Chapter 24

643 51 0
                                    

Guys kalian masih hidup gak?
Aku udh mau die aja nih gara2 taekook di gda 😁😁😁😁
Aku melayang sdh ini,,
Help me help me

Aku liat mereka itu kyk nya nyaman bgt spt itu,, Emang kyk nya mereka terbiasa aja spt itu kan,, Aduh mereka itu ahhh gak tau lg hrs ngomong apa,, mereka married couple 😘😘😘Nikmatin yah lanjutannya,, Wlw gak trllu panjang,, Maaf typo yg selalu t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku liat mereka itu kyk nya nyaman bgt spt itu,,
Emang kyk nya mereka terbiasa aja spt itu kan,,
Aduh mereka itu ahhh gak tau lg hrs ngomong apa,, mereka married couple 😘😘😘
Nikmatin yah lanjutannya,,
Wlw gak trllu panjang,,
Maaf typo yg selalu terdampar dgn luas😁😁

Mendengar dengan sangat jelas suara yang sangat tidak ingin didengarnya. Mengacuhkan akan yeoja cantik paruh baya, wanita yang telah melahirkannya, Jeon Luhan memanggil namanya. Dengan tergesa-gesa secepatnya menaiki tangga.

"Jungkookkkkk..... Jeon Jungkook, berhenti di sana!!!"

Langkah kaki Jungkook terhenti. Masih dengan keadaan membelakangi sang eomma.

"Kau sudah tak memiliki telinga lagi?" nada ketus terucap nyaring dari mulut sang eomma.

Membalikkan tubuhnya perlahan dengan kepala tetap menatap ke depan namun tak ingin memfokuskan tatapannya pada manik sang eomma yang seperti siap untuk menguliti dirinya.

"Anda memanggilku nyonya?" suaranya  bergetar namun terkesan menantang keluar dari bibir yeoja bergigi kelinci tersebut.

“Nyonya? Kau memanggilku Nyonya? Kau sudah seperti anak tak jelas Jungkook. Begundal. Aku tak paham akan tingkah laku mu yang semakin hari semakin tak jelas. Tak beretika. Hilang kemana semua aturan dan tata krama yang diajarkan," manik matanya berkilat, menatap kesal sang anak bungsu yang membuat darahnya mendidih.

"Anda sudah tahu, tak perlu berulangkali mengatakan aku BEGUNDAL. Maaf aku tak memiliki EOMMA  yang mengajariku untuk bertingkah sopan. Orang tua itu hanya sibuk untuk menambah pundi-pundi uang kebahagiaannya. Anggap saja aku tak ada. Beres kan Nyonya Jeon?" ingin kembali menaiki tangga tapi langkahnya kembali terhenti karena sang eomma yang dengan langkah cepat menarik tangannya, memalingkan tubuhnya.

"Kau!!!! Jungkook,,," tangannya sudah siap ingin melayangkan tamparan ketika seseorang datang.

"Luhan,,!!"

Menatap ke arah datangnya suara, melihat atensi sang suami dengan wajah kaget bercampur kecewa. Menurunkan tangan kanan yang tadi sudah siap mencetak bekas telapak tangan di wajah mulus Jungkook. Jungkook pun membuka mata nya yang sudah iya tutup saat melihat dan menyadari apa yang akan dilakukan sang eomma terhadap dirinya.

"Yeobo,, " suara pelan tapi masih terdengar menahan emosi yang sudah meluncur pada anak gadisnya.

'Apa yang akan kau lakukan? Kau ingin menampar Jungkook?"

"Dia pantas mendapatkannya. Aku harus memberikannya pembelajaran, bagaimana harus bersopan santun. Anak ini sudah tak memilki etika sama sekali."

"Dengan menamparnya??? " bertanya pada sang istri yang tak mau melakukan kontak mata dengan dirinya. Tak percaya apa yang akan dilakukan sang istri terhadap putri mereka.

"Bukan hal yang baru appa. Anda tak jadi menammparku Nyonya? Kalau tak jadi permisi aku akan naik ke atas. Permisi appa," mempercepat langkah kakinya menaiki anak tangga. Tepat saat tubuhnya berbalik, tetesan demi tetesan sudah keluar dari mata indahnya. Menahan isakan yang siap meluncur dengan menggigit bibir bawahnya.

"Kau lihat? Itu lah kelakuan anak gadismu yang sungguh tak beraturan. Aku lelah melihat semua kelakuan yang dia tunjukkan," mendengus kasar dihadapan sang suami.

'Kau bisa membicarakan dan menasehatinya dengan baik-baik Lu. Dia masih belum dewasa dengan sempurna. Dia baru saja lulus dari sekolah menengah atasnya. Masih berada di masa peralihan menuju usia dewasanya. Semakin kau berkeras, maka dia akan semakin tambah berkeras. Itu watak Jungkook.," berusaha berbicara dengan pelan pada sang istri.

"Tapi dia sudah sangat keterlaluan Hun. Dia seorang yeoja tapi sama sekali tak ada sifat yang baik menunjukkan dia seorang yeoja. Dia tak mau mendengarkanku sama sekali."

"Lemah lembut dan kasih sayang. Jungkook akan luluh karena hal itu. Kau eomma nya. Gunakan sisi keibuanmu. Hancurkan sifat kerasnya dengan itu. Aku yakin kala kau mengajaknya dengan pelan, dia akan mendengarkanmu."

Mendekatkan tubuhnya dan memeluk tubuh sang istri dengan erat. Mengusap penuh kehangatan punggung belakang yeoja yang sangat dicintainya itu. Merasa kemeja yang dia gunakan basah, tahu dengan pasti Jeon Luhan mengeluarkan airmata di dada bidangnya.

Sama sekali tak terdengar isakan walau sekecil apapun. Jelas sekali wanita dalam pelukannya ini memiliki watak yang sama kerasnya dengan aanak perempuannya. Hingga sangat mengherankan kenapa para yeoja dikeluarganya memiliki keras kepala yang sangat sulit untuk dibantahkan.

Bersyukur karena anak sulungnya, Jeon Namjoon menuruni sifat yang dia miliki.  Membayangkannya saja dia tak mau, kalau saja semua anggota keluarganya memiliki kekerasan kepala yang melebihi batu, menakutkan.

Menyapu pelan airmata yang masih keluar dari mata seorang Jeon Luhan.  Mengecup keningnya dengan lembut.

"Hentikan tangisanmu. Sangat tak cocok dengan karaktermu sayang," tersenyum menggoda.

"Yeobo,," senyum sedikit terpancar dari ibu dua anak itu.

"Nah kau sangat cantik bila tersenyum. Tak salah aku semakin hari semakin mencintaimu. Tenangkan  pikiranmu. Kau terlalu lelah dengan urusan rumah sakit dan pasien-pasienmu. Ambil lah cuti, nikmati waktu santaimu. Aku juga ingin melakukan hal itu. Aku akan membantumu berbicara dengan Jungkook. Kau mau?" tawar sang kepala keluarga.

"Akan kupikirkan. Kuharap bisa secepatnya mendapatkan kesempatan bersantaiku bersamamu. Terimakasih Hun. Aku juga semakin mencintaimu," kembali memeluk tubuh tegap sang suami. Hangat terasa melingkupi tubuhnya. Nyaman dan menenangkan.

Tbc

My Precious ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang