PUPUS

50 9 1
                                    

Kesedihan dan kebahagiaan akan terus datang menjadi tamu tak diundang

————————————————————————

Bunga terdiam terus di kelasnya. Setiap Rian menghampirinya Bunga meminta untuk sendiri begitu juga dengan Aurel. Siapa lagi yang peduli dengan Bunga selain Rian dan Aurel. Dua orang yang Bunga sayangi.

Bunga merasa bosan ia menyusul Aurel yang tengah menonton pertandingan sepak bola di lapangan sekolah. Bunga duduk di sebelah Aurel dan menatap seseorang di sana. Seseorang yang ia akhiri hubungannya. Satu sekolah tidak ada yang tahu hanya Arga dan Bunga saja. Ini lebih baik.

Arga yang merasa ada Bunga ia sesekali melihat gadis tesebut. Wajahnya pucat tidak segar. Rona bibirnya tidak seindah kemarin. Tatapan matanya hampa dan tidak ada senyum yang terbit di wajahnya. Rian yang memperhatikan Arga segera menyenggol bahunya.

"Cantik ya pacar gue?" Tanya Rian dengan senyum menantangnya.

Arga tidak mempedulikannya. Ia berusaha fokus dengan permainan sepak bola ini.
"Kamu mau buat aku bahagia apa ngehancurin hidup aku!" Kalimat itu selalu teringat di pikiran Arga. Entah kenapa kalimat Bunga sangat menyindirnya.

"WOII AWAS!" Teriak Rian.

Buk...

Bola kaki berhasil menghantam kepala Arga. Rasanya pusing dan berputar. Sesekali Arga mengerjapkan matanya. "Bunga" Arga ingin memanggil nama itu namun tidak mampu. Ia melihat samar samar wajah Dian yang begitu khawatir dengannya. "Kenapa bukan Bunga?" Ucap Arga begitu kecil tidak ada yang tau.

"Bunga cowok lo!" Panik Aurel sambil menarik tangan Bunga. Namun Bunga menahan. Ia memilih tetap duduk diam dan menatap Arga yang di kerumungi banyak orang. Pupus rasa khawatir sudah tidak ada. Mati rasa. Tidak ada rasa untuk Arga. Cinta? Bunga menyesal mengenal cinta.

Ingin Bunga menangis saja. Namun hanya membuang energi saja. Bunga berdiri meninggalkan lapangan sekolah dan pergi menuju kelasnya.

Bunga mengambil beberapa obat di dalam tasnya dan meminumnya. Bunga menarik nafas dan meminum air. Memejamkan mata dan bersandar pada kursinya.

"Apa yang lo minum?" Tanya Rian yang tiba tiba sudah berdiri di pintu kelas Bunga.

Bunga terbangun dan terkejut. Segera menyembunyikan obat obat itu dalam saku roknya. "Gk ada apa apa" Ucap Bunga menegapkan badannya.

Rian tidak percaya. Ia masih penasaran dan berjalan menuju bangku Bunga. Bunga sudah berusaha menyembunyikan obatnya namun Rian dapat menemukannya.

Bunga melotot dan sedikit mundur ketika Rian terus maju.

Deg...

Kelas sepi hanya Bunga dan Rian karena mereka memilih untuk ke kantin dan perpustakaan. Pandangan Rian dan Bunga bertemu tatapannya sangat dekat. Hidung mancung Rian hampir menyentuh hidung milik Bunga.

"Bunga?"

Rian dan Bunga menoleh ke asal suara. Bunga melihat Arga yang tengah di perban kepalanya. Mengapa dia kesini bukankah dia di uks bersama Dian?

Arga melihat pemandangan antara Bunga dan Rian. Sakit! Begini rasanya. Arga ingin marah namun tidak bisa karena dia bukan siapa siapa Bunga lagi. Dia sudah menjadi mantan pacar. Camkan mantan pacar.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang