RIAN

77 6 1
                                    

"Tidak ada salahnya membuka hati untuk orang lain"

————————————————————————

"RIAN!!!"
Dengan segera Rian menyusul Bunga dengan motornya. Ia tahu motornya tidak dapat melesat dengan laju melawan mobil Raka. Ia butuh bantuan. Rian terus mengejar mobil Raka selagi masih bisa. Jalanan begitu sepi membuat mobil yang ditumpangi Bunga melaju dengan kecepatan kilat. Rian berhenti karena tidak mampu mengejar kembali.

"Halo"

"Abang!" Teriak Bunga dengan isakan tangisnya.

"Abang berhenti!!" Pinta Bunga.

Raka memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Sambil menatap sit mobilnya Raka dengan rambut basah sudah tercampur keringat terlihat tampan namun di mata Bunga Raka seperti pisikopat gila yang mengendarai mobil seperti ingin mengakhiri hidup.

"Abang kenapa pisahin Bunga sama Rian!" Tanya Bunga dengan isakan tangisnya.

"Abang jawab! Kenapa abang gitu sama Bunga! Rian sendirian bang!" Ucap Bunga mendorong bahu Raka.

Raka masih terdiam tidak menjawab ucapan Bunga. Ingin sekali dia marah tapi ia bingung marah pada siapa.

"ABANG JAWAB!!" Teriak Bunga kesal.

"YA!" Bentak Raka.

"Gua ngelakuin itu demi lu, gua gk mau lu sakit hati karena beberapa cowok kaya gitu!" Ucap Raka sambil mendekati wajah Bunga dengan tatapan tajam memperingatkan.

"Rian sama Arga beda!" Bentak Bunga.

"Rian orang sederhana gk kaya Arga, jangan buat Rian menderita dia gk punya apa apa seperti abang yang selalu bisa mendapatkan semuanya melalui tindakan. Kali ini Bunga gk mau" Jelas Bunga keluar dari mobil.

Bunga jalan menyusuri pinggir jalan kota. Ia menangis tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Ia butuh Arga sekarang. Tapi Bunga sadar Arga tidak akan ada untuk dia.

Tin...tin...

Suara mobil Arga menghampiri Bunga. Dengan mata sembabnya Bunga tidak mempedulikan Arga. Ia ingin memeluk dan mengadu pada Arga tentang semua hari ini. Tapi itu mustahil.

"Bunga!" Panggil Arga turun dari mobil dan mengejar Bunga.

"Apa lagi?" Tanya Bunga dengan tatapan kosong.

"Lo kenapa?" Tanya Arga khawatir.

"Masih peduli sama gua?" Tanya Bunga membuat Arga tertohok.

"Ayo gua anter pulang" ucap Arga.

"Gk perlu" ketus Bunga.

"Gua cuman gk mau lu kenapa napa" Arga menarik tangan Bunga.

Bunga tidak bisa apa apa. Ia pasrah dan mengikuti Arga hingga dirumahnya.

"Bunda" panggil Bunga memasuki rumahnya.

"Udah pulang? Katanya kamu bareng Rian" ucap Bunda yang baru selesai memasak.

"Oh,ada Arga" ucap Bunda.

"Tante" ucap Arga sopan dan menyalimi bunda.

"Bunga ke kamar ya bun" ucap Bunga malas.

"Makan dulu bunda udah masakin makanan yang enak, kamu juga ya Arga" ajak bunda.

Bunga hanya menuruti saja tidak banyak menolak.

"Kamu tumben main ke sini Arga" ucap bunda di sela makan.

"Lagi berantem kali sama pacarnya" ucap Bunga.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang