Prolog

151 31 26
                                    

Suara merdu Shawn Mendes mengalun di ruangan kamar seorang gadis. Gadis itu tampak riang, mengecek kembali barang-barang yang akan ia bawa besok. Setelah dirasa lengkap, gadis itu menutup kancing tasnya dan menaruhnya di meja belajar.

Sembari menyanyikan lirik lagu penyanyi idolanya, gadis itu mulai berkhayal. Ia mengambil berbagai novel teenlit miliknya. Mulai dari Dear Nathan, Dilan, Melodylan hingga Dua Garis Biru serta yang lainnya kini terjejer dihadapannya. Gadis itu mengetukkan jari di dagu.

Yang ini kayaknya gak usah deh. Batin gadis itu sambil menyingkirkan novel Dua Garis Biru. Bukannya tidak suka, ia hanya tidak ingin mengalami kisah yang dialami oleh tokoh utama novel tersebut. Amit-amit deh, pikirnya.

Ia kembali melihat semua novelnya, mulai membayangkan dirinya menjadi pemeran utama dari setiap novel itu. Tapi, rata-rata pemeran utamanya terlambat kan, ya? Apa besok ia harus terlambat agar mendapat nasib seindah karakter utama novel-novel itu?

Bisa-bisa mama ngomel kalo gue bangun telat besok. Batinnya lagi. Ah, tapi di novel Dilan, tokoh Milea tidak telat kan, ya?

"KIRANAAAA! CEPET TURUN! MAKAN MALAAAM!" Teriak Yuni, mamanya. Kirana mengerucutkan bibirnya. Padahal ia baru saja akan membayangkan bagaimana nasibnya jika dirinya mendapat kisah cinta layaknya Dilan-Milea, membayangkan dirinya bisa bersanding dengan anak geng motor yang menurutnya ucul nan romantis seperti Dilan.

Namun, seketika ia terdiam karena mengingat sesuatu.

Ending-nya Dilan sama Milea pisah kan, ya?

Mata Kirana tertuju pada novel Iris. Di novel Iris, Rangga dan Iris kembali bersatu walau sempat putus, kan? Baiklah. Ia akan mulai membayangkan dirinya menjadi tokoh Iris dalam cerita tersebut.

"SASIKIRANA ARUNDATI!" Teriak Yuni membuat Kirana yang sedang halu terkejut bukan main. "SIAP, MA!" Balasnya spontan.

Oke, dia harus turun sekarang juga agar tidak menambah amukan ibunya. Toh dia harus cepat-cepat tidur agar dapat memulai hari pertamanya di sekolah dengan baik. Semakin cepat ia tidur maka semakin cepat ia ke alam mimpi yang mana akan menjadi simulasi bagaimana dirinya menjalani kisah cintanya sebagai Iris dalam novel berjudul 'Iris' itu.

Kirana semakin tak sabar menunggu hari esok untuk memulai masa SMA-nya.

Atau akankah lebih tepat jika ia menyebutnya sebagai hari pertama memulai kisah di dunia orange?

~♡~

Hello!

Selamat berkenalan dengan tokoh utama cerita ini, Sasikirana Arundati.

Ini memang bukan teenfict pertama yang aku tulis,
tapi mungkin ini bakal jadi teenfict yang paling aku suka diantara yang lainnya.

Oh, iya.
Aku mau nanya.

Gimana first impression kalian dengan Kirana?

Silahkan jawab di kolom komentar, ya.

Jangan lupa pula tekan tombol ☆-nya biar aku makin semangat!

Salam kenal dari aku,

DyLevy

SasikiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang