Menyesal bukan penyelesaian
Jadikan penyesalan sebagai pembelajaran agar tidak mengulangi hal bodoh kembali
———————————————————————Arga terus memandang layar ponselnya. Ia tidak bosan melihat foto foto itu. Matanya liar memandang foto foto kenangan. Sudah satu jam lebih hanya memandang foto kebersamaannya dengan Bunga dulu. Sudah tidak ada canda gurau dan rayuan dari Bunga. Semua sudah Arga hapus untuk melupakan gadis itu. Namun sekarang, Arga tidak dapat menghapus foto foto itu. Terlalu indah untuk di hapus.
Arga membuka akun instagram milik Bunga. Arga ingat akan ucapan Bunga.
"Hah?!" Teriak Arga melihat ponselnya.
Bunga hanya tertawa kecil dan tetap memakan baksonya.
"Bunga kenapa foto jelek kamu post?" Tanya Arga sambil menunjukan fotonya.
"Hihiiii... katanya ganteng, orang ganteng mah gk takut aib kelesss" Goda Bunga dengan senyum meremehkan Arga.
"Kenapa di jadiin sorotan!?" Ucap Arga masih syok. Orang akan melihat wajah jelek itu.
"Gk papa, Aku janji gk bakal keluarin ini dari sorotan sampai kapan punnnn..." Ucap Bunga dengan senyum kemenangan.
"Dasar" Guman Arga mengingat kejadian bersama Bunga dulu.
Arga mengecek satu persatu sorotan di akun Bunga. Ternyata gadis ini suka sekali memosting hal yang tidak jelas. Arga tertawa kecil melihatnya. Masih sama dengan dulu. Arga terus menggeser layarnya hingga ia terhenti. Matanya memandang lekat foto itu. Bunga menepati janjinya. Dia tidak mengeluarkan foto jeleknya dari sorotan.
"Bahagia banget liat gua jelek" Ucap Arga terkekeh.
Namun satu hal yang membuat Arga menjadi tersadar. Ternyata foto Rian jauh lebih banyak dari pada dirinya. Arga cemburu. Kenapa hanya satu foto tentang dirinya. Padahal banyak foto dan kenangan yang jauh lebih menarik dari pada wajah Rian. Padahal mah setiap ada Rian selalu ada Aurel soalnya kan mereka sahabatnya Bunga.
"Ck" Arga melempar ponselnya ke kasur empuknya. Dan menidurkan dirinya.
"Kenapa move on jauh lebih sulit dari pada mencintai." Arga benar benar bingung. Sudah banyak hal yang Arga lakukan untuk melukai hati Bunga. Namun Arga belum puas dengan semuanya. Bunga merelakannya? Kenapa jadi dirinya yang susah melepaskan Bunga.
"Sial!"
Arga bangun dari kasurnya. Mengambil jaket dan kunci motornya. Entah apa yang Arga lakukan intinya ia ingin bertemu Bunga.
"Mau kemana?" Tanya Dian yang tengah duduk di sofa ruang tv.
Arga menghiraukannya. Ia tidak peduli jika gadis itu menunggunya berjam jam. Intinya ia ingin bertemu Bunga.
"Aku ikut" Ucap Dian menghampiri Arga dan memegang tangannya. Dengan cepat Arga menepisnya. Ia muak melihat wajah Dian. Semenjak Dian ada dalam hidupnya semua hancur.
Dian hanya menatap Arga miris. Sudut bibirnya naik ke atas membentuk senyuman.
"Aku punya dirimu tapi hati mu tidak" Ucap Dian pada dirinya sendiri yang menatap kepergian Arga.
Arga menjalankan motornya. Ia pergi ke toko kue dan membeli brownis coklat kesukaan Bunga. Arga tersenyum melihat kotak di tangannya. Saat Arga ingin melajukan motornya. Ia tak sengaja melihat Bunga tengah duduk di bangku motor milik Rian. Arga mengerjapkan matanya dan menahan sesak di dadanya.
"It's okay" Ucap Arga.
——
"Makasih Rian" Bunga turun dari motor Rian dan memberikan helmnya pada Rian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunga
Teen FictionTersakiti kata yang selalu di rasakan bunga. Melihat Arga membuat hati nya hancur berkali kali. Tidak akan terulang lagi ia mencintai dan menyayangi laki laki tersebut. Menyayangi Arga dapat menyakiti dirinya dan mencintai Arga adalah sebuah kesalah...