yang broadcaster dapatkan untuk menyampaikan salam mereka untuk valentine's day conffesion ini".

Jennie mendengus ketika sedari tadi awak broadcaster kampus itu sibuk mengumumkan pesan-pesan singkat dari orang-orang untuk merayakan valentine's day conffesion itu. Padahal Dia sedari tadi berusaha fokus untuk belajar guna menghadapi postes yang akan dilakukan sama si dosen genit, Mrs. Kim lusa.

"Untuk Kim Taehyung. Jangan pernah berubah jadi orang berbeda. Kamu bobrok, tapi aku tetep cinta. Dari manusia yang bakal mencintaimu sepanjang masa, inisial : Yeeun. Wah, katanya inisial tapi namanya disebutin, ya------".

Jennie kembali mendengus seraya berdecak, "yaampun, itu surat-surat rahasia apa harus dibacain keras-keras kayak gitu? Malah ada namanya lagi?", gerutunya.

Jennie menyerah untuk meneruskan belajarnya karena terhalang si broadcaster sialan yang terus-terusan gangguin konsenstrasi belajar Dia. Buku referensi itu akhirnya Dia tutup. Matanya Jennie fokuskan kedepan seraya badannya yang kini udah bertumpu sama punggung kursi.

Jennie akhirnya memutuskan untuk keluar dari perpustakaan. Lagi-lagi, setiap gerak-gerik langkahnya selalu jadi bahan omongan para mahasiswi.

"Jen!".

Jennie yang masih sibuk berjalan santai itu menoleh kebelakang. Nemuin Lee Taeyong, sang manusia dari dimensi lain kini berlari buat nyamperin Dia. Lagi-lagi, cibiran dan bisik-bisik tetangga makin kenceng berdengung ditelinga Dia.

Jennie gak merespon panggilan Taeyong tadi. Sementara Taeyong udah berhasil berdiri di depan Dia.

"Ada apa?".

Taeyong nampak berusaha mengatur nafasnya sebentar. Gak lama akhirnya Dia mulai bicara, "sibuk, gak?", tanyanya.

Jennie terdiam sebentar, "eumm. Mung---kin, tapi kalo ada yang lo butuh, bilang aja", sahutnya.

Taeyong mulai tersenyum tipis. Dia tiba-tiba nampak mulai ngeluarin sesuatu dari saku celananya. Sebuah handphone keluaran iPhone X itu Taeyong arahkan ke wajah Jennie.

Jennie mengernyit waktu ngeliat apa yang ada di dalam layar hp tersebut, "bulan Februari? Sekarang? Kenapa?", tanyanya yang terlihat sedikit bingung itu.

Taeyong cuman menghela nafas pendek sambil tersenyum gemas, "hari valentine tinggal dua hari lagi. Valentine's day confession udah dimulai. Jadi gue pengen minta tolong sama lo", kata Taeyong lagi yang bikin Jennie kembali menhgernyitkan jidat.

"Ha? Minta tolong apaan? Gue gak ngerti, mah sama yang gituan. Gue sibuk kalo gitu", tolak Jennie yang baru aja mau langsung kabur itu. Tapi langsung dihentikan sama Taeyong yang sekarang megang tangannya itu.

Jennie memandang tangan maskulin Taeyong yang berada diatas pergelangan tangannya itu. Mata Jennie mulai dilirikkan ke kanan dan kekiri.

"Anjir!!! Liat, si cabe dipegang tangannya sama Taeyong!".

"Cabenya, kok bangsat banget, sih?"

"Sumpah, ya! Tangan suci Taeyong, kok mau megangin sampah kayak gitu?".

"Gue makin gedek sama itu perempuan. Lonte".

Jennie malah mengukir seyum tipis di kedua sudut bibirnya itu, "Yong, lo gak jijik apa megang sampah?", Jennie bertanya dengan volume suara yang lumayan gede. Giliran Taeyong yang mengernyitkan dahiya.

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang