<><><><><><><>
¤¤¤
Tawa ria menambah kesan sepasang suami istri ini. Mereka tertawa bersama didalam mobil dengan si kecil yang berada dikandungan perut ibunya. Entah apa yang membuat mereka tertawa. Padahal mereka hanya berbincang bincang mengenai masa lalu yang menurut mereka masyaallah lucunya."Udah Mas, cape tau ketawa mulu. Kamu kayaknya cocok jadi stand up komedi deh. Siapa tau menang kan lumayan" lelaki itu mengangguk mengiakan. Tak ada salahnya juga bukan? Selagi ada bakat mengapa tidak dikembangkan?
"Kalau aku ikut stand up komedi nanti siapa yang bakal ketawain kamu lagi? Pasti aku sibuk disana" jawabnya disendu sendukan membuat istrinya tertawa lalu memukul bahu suaminya.
"Ish. Udah ah nanti didepan berhenti. Aku mau beli es krim" Titahnya. Padahal rumah hanya tinggal jalan sekitar 20 langkah baru belok dan berjalan 5 menit nyampe deh dirumah.
"Ck. Ngidam kaya anak muda, ribet banget sih kamu..., rumah deket lagi juga" cibir sang suami dihadiahi tatapan tajam istrinya.
"Ohh gitu ya, tidur diteras! Sekalian aja minggat sana kerumah ibumu" jawabnya cuek lalu memasuki minimarket yang berada disitu. Sedangkan suami hanya membelalak lalu berlari menyusul istri tercintanya.
Damian Zafwan. Suami yang diidamkan para wanita. Dia pengertian, dan sabar. Terlebih lagi dengan sikap istrinya Liara Naghian Sabella. Sikapnya gampang emosi, tapi dia sangat posesif dan protektiv pada apa yang dia mau. Ngambekan, em, satu kata buat Liara. "Nyebelin" .
"Ngapain kamu ngikutin aku?!" Ketusnya saat menyadari Damian berada disamping.
"Gak boleh?" Liara menggeleng.
"Tapi aku tetep mau." Jawabnya acuh tak acuh lalu mengambil alih troli yang sedari tadi didorong istrinya. Bohong kalau cuma beli es krim, mereka mau borong cemilan, bahan dapur. Intinya mereka belanja mengelilingi rak rak sampai beragumen hanya karena boleh dimakan atau tidak. Seperti sekarang, kedua mulut mereka saling berpendapat dengan berbeda beda.
"Ih! Ini tuh boleh dimakan. Liat udah ada lebel halal" ucapnya menunjukkan lebel itu pada Damian.
"Ck. Iya tau halal, tapi ini tuh rasanya asam sama pedes. Bumil (ibu hamil) mana boleh makan yang beginian". Jawabnya membuat Liara menatap datar Damian.
"Yang mau bayinya. Jadi jangan salahin aku dong!" Sinis Liara kembali merebut makanan itu lalu memasukkannya kedalam troli.
"Aku gak nyalahin kamu yang, aku cuma mau bayi kita sehat. Kasian kan nanti bayinya kepedesan gimana coba?" Tanya Damian menghentikan troli Liara. Sang istri menatap Damian dengan pelupuk mata yang dibanjiri air mata yang akan turun.
"Tapi kan aku mau, kamu mau hah bayi kamu ileran?! Lagian yang rasain pedes aku bukan bayi aku. Kalau udah gak peduli pergi aja sana!" Sebal Liara yang sudah turun dengan air mata dipipinya. Maklumin, hormon Bumil memang gitu hehe.
"Yahh, jangan nangis dong... yaudah deh boleh. tapi jangan nangis lagi" bujuk Damian menghapus air mata istrinya.
"nah gitu dong" Ucapnya lirih lalu memeluk Damian dengan tiba tiba.
"Ehh" pekik Damian yang belum siap menerima pelukan erat itu. Ada apa dengan istrinya? Biasanya Liara tak pernah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
garis takdir
Teen Fictiontentang takdir yang mengubah segalanya yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin, yang tadinya tidak terjadi akan terjadi. semua kejadian dimanapun kapanpun bisa dikatakan dengan takdir. takdirlah yang membawa kita kebahagiaan maupun sebaliknya. or...