HUG ME!

23 5 0
                                    



again and finally I alone again

________________________________

Sejak mendengar  suara teriakan Bunga. Aurel kembali bergegas menuju kamar Bunga. Ia sangat curiga dengan Adrian. Mengenai Bunga Aurel sungguh khawatir. Dalam hatinya Aurel terus berdoa berharap Bunga baik baik saja. Dan ketika Aurel hendak memasuki kamar Bunga.

Adrian keluar dan berpapasan lagi dengan Aurel. Kini tatapannya tidak kalah tajam dan dingin dari sebelumnya. Aurel terhenti darahnya tidak mengalir. Situasi apa ini? Ia masih ingin hidup tenang.

"Ehh om barang saya ketinggalan di dalem, hehe" Ucap Aurel beralasan dan segera masuk ke kamar Bunga.

Aurel menutup pintu kamar Bunga dan menguncinya. Hatinya sangat lega ketika berhasil melewati Adrian. Kenapa dia begitu menyeramkan? Tapi dia tampan.

Aurel menepuk pipinya dan segera mencari Bunga. Aurel sedikit bingung, bukan kah sebelumnya Bunga tengah duduk sembari membaca novelnya? Lalu kemana Bunga. Tidak mungkin dia bersembunyi atau mungkin Bunga di kamar mandi?

Aurel mengecek kamar mandi Bunga. Dikunci, ya iyalah kalo gk di kunci banyak maling mesum yang masuk sini. Aurel mendengar suara air tandanya Bunga ada di dalam. Aurel lega rasa khawatirnya hilang namun tetap saja rasanya seperti ada sesuatu yang mengganjal.

"Kapan kamu pergi dari sini?" Tanya Adrian mengejutkan Aurel.

Aurel dengan buru buru mengambil tasnya dan pergi tanpa bilang sepatah kata pun dengan Adrian. Aurel merasa ada yang janggal dengan Adrian. Semoga Bunga baik baik saja. Aurel menutup pintu kamar Bunga dan pergi.

"Gadis tidak sopan" Ucap Adrian dan berjalan menuju kamar mandi Bunga.

Adrian mematikan air yang mengalir dan berdiri di depan Bunga. "Kamu tidak akan ikut dalam dinner kali ini" Ucap Adrian dan meninggalkan Bunga di kamar mandi tersebut.

Aurel bertemu Raka dan Raka merasa aneh dengan raut wajah Aurel. Raka menarik tangan Aurel dan mengangkat alisnya. Seolah olah menanyakan sesuatu. Aurel berbisik pada Raka.

Adrian tengah menatap Aurel tajam. Dan Aurel segera pergi tanpa berpamitan. Raka masih bingung apa maksud ucapan Aurel. Ada apa dengan kamar mandi Bunga?

"Gadis itu tidak tau sopan santun" Ucap Adrian yang mendekati Raka.

"Bukannya ayah tadi di ruang kerja, kenapa bisa datang dari arah kamar Bunga" Tanya Raka yang sudah penasaran.

Adrian menatap mata Raka datar. 'Gadis itu sama saja seperti Bunga' Raka masih tidak mendapat jawaban. Dan hingga akhir nya Raka memegang tangan ayahnya.

"Dulu ayah gk gini, ayah sangat penyayang, ayah adalah orang yang hangat dan setiap di dekat ayah terasa aman. Justru sekarang aku merasa setiap di dekat ayah adalah bahaya. Raka gk tau jelas kenapa ayah begini. Soal masalah itu, Raka memang sempat membenci Bunga. Tapi dia adik Raka, bukan berarti Raka membenci saudara Raka sendiri yang tinggal dalam satu atap dan lahir dalam rahim yang sama" Jelas Raka sambil terus menatap mata ayahnya.

Adrian menatap mata Raka dengan perasaan iba. Ia juga bingung kenapa ia begini sekarang. Ia merasa dirinya sekarang bagaikan monster untuk orang orang. Tidak hanya itu melainkan anak anak mereka.

"Tolong ayah kembali" Ucap Raka dengan tatapan mata permohonan.

Adrian menghela nafas nya dan mengusap Rambut Raka lembut. Raka tersenyum dan memeluk ayahnya. Adrian membalas pelukan tersebut. Ini sangat nyaman dan menghangatkan perasaan Adrian. Jika ia memeluk Bunga apa kah rasanya sama? Atau jauh lebih hangat.

