SIAPA RIAN?

81 10 0
                                    

Mencintai adalah hati harus siap menerima semua kenyataan yang sebenarnya

————————————————————————

"Rian kamu bawa siapa?" Tanya seorang wanita sangat cantik yang menghampiri Rian.

Bunga hanya bingung siapa wanita tersebut dan mengapa ia sangat peduli pada Rian. Rian terus menarik Bunga memasuki rumahnya. Bisa di bilang rumah laki laki sial.

"Rian kamu mau kemana?dan kenapa kamu bawa perempuan?" Tanya wanita itu lagi.

"Minggir ma!" Bentak Rian.

Bunga terkejut di buatnya. Ternyata wanita cantik itu mamanya Rian. Ia mengira wanita itu pacarnya Rian. Bodoh tidak pemikiran Bunga?

"BRENGSEK!" Teriak Rian meneriaki salah satu ruangan yang bisa di sebut kamar di lantai atas.

"KELUAR LO SEKARANG!" Teriak Rian masih menggenggam Bunga.

"WOY ANJING DENGER GK SI LO!" Teriak Rian ketiga kalinya.

Plak..

Satu tamparan mendarat di pipi Rian dan meninggalkan bekas merah disana. Violet menapar Rian karena perilaku Rian yang tidak sopan.

"Mama tampar aku?" Tanya Rian masih menahan amarahnya.

"IYA! MEMANG SALAH?" Bentak Violet.

Bunga yang melihat hanya terdiam matanya hampir ingin copot melihat semua ini. Dia tidak mengerti apa maksudnya.

"Bunga ayo gua anter pulang" Ucap Rian dingin.

"Siapa yang meneriaki rumah ini dengan kata kata tidak sopan!" Tegas seorang pria yang suaranya di kenali oleh Bunga.

"Keluar juga ternyata anda" Ucap Rian berbalik badan dan menatap tajam pria tersebut.

"Papa kira dia temanmu ternyata pacarmu" Ucap pria tesebut.

"Kau bukan papaku!" Bentak Rian dengan senyum miringnya.

"Kenapa tidak bilang dia pacarmu? Aku akan memberikan dia kejutan disekolah tadi jika kamu bilang" Ucap pria tersebut dengan mata mengancam Rian.

"Jangan macam macam dengan Bunga" Ucap Rian lantang.

"Jadi namanya Bunga?" Tanya pria tersebut terlihat menarik.

"Jaga matamu pria tua mesum!" Ketus Rian.

"Rian anter Bunga pulang ma"

"Dan satu lagi tolong suaminya di jaga kalo ingin tetap dia hidup" Ucap Rian dan berlalu meninggalkan rumah tesebut dengan menarik Bunga.

Bunga masih menatap Rian takut. Bagaiamana tidak Rian sangat marah dan membenci papanya. Bunga justru merindukan papanya. Ternyata banyak yang tertutupi dari Rian.

Perjalanan sepi tidak ada obrolan hingga tiba di rumah Bunga.

"Yang tadi itu gk usah di pikirin,cuman masalah kecil biasa" Ucap Rian belum pergi dari perkarangan rumah Bunga.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang