HATI HATI

58 7 0
                                    

Tidak ada salahnya membuka hati untuk orang baru?

————————————————————————

Bunga memegang dadanya. Merasakan ada gerakan di dalam dadanya. Bunga berusaha menutupi bahkan menghilangkan detak didalam dadanya namun tidak dapat. Bagaimana bisa ia bersikap biasa saja ketika Rian ada di hadapannya dengan wajah polos tampannya itu. Cewek manapun akan ambyar jika mengalami hal yang sama.

'Jantung jangan bermain sekarang, gua belum siap untuk memulai dengan orang baru' bisik Bunga pada dirinya sendiri.

"Kenapa bengong?" Tanya Rian.

"G.Gua cuman agak capek dikit" ucap Bunga asal.

Rian bingung,ia mengerutkan dahinya sambil menatap Bunga intensif. Bunga yang merasa di perhatikan seperti itu ia segera tidur di atas kasur sambil mengarahkan punggungnya pada Rian. Agar Rian tidak tau apa yang Bunga alami sekarang.

Rian segera berdiri dan keluar dari kamarnya. Ia tidak mau jika kehadirannya akan mengganggu Bunga untuk saat ini.

'Rian mau kemana? Napa si gk pamit!' Batin Bunga sebal dan memeluk gulingnya erat.

"Rian mau kemana?" Tanya bunda menghampiri Rian yang sepertinya akan pulang.

"Eh, Saya mau izin pamit tante soalnya takut kemaleman sampai rumah" ucap Rian pamit dan mencium tangan Bunda.

•••

"Bunga untuk majalah dinding udah siap semua belum?" Tanya Aurel.

"Sudah" Seketika Bunga teringat. Semua karya komik mini ada di Rian. Apa ia harus menemui kelasnya. Kalau sampai ada yang tahu bisa hancur semua.

"Permisi, apa anda mencari ini?" Tanya seorang pria paru baya menghampiri Bunga dengan membawa kantung plastik berisikan semua perlengkapan mading beserta karya yang di buat Rian.

"Oh iya benar, terima kasih" Ucap Bunga.

Pria paru baya itu memberikan isyarat mata pada Bunga. Bunga tidak mengerti, namun ia merasa seperti harus mengikuti pria tersebut. Pria itu berjalan meninggalkan Bunga perlahan.

"Rel tolong titip ya!" Ucap Bunga dan segera berlari mencari pria paru baya tersebut.

"Mau kemana!" Teriak Aurel.

"Kebelet gk tahan lagi!"

'Bapak tadi kemana si! Padahal tadi gua liat dia jalan ke sini' Batin Bunga terus mencari keadaan pria tersebut.

'Disini'

Bunga seperti mendengar suara bisikan pria paru baya tersebut. Ia agak takut namun ia memberanikan dirinya. Bunga menengok kebelakang melihat pria tesebut tengah duduk bersantai di taman belakang sekolah.

"Ternyata kau paham juga maksudku" Ucap pria itu sambil menyeringai.

"Apa yang bapak mau?" Tanya Bunga sopan.

"Saya orang tua Rian" Ucap pria tersebut.

'Ahh ayahnya Rian ternyata'

"Salam kenal om" Ucap Bunga menunduk.

"Tidak usah menunduk, saya hanya ingin menyampaikan satu pesan Rian hari ini tidak masuk dan entah sampai kapan dia tidak akan masuk sekolah. Saya harap kamu bisa menolong saya untuk berbicara dengan guru nanti" Jelas pria tersebut.

'Hah! Rian gk masuk? Ada apa sama dia?' Batin Bunga khawatir.

"Tak perlu khawatir Rian sudah besar dia dapat menjaga dirinya sendiri dan aku yakin kau orang yang dapat dipercaya" Jelas pria tesebut dan meninggalkan Bunga yang masih terdiam.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang