Happy Reading:)
Jangan lupa vomment^^-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Suara lonceng yang menggantung di atas pintu cafe membuat Woori mengalihkan perhatiannya. Ia melihat Jaemin yang masuk ke cafe dengan sebelah tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
"Kenapa laki-laki hobi sekali memasukkan tangannya seperti itu," gumam Woori lalu meminum jus stroberinya dengan mata yang terus memperhatikan Jaemin.
"Kau menunggu lama?" tanya Jaemin sembari duduk di hadapan Woori.
"Sepuluh menit," jawab Woori sambil melihat jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku tadi mengobrol sebentar dengan anak-anak," kata Jaemin menjelaskan penyebab telatnya.
Woori mengangguk singkat. "Ayo kita buat perjanjiannya," kata Woori membuka buku catatan yang sudah ia sediakan di atas meja. "Dan juga peraturan," tambahnya.
"Aku bahkan belum memesan minum," kata Jaemin dengan wajah masam.
"Pesan saja," kata Woori tidak peduli.
Jaemin mengangkat tanganya, memanggil pelayan yang berdiri tidak jauh dari meja mereka. "Es americano lima shot."
Woori menatap Jaemin terkejut saat mendengar perkataan laki-laki itu. "Lima shot?" tanyanya tidak percaya.
"Itu saja," kata Jaemin pada pelayan. "Itu masih standar, biasanya aku menambahkan delapan shot espresso," katanya setelah pelayan itu pergi.
"Bagaimana kau bisa meminumnya?"
"Itu seleraku," kata Jaemin santai.
Woori hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jaemin.
Ia merobek buku catatannya dan menyodorkannya ke arah Jaemin."Pulpennya mana?"
Woori menyerahkan pulpen yang dipegangnya pada Jaemin lalu mengambil pulpen lain dari dalam tempat pensilnya. Ia memperhatikan Jaemin yang sudah mulai menulis di atas kertas dengan pikiran kosong.
"Kenapa?" tanya Jaemin bingung karena Woori terus menatapnya.
"Apa ini keputusan yang tepat?" tanyanya ragu.
"Kita hanya pura-pura, jangan terlalu serius," ucap Jaemin mencoba meyakinkan. "Kita hanya berstatus sebagai sepasang kekasih jika di sekolah saja. Di luar sekolah, kita bukan orang yang saling mengenal."
"Kau bilang kita saling kenal," kata Woori mencebik.
Jaemin menghela napas panjang. "Baiklah. Aku tarik ucapanku barusan. Di sekolah kita sepasang kekasih, tapi di luar sekolah, kita hanya dua orang yang saling mengenal tapi tidak berteman. Puas?"
Woori menganggukkan kepalanya lalu menunduk dan mulai menulis peraturan yang sudah ia pikirkan sejak di sekolah.
"Terima kasih," kata Jaemin saat pelayan mengantarkan minumannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship ✔
Fanfiction"Ayo kita berkencan." _______________________ Semuanya bermula ketika Shin Woori dan Na Jaemin bersembunyi di dalam satu ruangan yang sama saat berusaha menghindar dari seseorang yang selalu mengganggu mereka. Kesepakatan konyol yang dibuat karena s...