"Lo yakin ga mau bareng gue aja ra?, ujannya gede loh. Gue aja rumah dekt naik mobil, angkot ga bakal ada." Kata ipey masih membunjuk rara, tapi sayang rara terlalu batu buat nerima bujukan.
"Ga lah, beda arah gaenak sama abang lo. Gue bisa ko sendiri, ujannya kayanya juga berenti ntar." Kata rara meyakinkan ipey, ipey hanya bisa menghebuskan nafas gusar.
"yaudah, nanti kalo lo belum pulang juga kabarin gue aja ya. Nanti gue jemput." Kata ipey memberi peringatan, susah membantu rara karna emang rara terlalu terbiasa mengatasi semuanya sendiri. Lebih tepatnya dia sangat tidak suka merepotkan orang lain, walaupun temen sendiri. Akhirnya mobil kaka ipey pergi meninggalkan sekolah, rara hanya tersenyum melihat mobil itu berlalu.
Rara masih setia menunggu angkutan umum, padahal sudah jelas dari tadi bahkan tak ada orang sama sekali di jalannan selain segelintir mobil yang lewat. Berbagai macam tawaran di tolak mentah mentah, padahal temen temen rara ingin membantu tapi rara ternyata tidak ingin di bantu.
"ekhm, bu KM mau sampe kapan di sini?." Tanya aji yang tiba tiba muncul, aji emang lumayan klop sama rara.
"eh ada aji, sampe angkot dateng." Kta rara santai, di balas tawa oleh aji.
"Heh, nunggu ampe lebaran monyet juga ga bakal dateng ujan deres gini." Ledek aji pada rara, aji tau banget rara adalah orang yang enggan di bantu jadi ia tak mau menawarkan toh ujung ujungnya di tolak mentah mentah.
"Suka suka gue dong, dah sana lo balik jangan rese." Kata rara sambil mendorong dorong tubuh aji.
"Yeee.. yaudah yaudah balik ni gue, kalo ada apa apa kabarin yak. Gue hari ini di rumah alfin mau mabar sampe mampus." Guyon aji smbil nyengir, hanya di balas gelengan kepalaheran oleh rara. Aji ini bisa di bilang nakal banget, guru guru sampe nyerah sama dia saking nakalnya.
"Lo doain gue kenapa kenapa tah nyet, liatin aja lu ye." Ujar rara memaki sambil memukulkan tas ranselnya pada aji, aji akhirnya ngibrit ke dalam mobilnya karna ga mau bonyok gara gara rara. Tapi siapa sangka ternyata dari tadi ada yang sedang memperhatikan dari jauh, memperhatikan bagai mana rara menolak teman temannya.
"Semua orang di tolak kamu nunggu saya?." Ujar ega dengan nada genit, 'ya ampun ini saya kenapa jadi genit gini.' Ujar ega dalam hati.
"Idih idih dateng dateng kepedean, males banget udah ah sana." Kata rara sambil mengarahkan badan untuk menghindari terjadinya penglihatan antara dua manusia tersebut.
"Kalo saya ga mau?, kamu mau apa?." Kata ega dengan nada santainya, 'Tuhan, rara pengen punya jurus seribu bayangan kaya naruto rasanya.' Keluh rara dalam hati.
"Ya itu mah terserah, bukan urusan saya." Kata rara cuek, rara memang selalu cuek dan batu pada semua orang.
"Yaudah saya ikut nunggu aja di sini sampe kamu pulang, tapi kalo kamu mau pulang sama saya hari ini juga gapapa." Kata ega memberi pilihan, padahal ega bukan lah orang yang keras kepala. Tapi, demi rara yang keras kepala dia juga harus keras kepala.
"ish, biar apa sih pak?. Saya ga minat di tungguin." Kata rara dengan nada tinggi.
"Oh berati kamu minat pulang bareng saya?." Kata ega usill, padahal ega paham sekali apa yang di maksud rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. LIBRARY
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis SMA yang selalu di ganggu oleh guru di perpustakaan, tanpa menyadari ternyata sedikit demi sedikit rasa timbul dalam dirinya. Tapi karna sang guru mempunyai kehidupan yang terlalu tertutup, masalah pun datang silih...