Adrian berjalan menuju kamar Bunga. Dan mengangkat tubuh Bunga yang lemas. Ia membantu Bunga berdiri dan memeluknya. Adrian merasa jika pelukan ini sangat ia rindukan. Hangatnya seperti pelukan mendingan ibu nya. Adrian menidurkan Bunga di kasur dan menyelimuti Bunga.

"Maaf" Adrian mengusap kepala Bunga.

Gea datang ke kamar Bunga. Berniat mengambil cemilan yang sudah kosong. Namun Gea terkejut ketika melihat Bunga terbaring di kasur. Ia langsung mengecek suhu tubuh Bunga. Dan melihat jika baju Bunga basah kuyup. Gea langsung mengambil baju dalam lemari Bunga. Ia tidak menoleh ke Adrian.

"Ia terjatuh di kamar mandi" Ucap Adrian.

Gea justru menatap Adrian tajam. "Kalau terjatuh di kamar mandi mana mungkin bajunya basah kuyup seperti ini."

"Aku jujur Gea" Ucap Adrian.

"Jujur? Sedangkan beberapa menit yang lalu kamu bertingkah aneh, aku sudah khawatir pada anak ini" Jelas Gea.

Adrian hanya menatap Bunga datar. Dan pergi dari kamar Bunga karena Gea ingin mengganti baju Bunga. Tadinya ia ingin membantu namun Gea memarahinya.

"Ayah" Panggil Raka dengan tatapan tajam.

Adrian hanya menatap putranya dengan wajah datar. Dia tau apa yang akan putranya itu ingin bicara. Ya sudah pasti tentang Bunga. Siapa lagi kalau bukan Bunga? Karena cuman dia yang bermasalah dengan Bunga.

"Ngapain ayah di kamar Bunga?" Tanya Raka dingin.

"Hanya menolongnya" Jawab Adrian singkat.

"Menolong? Cih... aku gk yakin ayah nolong Bunga kalau bukan Aurel yang menolong" Jelas Raka menatap muak wajah ayahnya.

"Jaga sikap mu, ini sudah keteraluan" Ucap Adrian enggan menatap wajah Raka.

"Ayah nyuruh aku jaga sikap? Aku begini karena didikan mu" Ucap Raka.

Adrian menatap Raka dengan mata elangnya. Ia masih bersikap santai karena ia tidak ingin mengambil pusing putranya ini. Mengurusi bocah dan meladeninya tidak akan berhenti.

"Pergi lah ke kamar mu, ayah tidak ingin memarahi mu" Ucap Adrian dan meninggalkan Raka.

Gea mengecup kening putrinya. Dan mengusap kepalanya. Gea menatap putrinya dengan senyum manisnya. Gea teringat akan seseorang. Bunga sangat mirip sekali dengan dia. Wajahnya sangat mirip, begitu juga sifatnya. Gea sangat menyayanginya melihat Bunga Gea sangat sayang.

"Bunda" Ucap Gea yang terbangun namun keadaannya masih lemas.

"Sayang istirahat ya, bunda buatin kamu bubur dan teh hangat" Ucap Gea.

Bunga hanya mengangguk pelan dan membiarkan Gea kedapur. Bunga menatap langit langit kamarnya yang menggambarkan awan dan langit cerah. Bunga masih tidak mengerti dengan mimpinya barusan.

"Pergilah, sayangi bundamu. Dia sangat Menyayangimu, maafkan aku pergi meninggalkan kalian"

Bunga masih bingung dengan semua ini. Bunga tidak tau siapa laki laki tersebut. Dia memang sangat tampan. Namun Bunga tidak pernah menemuinya.

"Siapa kamu?" Tanya Bunga pada lelaki tersebut.

"Gea jangan sedih, aku bakal di sini sama kamu terus"

"Hiks...hiks... Jerv, Gea salah apa sampai semuanya pergi dari Gea. Jerv jangan pergi dari Gea"

"Tidak akan, tidak akan pergi sayang"

"Ahh" Bunga memegang kepalanya yang terasa sakit. Kepalanya mendadak sakit mengingat mimpinya tersebut. Siapa Jerv? dan mengapa bundanya sedih. Semua pertanyaan tersebut yang ingin Bunga tanyakan pada Gea.

"Ini sayang bunda bubur sama teh hangatnya" Ucap Gea tersenyum.

"Bunda Bunga mau nanya" Ucap Bunga.

"Nanya apa sayang?" Tanya Gea yang tengah mengaduk bubur dan meniupnya.

"Siapa Jerv?"

Vote+Coment^^

maaf masih banyak typo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang