Mark terkejut saat memasuki rumah ada sosok wanita berambut hitam panjang mengenakan gaun putih.
Tenang itu bukan wanita jelek, itu mama Mark yang entah dapat hidayah darimana, hari ini beliau ada di rumah.
" Tumben di rumah? Pasti ada maunya." Ucap Mark menaruh tasnya di kursi ruang makan lalu mengambil pisang goreng yang ada di meja.
" Eh anak bontot mama udah pulang, gimana kuliah kamu?" Tanya Mama Mark berusaha mencium anak bungsunya itu tapi Mark langsung menghindar.
" Tumben di rumah." Ucap Mark lagi
" Kamu itu, mamanya pulang bukannya seneng dipeluk apa dicium malah dikatain tumben."
" Fakta, kehadiran mama di rumah itu justru bikin Mark curiga. Pasti ada hal yang mama lakuin, bohong kalau cuma kangen sama aku atau peduli sama kuliah aku."
" Kamu masih pacaran sama Chanda ?" Tanya mama Mark dengan nada serius. Mendudukkan diri di seberang Mark, menatap tajam anak bungsunya.
" hmm, kenapa ? Mau misahin ? Gak bakal bisa." Ucap Mark acuh.
" Rencana sih gitu, tapi kelihatannya anak itu udah mulai sadar diri. Tadi mama ketemu dia, dan dia bilang udah putus sama kamu. Yang bener yang mana?" Mama Mark menampilkan wajah sok sedih.
" Kalau sampai Chanda putusin Mark, itu berarti mama dalangnya." Mark meninggalkan ruang makan.
" Bukannya kamu yang bosen sama dia? Nyatanya enam bulan ini kamu sering jalan sama cewe lain."
Mark diam di tempat, mencerna ucapan mamanya. Mungkinkah Chanda merasa seperti itu ? Apa Chanda menjauh karena merasa Mark sudah bosan dengannya ? Atau mungkin sebaliknya ? Mark melanjutkan langkah menuju kamarnya di lantai 2 rumah mewah itu.
🌻🌻🌻💚🦁🦁🦁
Chanda duduk di salah satu bangku yang ada di cafe tempatnya bekerja. Cafe sudah tutup sejak satu jam yang lalu, namun cewe itu enggan untuk beranjak dari tempatnya.
Memandang rintik hujan melalui kaca dihadapannya, gadis itu mendengus seolah beban berat ada di pundaknya.
" Gak pulang ?" Tanya seorang cowo tinggi dan tampan, mendudukkan diri di sebelah Chanda berjarak 3 bangku.
" Biar reda dulu." Jawab Chanda
" Hujannya atau hati lu ?" Cowo itu tersenyum saat mata Chanda memicing. " Kenapa gak lu bahas aja sama dia ? Dalam hubungan yang kalian jalin kan bukan cuma lu yang berperan, dia juga berperan dan dia juga harus tau masalah itu."
" Lu jauh lebih tau gue dibanding orang lain, semua gak semudah itu." Chanda mengusak rambutnya, apa ini bisa dianggap sebagai beban?
" Karena gue tau lu lebih dari orang lain makanya gue ngasih saran itu Chan. Lu pasti bakal mendem semua sendirian, lu seolah gak bisa percaya orang lain bahkan lu gak percaya sama diri lu sendiri." Cowo itu berdiri melangkahkan kaki menuju pintu, hujan sudah reda dan dia ingin pulang.
" San!" Panggil Chanda, cowo itu berhenti dan membalikkan tubuhnya. " Gue terima tawaran lu." Cowo itu tersenyum kearah Chanda.
" Good, keputusan yang tepat dan gue harap lu gak berubah pikiran."
🌻🌻🌻💚🦁🦁🦁
" Jen, lu serius soal yang kemarin?" Tanya cewe cantik yang duduk di pangkuan Jeno.
" Kapan gue pernah bohong sama lu?" Jeno membelai puncak kepala cewe itu.
" Apa yang mesti gue lakuin Jen? Jujur gue merasa bersalah kalau itu sampai terjadi."
Jeno memeluk pinggang cewe itu, menumpukan kepalanya pada pundak cewe itu. " Semua bakal baik - baik aja Na."
Tbc ahhh
Kasih ombak apa tsunami nih buat MarkChan ??
Jangan kangen itu berat
Cepet sembuh dedek Echan 😘
Kakak sayang kamu
Eh salah 😌
Dandan se Manly apapun, kamu tetep lebih manis dari mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
L+G=K ⚠️ Markhyuck GS ⚠️
RandomMark Lee as Mark Leonardo Ganendra Haechan Lee as Chandana Aurora Jasmine Lokalan GS Tidak Jelas Bahasa campur aduk 😆 Jangan ditiru ya seyenk