Don't hurt anymore

21 6 0
                                    

Lihat lah kedepan
banyak yang kau inginkan dari hidup orang
Dan lihat lah kebelakang
Banyak yang menginginkan hidupmu
Bersyukur dengan apa yang ada walau kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kamu lihat

________________________________

"Kalo gitu kita pulang aja" Ucap Arga.

Plakkk...

Arga terkejut melihat Dian datang menampar Bunga. Dian menarik tangan Arga namun Arga menepisnya. Arga menghampiri Bunga yang menunduk sedari tadi.

Bunga menangis diam. Ia sadar jika Arga bukan pacarnya lagi. Tapi kenapa hatinya tidak rela dan masih merasakan sakit.

"Bunga" panggil Arga mengusap kepala Bunga.

Dengan cepat Bunga menepis tangan Arga. Dan berlari entah kemana. Dia hanya ingin lari jauh. Menjauh dari dia. Menjauh dari rasa sakit ini. Tidak peduli Arga memanggilnya. Tidak peduli orang orang menatapnya aneh. Tidak peduli dengan semuanya. Persetan dengan cinta.

"Bunga!" Teriak Raka turun dari motornya.

Bunga berhenti dan terdiam. Ia berniat mengelap air matanya namun terlambat. Raka sudah tau semuanya. Raka merangkul Bunga dan membawanya pulang ke rumah. Bunga terbungkam. Tidak ada rasa sedih kembali. Bagaimana tidak? Ayahnya sedang duduk di teras rumah sambil berbincang dengan bundanya.

Bunga tersenyum bahagia. Ia berlari menghampiri Ayahnya. Bunga ingin memeluknya. Bunga ingin menciumnya. Bunga ingin di manja Ayahnya seperti teman temannya.

"Ayah!" Teriak Bunga ingin memeluk sang ayah.

Namun belum Bunga memeluknya ayahnya mendorong tubuh Bunga. Bunga terjatuh dengan segera bunda Bunga membantu Bunga berdiri. Bunga masih terkejut. Kenapa ayahnya masih sangat benci padanya? Tidak ia sayang ayah. Bunga tidak pernah benci ayah.

"Ayah Bunga masuk dulu ya" Ucap Bunga tetap tersenyum meski ayahnya tidak menatap matanya sedikit pun.

"Kenapa kamu membiarkan dia tinggal di sini?" Ucap Adrian ayah Bunga.

"Seharusnya aku yang nanya kapan kamu membiarkan dia tinggal di sini?" Ucap Gea bunda Bunga sambil mengusap lengan suaminya.

Bunga yang mendengar pembicaraan mereka dari balik pintu menahan tangis dengan senyuman. Raka menutup telinga Bunga. Berharap adiknya tidak mendengar ucapan menyakitkan sang ayah. Jika Adrian bukan ayahnya sudah di pastikan Raka akan memukulnya habis habisan.

"Gimana perkerjaan kamu?" Tanya Gea.

"Baik baik aja" Jawab Adrian.

Gea menaruh cangkir teh hangatnya. Ia menunduk membuat Adrian bingung. Adrian menghentikan minumnya dan menghadap ke Gea.

"Kenapa?" Tanya Adrian sambil memegang tangan Gea.

"Kenapa kamu benci Bunga?" Tanya Gea.

Adrian terdiam enggan menjawab pertanyaan tersebut. Sangat tidak jelas alasan ia tidak menyukai Bunga. Tapi yang pasti karena kejadian tersebut. Meski semua sudah jelas Adrian masih belum bisa menerima Bunga.

"Dia anak aku, anak kamu" Ucap Gea Terisak.

Jujur saja Adrian tidak ingin keadaan begini. Tidak ingin membuat istrinya sedih. Adrian memeluk Gea. Mengusap punggungnya namun Gea semakin Terisak.

"ASSALAMUALAIKUM" teriak Aurel membuka pagar rumah Bunga.

Tanpa di sangka Aurel melihat ayah dan bunda Bunga yang sedang berpelukan. Aurel sungguh tidak sopan. Sontak Adrian dan Gea melepas pelukannya.

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang