15 : Pariwisata

430 82 11
                                    

Semua murid disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Mereka baru saja selesai mendengarkan petuah dari kepala sekolah yang menyuruh mereka untuk berhati-hati dan tidak pergi tanpa sepengetahuan guru.

"Dia terus melihat ke arahmu," kata Shuhua pada Woori yang asyik mengobrol bersama Sungchan dan Nancy.

Woori mengikuti arah pandangan temannya itu dan melihat Jaemin tengah menatapnya dengan wajah tak bersahabat. "Mungkin dia masih marah karena kemarin aku pergi bersama Mark," ucapnya sembari mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ck. Dasar pencemburu," kata Nancy sembari menggelengkan kepalanya.

Woori tertawa pelan dan menoleh pada Sungchan yang menepuk bahunya pelan.

"Jadi, kau ikutan main, kan?"

"Iya. Nancy dan Shuhua juga ikut."

Sungchan tersenyum lebar mendengarnya. "Baiklah. Kalau begitu aku akan mengajak anak-anak lain untuk ikutan."

"Iya. Sampai jumpa," balas Woori dengan senyuman.

Woori, Shuhua, dan Nancy memutuskan untuk beristirahat di salah satu gazebo yang tersedia di taman tempat penginapan sembari memakan camilan yang mereka bawa.

Woori merogoh saku celananya saat merasakan getaran pada benda pipih tersebut.

Jaemin :

Jadi sekarang kau juga dekat dengan Sungchan?

Woori menghela napas panjang membaca isi pesan Jaemin. Lelaki itu sangat sensitif jika menyangkut dirinya dan lelaki lain. Woori memutuskan untuk tidak membalas pesan tersebut karena tidak ingin memperpanjang masalah. Lebih baik bicara secara langsung daripada lewat pesan.

"Aku akan pergi sebentar," pamitnya pada kedua temannya lalu melangkah pergi setelah melihat kedua temannya mengangguk.

Woori berjalan menuju tempat berkumpul Jaemin dan teman-temannya. Mereka terlihat asyik berbincang hingga Haechan tanpa sengaja melihat kedatangannya dan memberi tahu Jaemin yang duduk di sebelahnya.

Jaemin menatap Woori dari tempatnya cukup lama lalu beranjak dan berjalan menghampiri gadis itu yang menunggu tidak jauh dari tempatnya berkumpul.

"Kenapa?"

"Jaem, aku tahu kau menyukaiku. Aku juga tahu kau tidak suka melihatku dekat dengan laki-laki lain. Tapi sikapmu terlalu berlebihan. Aku hanya mengerjakan tugasku bersama Mark. Dan soal Sungchan, dia mengajakku bergabung bermain games yang diadakan oleh panitia. Aku tidak tahu kenapa aku harus menjelaskan semua ini padamu, tapi aku tidak suka jika kau marah hanya karena aku berinteraksi dengan laki-laki lain," jelas Woori kemudian menghela napas pelan sembari menatap Jaemin dengan senyuman tipis.

Jaemin berdehem pelan lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling dan kembali menatap Woori. "Maaf jika sikapku membuatmu tidak nyaman."

Woori mengangguk pelan mendengar ucapan Jaemin. "Maaf jika perkataanku keterlaluan. Aku hanya ingin memberi tahumu jika aku tidak ada hubungan apa pun dengan mereka selain teman."

"Iya. Aku mengerti."

"Kalau begitu aku pergi. Teman-temanku menunggu."

"Kau ikut games apa?" ganya Jaemin sebelum gadis itu benar-benar pergi.

"Aku tidak tahu. Aku hanya bersedia tanpa tahu games apa yang akan kumainkan."

"Kau ini," kata Jaemin sembari mengacak pelan rambut Woori.

"Kau sudah tidak marah padaku?"

"Aku tidak marah padamu."

"Kau selalu mengatakan itu, tapi aslinya marah."

Fake Relationship ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang