Selamat menikmati ceritanya
Vote dan coment jangan lupa
“Hei! Mine.”—Ghaza imanuel wijaya
Tatapan semua orang merunduk kearah lantai. Tak berani mendongkak seiring berjalanya genk terkenal disana. Genk Dragon. Mungkin dari namanya terlihat sedikit menakutkan tapi faktanya benar bahkan mereka lebih dari itu. Dragon. Genk beranggotakan 4 anggota yg dimana Ghaza Imanuel Wijaya termasuk kedalamanya.
Genk yg dibicarakan memiliki aura mencekam bahkan seperti berada diambang Kematian.Ah sial. Gadis itu mendongkak menatap penuh memuja kearah mereka. Mata Ghaza memerah seakan-akan membakar gadis itu. "Mata Lo mau gue cabut."Suara itu terdengar di seantero parkiran SAMA begvit.
Gadis itu gemetar menahan tangis."Gue gak butuh drama Lo, anjing!"Sahut greon. semuanya menatap gadis itu dengan yalang.
"Maap kak,"Cicit gadis itu. "Emang maap Lo buat gue seneng?!"Ujar Agra.
Asgar mengeluarkan pisaunya. Semuanya memegang. Ghaza mengambilnya dengan, seringainya. Ghaza memutar-mutar pisau lipatnya. Ghaza sangat menakutkan untuk saat ini. Gadis itu mendongkak. Tanpa aba-aba Ghaza melemparkan pisau lipat itu kearah gadis itu. Sontak semuanya membekap mulut mereka masing-masing.
"Inget. Telinga Lo pasang, jangan pernah natep gue dengan pandangan menjijikan kayak gitu! Sebelum gue iris daun telinga Lo,"Ujar Ghaza.
Mereka meninggalkan parkiran dengan ketegangan yg masih tersisa.
***
"Gia, lo mau kemana?".
Seketika langkah kaki Gia tertahan oleh suara Glory yang sedang duduk anteng di bangkunya sendiri sambil memegang sebuah buku di lengannya.
"Mau ke taman, Lo mau ikut ga?" kata Gia sedikit membesarkan suaranya. Sedangkan Glory hanya membentuk Huruf O dimulutnya.
"Emangnya ada apaan?" Kata Glory penasaran membuat Gia ditempatnya menggeram tertahan.
"Ayo ikut kalo pengen tau,gue duluan ya!"
Glory hanya memandang tubuh temannya yang perlahan mulai menjauh. ia juga bisa melihat orang orang mulai berkeluaran kelas beramai-ramai menuju taman.
Sebenarnya Glory tidak minat untuk mengetahui ada apa sebenarnya sehingga semua orang berlari-larian menuju taman.
Dia menatap buku dilengannya. Jenuh. Dia pikir butuh udara segar sekaligus ingin mengenal letak letak posisi ruangan di sekolah ini maka dia berinisiatif untuk keluar kelas dengan langkah pelan.
Glory, gadis dengan rambut berwarna blonde lurus , bola mata hitam jernih ,dan dengan bibir softpink . Meski begitu dia selalu menutupi mulutnya dengan masker.
Glory Rysan, gadis yang tidak biasa menampakkan dirinya. Tertutup dan menyendiri sudah menjadi hal yang biasa baginya.
Buku. Baginya Buku adalah segalanya. Selain membuat seseorang bisa jadi pandai, buku juga merupakan hal yang tidak bisa dijauhkan dari Glory. Buku itu penyemangat. Baginya.
Bagi Glory,tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain membaca buku. Buku, Buku dan Buku. Yang selalu menemaninya kala dirinya sedang kesepian.
Sampai akhirnya dia menemukan sebuah bangku berukuran minimalis di taman. Dia sempat melirik sesaat ke arah samping---tepat dimana banyaknya orang yang berkerumun memutari membentuk lingkaran di bahu taman.
Dia membuka bukunya setelah mendudukkan dirinya di bangku itu. Membaca nya dengan seksama sampai---
"Glory Rysan. Lo sekarang milik gue".
***
Semuanya kompak menutup mulut. Tidak ada yang berani bersuara ataupun menghentikan kejadian yang ada di depan mata mereka.Bugh!
"ini kesempatan terakhir,sekali lagi Lo macem macem Ama kita. Jangan harap nyawa Lo bisa selamat ." Desisnya menatap penuh amarah pria paruh baya yang tergeletak di tanah.
Dia Ghaza. Pria dengan tatapan mematikan mampu membuat nyali siapa saja menciut.
"jangankan Lo yang statusnya guru killer disekolah ini, menteri pun gue bantai kalo ada yg berani menginjakkan kaki kotor kalian di kawasan gue!" Suara Amarah Ghaza terdengar.
"Status killer dibanggain,Lo usik gue bantai ". Suara Asgar menyuara. Tenang dan tanpa ekspresi.
"kalian seperti ini, saya akan laporkan pada kepala sekolah biar kalian keluar dari sekolah ini kalo perlu ngehilang sekalian. Saya gak butuh murid setan kayak kalian!" Suara Pak Reza menggebu. Menandakan jika guru killer itu emosi. Tak peduli robekan dibibirnya.
"Uwuuu atutt" ujar Agra imut. Namun hanya sesaat dia mengubah ekspresi wajahnya kembali datar.
"coba aja kalo berani" Ghaza mendekat ke arah pak Reza. Merogoh sesuatu di kantongnya.
Pak Reza meneguk ludah kasar,semakin dia menyeret tubuhnya mundur semakin Ghaza mendekat.
Ghaza berjongkok. Menatap datar Pak Reza namun mengerikan.
Dia mengangkat pisau lipatnya di udara, tepat di pipi kiri Pak Reza. Mengukir smirk sebelum menancapkan ujung pisaunya pada pipi kiri pria paruh baya itu.
Darah mengalir kebawah. Semua murid terdiam kaku. Tidak ada yg berani ikut campur. Mulut mereka masing masing ditutup rapat rapat.
Pak Reza mengasuh di tempatnya, hendak marah tapi tak mempunyai tenaga. Tangannya tak cukup energi untuk memukul pipi mulus Ghaza dikarenakan Ghaza mematahkan kedua tangannya sebelum itu.
Saat Ghaza hendak menancapkan pisau lipat itu ke pipi satu lagi, tak sengaja pandangannya mengarah pada seorang gadis yang sedang berduduk diri di bangku taman di temani sebuah buku di tangannya.
Tatapannya berubah .Tajam namun membunuh.
Langkahnya membawa dimana gadis itu berada. Sedangkan yang ditatap tidak menyadarinya masih membaca buku di lengannya dengan serius.
Semuanya terdiam. Tubuh mereka sama sama menegang. Ghaza memang sangat mengerikan untuk saat ini. Hingga---
"Glory Rysan. Sekarang Lo milik gue".
***
NOT : 1-KATA BUAT PART INI?
GIMANA? SEMOGA SUKA SAMA CERITANYA.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT KALIAN SEMUANYA.
Beri kesan dan tinggalkan jejak kalian semuanya disini.
Salam. fiksithor. Mell
Next cptr-?
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZA IMANUEL WIJAYA
Fiksi RemajaDia. Ghaza. Ghaza imanuel wijaya. Misteri, dan hal mengerikan sudah mendarah daging didalam kehidupan Ghaza. sikap psycho, membuat semuanya enggan hingga suatu ketika Ghaza bertemu dengan Glory. perempuan, yg entah kenapa membuat Ghaza ingin mem...