seorun net

3.8K 570 182
                                    

Beberapa tumpuk buku dan kertas kini berserakan diatas meja. Pena, pensil dan juga sebuah laptop ikut bertapa disana.

Perpustakaan akhir-akhir ini selalu ramai pengunjung. Termasuk Jennie yang juga menjadi pelanggan setia datang kesini untuk merevisi tugas dari... Siapa lagi kalau bukan Mrs. Kim?

Cewek dengan rambut yang kini Ia ikat secara asal karena panas dengan tugas yang gak kunjung selesai itu cuman bisa menatap layar laptopnya secara pasrah. Memijat pelipisnya sambil sedikit menjambak rambutnya yang udah berantakan itu.

"Mrs. Kim, lo kapan, sih matinya?", celetuknya secara sadar dengan ekspresi wajah lelah, kayak orang hidup segan mati gak mau itu.

Cewek itu mulai memperbaiki posisi duduknya. Melihat tumpukan buku dan kertas itu dengan wajah pasrah dan helaan nafas panjang. Rasanya berdiam diri daritadi di dalam perpustakaan gak membuahkan hasil sama sekali. Malah sekarang Dia dikelilingin sama kakak tingkat yang juga lagi ngerjain tugas akhir lagi.

Kepalanya kembali terasa nyut-nyutan ketika matanya kembali memandang tumpukan buku dan kertas dari Mrs. Kim itu, "Erghhh!!! Pengen gue bakar ini kertas rasanya!!", gerutunya geram.

Sampai gak lama tiba-tiba seseorang menghampiri Jennie. Berdehem, membuatnya harus menoleh ke arah orang itu.

"Gue mau numpang duduk disini, boleh?", izinnya sopan. Bikin Jennie langsung terlonjak ketika menemukan siapa yang ingin ikut bergabung dengan mejanya yang super berantakan itu.

"Yaampun, Yong! Mau duduk tinggal duduk aja, ih. Orang fasilitas milik bersama", katanya mempersilahkan Taeyong, cowok dengan pembawaan layaknya anime itu.

Taeyong nampak tersenyum. Mulai ikut duduk bersama Jennie sambil menaruh tasnya di bawah sembari memperhatikan Jennie yang nampak frustasi itu.

"Susah banget hidup lo keliatannya. Perlu bantuan?", Taeyong menawarkan diri.

Jennie cuman bisa menghela nafas atas tawaran dari Taeyong itu, "Kalo gue bisa minta bantuan lo, gue pengen, yong. Tapi bayangin aja kalo setiap tugas revisi gue harus bawa iming-iming lo supaya keterima, kapan gue berkembang cobak?", ujarnya pasrah.

Taeyong cuman tersenyum tipis mendengar ucapan Jennie itu, "Gue siap bantu lo kapanpun, kok. Bahkan kalau udah lulus nanti, lo perlu bantuan, segimana mampunya bakal gue bantu. VC gue biar Mrs. Kim mau nerima tugas lo", katanya kini dengan senyum terang-terangan, membuat Jennie langsung meresponnya dengan tatapan geli.

"Apaan, sih Yong. Gadante, ah".

Taeyong hanya bisa tertawa kecil melihat respon yang diberikan Jennie itu.

"Eh, tapi lo tau gak, sih Yong? Jadi lo itu enak, ya. Disayang dosen, dipercaya dosen. Apalagi sekelas Mrs. Kim yang ngeselinnya kebangetan itu. Bahkan dari kalian bertujuh, gue bisa notis kalo lo yang paling santai soal tugas akhir. Padahal semua orang keliatan kerja keras banget. Lo udah pasti ada jaminan lulus, kan?", Jennie menyimpulkan. Pertanyaannya barusan langsung bikin Taeyong menghela nafas panjang.

"Jen, lo tau, gak sih? Kalau gue bisa terlahir kembali, gue gak pengen jadi siapa diri gue hari ini".

Jennie terdiam sebentar. Rasanya intonasi berbicara Taeyong berubah begitu saja.

"Ke---napa?".

Lagi-lagi Taeyong nampak menghela nafas, "Apa yang gue dapat sebagai diri gue hari ini terkadang ngerasa jadi beban. Gue kadang merasa bersalah sama orang lain karena gue yang terlalu mendapat perlakuan istimewa dari semua dosen. Emang, gak ada yang komplain masalah itu, tapi gue yakin ada, dan itu bener-bener ngenganggu gue. Gue juga pengen ngerasain berjuang tanpa ada perlakuan istimewa kayak mereka itu gimana. Terkadang perlakuan yang gue dapetin selalu membuat gue merasa terpojok", jelasnya.

7 R I N G S  -  J E N N I ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang