7. RENCANA

93 6 10
                                    

Happy Reading!
-

"Lo mau kemana?!! Zha!".

Seusai Ghaza mengeluarkan kalimat itu, sosoknya menghilang di balik pintu.

"Gue mau nyusul , lo jaga dia!". Ujar Greon sambil melirik Glory sekilas.

Asgar melirik wajah Glory yang ketakutan seusai kepergian Greon.

" Lo disini aja, jangan kemana-mana!!".

Asgar pun ikut meninggalkan Glory, dia berhenti di ambang pintu.

"Kalo lo ngelanggar perintah" Asgar menyeringai "siap siap aja badan lo bengkak bengkak! Ohya, pintu gue kunci. By Glo!"

Bum!!

Glory meringis. Takut. Cemas. Bimbang.

Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Pintu dikunci.

Geng Dragon pergi. Entah kemana.

Sedang Glory ditinggal sendiri di sini. Di Rooftop.

Mengabaikan Bel pertanda masuk pelajaran terakhir berbunyi.

Dirinya termenung di sisi rooftop.

Mendongak ke atas sebagai menggantikan kata bosan. Menatapi langit cerah yang begitu akur dengan matahari.

Namun, dibalik semua itu Glory menyimpan titik Jenuh.

Dengan hidupnya. Masalahnya. Juga Ghaza.

•••

"Lo yakin?".

Ghaza melirik sekilas Asgar dan melanjutkan kegiatannya kembali.

" Lo ngeraguin gue hah?!" Tatapan tajam itu membuat Asgar mati kutu. Lupa dengan kemampuan Ghaza.

Senjata- senjata maut yang kini sedang di persiapkan oleh Ghaza dimasukan kedalam tas kecil.

Setelahnya ia selipkan di dalam jaket hitan tebalnya.

Matanya memandang tajam teman temannya satu persatu. Lirikan ke arah lain berikutnya menandakan segera menaiki motor masing masing.

"Zha, gue yakin si Feruz punya rencana lain." ujar Greon saat menaiki motor nya.

"Bener. Dia licik lo jangan ketipu sama akal akalannya!". Timpal Asgar

Ghaza acuh dan mulai melajukan motornya.

•••

" KELUAR LO BANGSAT!!".

Brak!

Ghaza dengan amarahnya. Menendang pintu markas geng Feruz berada.

Nihil keveradaan mereka tidak ada satupun orang.

Ghaza memejamkan mata sekilas sebelum merogoh ponsel.

GHAZA IMANUEL WIJAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang