Mengingat penuturan adiknya, ega jadi teringat perkataan kepala sekolah padanya saat di kantor.
Flash Back
" Jadi begini ega, kebetulan kelas 12 ipa 2 wali kelasnya di pindahkan oleh dinas pusat. Jadi mereka belum mendapatkan wali kelas pengganti." Terang kepala sekolah ganteng yang sangat ia kagumi karna wibawanya itu.
"saya kan baru pak, masa udah jadi wali kelas apalagi buat kelas 12. Apa ga sebaiknya yang lebih tua aja pak, biar lebih kepantau." Tutur ega, jauh dari akal sehatnya. Karna kelas 12 pasti butuh bimbingan lebih, terlebih lagi mereka akan menghadapi UN.
" Masalahnya, saya ini mencari guru wali untuk kelas 12 ipa 2 tapi ga ada yang sanggup.mengingat kelas itu tempat anak anak pinter, yang bertopeng nakal. Yang tua tua udah ga sanggup, mungkin yang muda bisa lebih mudah berkomunikasi. Apa lagi ketua kelasnya rara, walaupun bijak dan menjunjung tinggi ke benaran kadang dia melampaui batas seharusnya. Kamu tau sendiri guru kalo udah tua pengennya di hormati, tapi rara memukul rata semuanya. Kadang saya sampe bingung harus bilang apa ke rara, karna di satu sisi dia emang bener. Jadi saya harap kamu mau ya, kamu masih muda pasti lebih mudah berkomunikasi dengan mereka." Jelas kepala sekolah secara jelas, ega sebenernya sungkan karna melangkahi yang lebih senior. Tapi mendengar perkataan kepala sekolah ega jadi ingin, dia ingin tau seperti apa gadis itu.
" Baik pak, saya akan menjadi wali kelas untuk kelas 12 ipa 2." Jawab ega,dia sebenarnya senang di satu sisis mendapat kepercayaan itu. Tapi, dia tidak yakin dia bisa atau tidak menangani gadis itu.
Flash Back off
Dia berfikir, gadis yang ia kagumi itu ternyata ajaib. Dengan muka yang sangat jauh dari kata jahat, dia malah melakukan hal yang menyakitkan. Bahka ega sangat tidak percaya, tapi setelah di pikir pikir. Selama dia berkomunikasi dengan rara pun, rara selalu merespon dengan buruk. Tapi entah kenapa menurut ega itu lah daya tarik yang di miliki wanita itu, benar benar ajaib memang. Ega pun akhirnya memejamkan mata, ia hanya berharap bertemu gadisnya di mimpi malam ini.
JJJ
"Pagi everyone, ada rara ga." Terdengar seseorang perteriak di pintu kelas gue, gue hanya bisa melihat punggung cowo tinggi bongsor itu.
"Raranya belum dateng bar, tadi bilang mah di jalan!." Teriak seseorang yang gue yakini adalah ayu, hanya ayu yang mempunyai suara aga berayun seperti itu. Gue pun berjalan menuju bara, dan menepuk pundak lelaki tersebut tanpa sepatah katapun. Bara yang merasakan tepukan gue membalikan badannya.
"AAAAAAAAAAA...!!!!!!." Teriak bara. Gue bahkan ga ngapa ngapain dia, tapi dia malah teriak. Gue Cuma bisa berdiri dengan tatapan malas, ke arah lelaki bongsor itu. " Eh anjing kaget gue, kaya setan lu tiba tiba nongol aja." Lanjut bara sambil mengelus dadanya.
"Lu kali setan mah, genderuwo sama lu mirip ko. Lagian lu ngapain sih bediri di depan pintu kelas gue, coba sih bar sadar body. Lo bediri di pintu, pintunya ketutupan lo semua anjir gada celah." Ledek gue, manusia manusia yang sudah ada di dalam kelas pun tertawa lepas. Baraya atau yang biasa di panggil bara itu salah satu anak buahnya ali, dia dari kelas 12 IPS 5.
" Lo tau ga, anak kelas 11 ada yang dengki sama lu." Kata bara ke gue, sesungguhnya gue ga peduli. " Katanya lo cewe centil, yang suka godain pak ega si guru baru itu." Mendengar lanjutan perkataan bara itu cukup membuat rara berapi api, rara sangat murka.
" Siapa yang bilang?." Tanya gue penasaran, padahal mungkin gue ga akan kenal juga sama tu bocah.
"Namanya irene, anak 11 ipa 5." Kata bara memberi tahu, rara hanya mengangguk.
"Makasih infonya, sana balik bentar lagi upacara di mulai." Usir gue pada si bara bodag. Dan barapun balik ke kelasnya. Huh, gue ga deket sama tu guru gila aja udah ada yang gibahin, gimana kalo beneran deket. "Idih pemikiran apa sih ini, sadar ra sadar. Deket dia aja sentimental lo naik, apa lagi kalo jadi hih." Gue bergumam sambil jalan masuk ke kelas.
"Ra, buruan ayo ke UKS nanti upacara keburu mulai." Kata ipey, kadang gue bersyukur masuk PMR. Karna gue gausah cape bediri lama buat dengerin ceramah kaya murid murid lain, karna gue sering dapet tugas di dalem ruangan.
"Yuk." Aku pun berjalan beriringan dengan ipey, sebenernya gue di PMR ga jadi apa apa. PMR Cuma tameng gue biar ga ikut upacara aja, jadi pas di suruh jadi pengurus gue ogah ogahan karna emang ga minat aja heheh.
Sesampainya di UKS sudah ada beberapa orang siswa yang mengaku lagi sakit, kebanyakan dari mereka ini penipu. Pura pura lemah, padahal Cuma sakit biasa. Suka ngeselin, gue pengen nabok rasanya, bisa bisanya bikin kerjaan gue makin banyak. Setiap senin yang bertugas di dalam UKS biasanya 3 orang dari PMR dan 1 orang dari osis, osis selalu ngirim orang yang sama buat jaga di UKS. Namanya Gafa, dia salah satu adik kelas yang lumayan deket sama gue. Anaknya kecil bawel dan pengertian, ya walaupun sering usil dan rese setidaknya dia udah kaya ade buat gue.
"Woi, ka rara!." Panggil gafa ke gue, mukanya di hiasi dengan cengiran najis yang biasa ia keluarkan. Walau begitu gafa tetaplah orang baik, hanya saja butuh kesabaran ekstra buat berteman dengannya. "gue pun menghampiri gafa tanpa berkata, sambil melambaikan tangan seolah berucap 'halo'. " UKS emang jadi tempat favorit anak anak sok alim buat menghindari upacara ya ka, upacara belum mulai aja udah banyak gini." Lanjutnya.
"Ya gitu deh kira kira, mereka takut di hukum kalo ga ikut. Jadi pelariannya ke sini, padahal gue bakal bikin UKS menjadi hal yang di takuti sama anak yang pura pura sakit." Jawab gue, gue menjadikan UKS neraka bagi mereka yang ga berhak buat ada di UKS.
" Widiii galak, gada lagi dah anak PMR yang galak selain lu." Kata gafa sambil pertepuk tanyan seolah dia bangga, Cuma dia adik tingkat yang sama sekali ga takut sama gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. LIBRARY
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis SMA yang selalu di ganggu oleh guru di perpustakaan, tanpa menyadari ternyata sedikit demi sedikit rasa timbul dalam dirinya. Tapi karna sang guru mempunyai kehidupan yang terlalu tertutup, masalah pun datang silih...