03. Hari Kamar Mandi

70 22 15
                                    

Mungkin sudah sewajarnya Kirana menandai hari ini sebagai 'Hari Kamar Mandi'.

Ini adalah hari pertamanya di SMA, tetapi dia justru berada di dalam kamar mandi hampir sepanjang hari. Mulai dari salah masuk kamar mandi hingga dihukum membersihkan kamar mandi. Kirana jadi merinding sendiri. Jangan-jangan dia memang punya suatu ikatan dengan kamar mandi? Misal, di kehidupan sebelumnya, Kirana adalah seorang putri kerajaan yang kecantikannya melebihi batas wajar sehingga perempuan-perempuan yang merasa iri akan kecantikannya mengurungnya di kamar mandi. Lalu, karena tak tahan dengan bau pesing, ia pun akhirnya meninggal di tempat sebelum pangeran datang menolongnya.

Ngawur banget. Batin Kirana sambil menggelengkan kepalanya, luar biasa heran dengan pemikirannya sendiri yang tampaknya di luar nalar manusia normal.

Tetapi, entah dapat firasat dari mana, Kirana merasa bahwa seluruh kehidupan SMA-nya mungkin akan nyaris dipenuhi oleh memori kamar mandi.

Bibir Kirana mengerucut. Gak enak banget dong kalau udah dewasa nanti pas cerita ke anak cucu kalau masa SMA-nya dihabiskan dengan memori kamar mandi?

"Woi, cepetan!" Bentak senior cantik itu membuat Kirana menghela nafas. "Iya, Kak! Ini udah selesai, kok!"

Senior cantik bernama Dita itu kemudian mengecek bilik demi bilik kamar mandi. Dita tersenyum puas, seperti seorang majikan yang senang karena babunya membersihkan rumah dengan baik. "Kerja bagus! Ayo ke tempat selanjutnya!"

Kirana tersenyum riang karena dipuji. Baru saja ia mau bilang terimakasih atas pujiannya namun ia mengerjap setelah menyadari dua kata yang diucapkan Dita di akhir kalimat. "Tempat selanjutnya?"

Dita mengangguk. "Iya. Harusnya lo bersihin semua toilet di sekolah ini, totalnya ada enam. Karena memang bersih, yaudah gue bakal ringanin hukuman lo. Gue rasa dua aja udah cukup."

Penjelasan yang disampaikan Dita tanpa beban membuat Kirana melongo. Berarti, sampai nanti acara MOS hari ini selesai, Kirana belum tentu sudah menyelesaikan hukumannya, dong? Waktu pulangnya tinggal satu jam lagi. Sedangkan untuk membersihkan kamar mandi yang menurut Kirana seperti kandang ternak ini butuh waktu yang lama.

Masa-masa MOS ku yang berharga habis di toilet? Batin Kirana lesu. Ia tersenyum licik, mendapatkan ide cemerlang namun niatnya itu sirna ketika Dita kembali berucap. "Tapi, kalo lo gak bersihin sebersih tadi tetep gue suruh enam toilet."

Pupus sudah harapan Kirana.

"Yaps! Karena gak lagi jam istirahat, toiletnya sepi. Silahkan dibersihkan!" Ucap Dita sembari menunjuk kamar mandi laki-laki dihadapan mereka. Kirana semakin lesu, apalagi otaknya secara otomatis memutar kembali kenangan di kamar mandi itu pagi tadi.

"Heh, napa lo?" Tegur Dita membuat Kirana tersadar dari lamunannya. Gelagapan, ia buru-buru mencari alasan. "A-anu, Kak. Memang sih sepi tapi itu kalo di dalam ternyata ada cowok gimana?"

"Iya juga ya," gumam Dita setuju. Tak mungkin salah satu dari mereka nekat masuk. Mencoba mencari cara, Dita berpikir keras hingga seseorang melintas di lapangan tempat Dita menghadap.

"Eh, Dik! Sini!" Seru Dita memanggil laki-laki yang menurut Kirana tidak asing baginya.

Eh? Itu kan manusia laknat tadi pagi?

"Ada apa sampai manggil-manggil cogan?" Jawab orang yang Kirana ingat bernama Dika itu sambil tersenyum jahil. Dita berdecak, "Kalo cogannya aja kayak lo ntar yang cojeknya gimana lagi?"

SasikiranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang