Brak!
"Kirana! Lo dengerin gue gak, sih?!" Seru Kalila kesal. Bagaimana ia tidak kesal kalau sedaritadi ia sedang curhat tetapi sahabatnya itu malah tak mendengarkan sama sekali dan cengengesan sendiri?!
Kacang memang enak. Tapi, dikacangin tuh enggak enak!
Kirana tersentak akibat gebrakan meja serta seruan itu. Lamunannya buyar begitu saja. Gadis itu cemberut, menatap Kalila dengan kesal. "Lo suka banget sih bikin gue kaget!"
Kalila menghirup nafas dalam, tersenyum masam.
Syukur sahabat. Kalo enggak mungkin udah gue cincang lo! Kalila membatin, mencoba bersabar sembari mengelus dadanya pelan. Di sisi lain, Kalila yang mengelus dada membuat Kirana mulai berkomentar, "Lo abis di ruqyah, La? Tumben elus dada begitu."
"Na, lo mau gue hantam?"
Kirana cengengesan, menggeleng. "Kenapa emosi banget si mbak? Sini cerita."
"Daritadi gue udah cerita, Bambang! Lo aja yang gak denger!"
"Heh, Udin! Santai dong!"
Kalila memutar mata malas, memilih untuk memakan nasi goreng di hadapannya daripada berdebat dengan Kirana. Kirana yang mengunyah roti mendadak kembali teringat tentang pangerannya.
"Ha, hahi huwhe hehewhu hahehan!" Ucap Kirana tak jelas karena masih mengunyah roti. Menyentil kening Kirana, Kalila mendumel. "Kalo mau ngomong tuh telen dulu makanannya. Gaje tau haha huhu hehe. Lo kira gue ngerti bahasa alien?"
Kirana mempercepat kunyahannya. Setelah menelannya, Kirana mengulang perkataannya. "La, tadi gue ketemu pangeran!"
"Pangeran?" Ulang Kalila sambil mengernyit, mulai teringat kenangannya dengan mantan. Ekspresi Kalila membuat Kirana bingung, namun mengusap wajahnya sendiri kasar kemudian. "Bukan pangeran yang itu maksud gue!"
Kalila berdecak sebal, "Bilang dari awal, dong!"
"Iya deh yang gagal move on dari mantan."
Sebuah jitakan kecil mendarat dengan mulus di kepala Kirana, sukses membuat gadis itu meringis. Tak peduli dengan ocehan sebal Kirana karena dijitak, Kalila mempersilahkan Kirana bercerita tentang pangeran yang di maksud gadis itu. Mata Kirana langsung berbinar. Kalau sudah begini, Kalila auto paham, mengerti bahwa bahasan Kirana pasti ada hubungannya dengan cogan.
Baru juga hari pertama sekolah, udah kambuh ae. Batin Kalila malas, sudah hapal mati apa yang akan terjadi setelah ini. Kirana dan cogan addicted yang dimiliki gadis itu adalah hal yang terkadang membuat Kalila gemas.
Gemas ingin nampol Kirana agar keluar dari dunia halu yang kadar imajinasinya melebihi imajinasi Spongebob.
"Gue tadi ketemu cogan!" Seru Kirana membuka cerita, diangguki Kalila maklum.
Nah, kan.
Pasti selanjutnya adalah pernyataan bahwa cogan yang ditemuinya kali ini berbeda dari cowok lainnya yang pernah Kirana temui sebelumnya.
"Dia tuh beda banget sama cogan yang pernah gue temuin sebelumnya!" Kirana berseru dengan wajah yang berseri-seri. Lagi-lagi, Kalila mengangguk takzim karena sudah biasa menghadapi ini tiap kali gadis itu menemukan cogan baru ataupun bertemu dengan most wanted sekolahan. Bisa dibilang, bahwa menurut pengalamannya, hal ini bisa berulang maksimal lima kali dalam sebulan.
"Siapa namanya?" Tanya Kalila menanggapi seperti biasa. Kirana langsung menyebutkan nama senior tersebut dengan riang tanpa beban, "Tama!"
"Heh itu yang masih duduk di kantin kenapa gak masuk kelas?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasikirana
Teen FictionSasikirana | A Girl Who Obsessed With Love Stories Sasikirana Arundati adalah gadis super halu yang mengidamkan masa sekolah layaknya teenlit dunia oranye, anime romance, ataupun drama korea serta komik. Namun, realita memang tak akan seindah ekspek...