ANTON POV
Aku memarkirkan mobilku di pelataran parkir sebuah komplek ruko yang berada di sekitar selatan kota. Waktu sudah menujukkan jam 9 malam, parkir begitu ramai dengan jejeran mobil, komplek ruko ini memang terkenal sebagai salah satu pusat hiburan malam maka tak heran jika di jam seperti ini justru terlihat semakin ramai dengan para pengunjung. Beberapa ruko beroperasi sebagai tempat karaoke, ada juga yang beroperasi sebagai tempat pijat. Aku mengingat beberapa waktu lalu ditugasi oleh Bupati Rauf untuk menyidak, atau lebih tepatnya meminta upeti di salah satu tempat usaha di sini. Berjalan melalui pelataran parkir, tak sampai 5 menit Aku sudah sampai pada tujuanku, ruko tiga lantai yang beroperasi sebagai panti pijat, Oriental Massages.
"Malem Mas Anton, tumben sendirian aja ? Biasanya bawa rombongan." Sapa Naryo, pria berbadan kekar yang bertugas sebagai security di Oriental Massages. Naryo hapal betul karena Aku sering membawa tamu-tamu Bupati Rauf ke tempat ini.
"Iya, lagi pengen aja maen ke sini." Jawabku.
"Silahkan Mas, banyak yang baru-baru loh." Kata Naryo sambil membukakan pintu lobi, Aku melangkahkan kaki ke dalam, di sana sudah menunggu dua perempuan cantik dengan balutan busana khas tiongkok yang bertugas sebagai resepsionis.
"Malem Mas Anton, kok sendirian Mas? Yang lain mana?" Sapa Quenna, salah satu resepsionis Oriental Massages.
"Malem juga, gimana lancar? Ada masalah?" Jawabku penuh basa-basi.
"Aman kok Mas, Mas Anton mau langsung ke room atau pengen berendam dulu?" Tanya Nadia menimpali, wanita cantik dengan body bak peragawati.
"Aku langsung ke room aja, badanku udah nggak enak banget."
"Ok siap Mas, mau sama siapa nih? Ada beberapa crew baru juga kok. Mas Anton mau lihat dulu?" Ucap Nadia kembali menawarkan beberapa therapist baru. Aku menggelengkan kepala.
"Sama Lisa aja. Ready kan?" Tanyaku.
"Ready kok Mas, kalau gitu mari Saya antar ke room Mas."
"Nggak usah, Kamu di sini aja, Aku sudah hapal jalannya kok." Kataku menolak halus tawaran yang diajukan Nadia.
"Baik Mas, ini kunci lokernya. Mas pake room VVIP di lantai 3 kan?" Tanya Nadia kembali sembari menyerahkan sebuah kunci dengan gantungan logo Oriental Massages. Setelah menerima kunci loker Aku beranjak menuju lantai 3 menggunakan lift yang berada tak jauh dari meja loby. Hanya butuh waktu 5 menit aku sudah berada di lantai 3, suasana cukup remang karena pengelola gedung sengaja membuat pencahayaannya seperti itu untuk menegaskan kesan rileks. Aku menuju ujung ruangan, tempat dimana room VVIP berada. Kamarnya cukup luas dengan king bad ukuran jumbo. Kamar mandi lengkap dengan bathupnya berada tak jauh dari sisi ranjang, hanya tersekat oleh teralis kaca bening bermotif ukiran naga. Aku segera melepas semua pakaianku dan menyisakan celana dalam saja, segera aku rebahkan badanku di atas ranjang sembari menunggu Lisa masuk ke dalam room. Tak berselang lama therapist bernama Lisa masuk ke dalam kamar, senyumnya merekah saat melihatku. Lisa terlihat cantik, sama seperti biasanya.
"Tumben lama banget nggak ke sini Mas ?" Tanya Lisa sambil menyiapkan beberapa perlengkapan untuk pijat yang dikeluarkan dari tas kecil.
"Iya, lagi banyak pekerjaan. Kamu apa kabar?"Â
"Baik Mas, Mas sendiri gimana? Lancar kerjaannya?" Tanya Lisa kembali.
"Aku juga baik. " Kataku singkat, sesaat Aku menatap wajah Lisa yang meskipun terpoles make up tipis tapi tetap saja mengguratkan keletihan. Ini sudah jam 9 malam, artinya dia sudah bekerja nyaris 12 jam sejak panti pijat ini buka dari pagi tadi.
"Kamu udah makan?" Tanyaku.
"Udah kok Mas, kenapa? Mas mau makan dulu? Mau Lisa pesenin ke bawah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA HERMAN ~ CINTA TERLARANG
RomanceKarin, harus hidup bersama Papa tiri. Sosok pria dewasa bernama Herman yang awalnya begitu dia benci tapi lambat laun Herman membuat Karin merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang sulit dia bayangkan sendiri. ADULT ONLY 21+ BUAT YG NGGAK SUKA...