Assalamualaikum wr wb
Hai para reader ku, jumpa lagi sama aku di part 12 ini.
Gimana part part sebelumnya, bagus nggak? Bagus kan?
Semoga kalian makin suka ya ceritaku, semoga kalian makin tertarik sama cerita yang aku punya ini.
Nggak bosen bosen, aku mau ngingetin kalian para reader buat vote and coment cerita ku. Jangan lupa juga buat share ceritaku ke para teman teman, sahabat dan para tetangga tetangga kalian yaa.
Selamat membaca dan semoga suka
*****
"Lo nggak tahu, Rissa suka sama aku Tha," Atha tersentak. Matanya melebar mendengar pernyataan Arga tadi.
Tapi Atha fikir apa salahnya menyukai orang? Rissa punya hak untuk menyukai siapapun termasuk Arga, Atha sama sekali tak bermasalah dengan itu.
"Ya terus, dia punya hak buat suka sama siapapun termasuk kamu."
Untuk pertama kalinya, Atha bicara dengan nada sedikit tinggi pada Arga, mungkin Arga memang sudah sangat keterlaluan. Tindakanya itu bisa membuat Rissa sakit hati bahkan kecewa.
"Kamu nggak mikir apa? Dia pasti kecewa," ucap Atha tanpa menghentikan langkahnya.
"Iya, tapi apa urusan kamu sama perasaan dia? Di suka sama pacar kamu lo Tha," kukuh Arga.
"Kalo kamu diam sekarang mungkin perasaanya bakalan makin besar, bukan nggak mungkin juga Tha kalau dia bakalan ada keingin buat ngerebut aku dari kamu, emang kamu mau itu terjadi? Atau jangan jangan kamu nggak beneran sayang sama aku makanya kamu nggak cemburu," ungkap Arga menunjukkan apa yang sedang ia fikirkan.
Menurut Arga itu bukanlah hal yang salah, Atha pacarnya jadi bebas saja Arga mau mengenalkanya pada siapapun itu. Benar kan? Ia benar benar tak habis fikir dengan ucapan Atha.
"Apa? Kamu ragu sama aku."
Mendengar ucapan Arga, Atha berhenti berjalan ia tak pernah menyangka bahwa Arga akan bicara seperti itu, iya itu mungkin akan terjadi. Tapi mungkin itu terjadi karena sudah takdir.
"Dia cewek aku juga, kalo keadaanya dibalik apa aku nggak akan kecewa diperlakukan seperti itu tadi? Aku akan kecewa," ucap Atha masih membela Rissa.
"Sangat kecewa, dan kenapa kamu bisa mikir sejauh ini?" balas Atha. Atha menatap Arga yang tak mau menatapnya balik.
"Karena aku sayang sama kamu Tha," kali ini Arga mulai menatap Atha dengan lekat, ia juga memgang kedua pundak Atha. Entah dengan cara apa lagi Arga harus menjelaskan semua ini pada Atha.
"Kalo kamu sayang sama aku, harusnya kamu nggak pernah mikir bahwa Rissa bakalan bisa rebut kamu dari aku, ucapan kamu tadi kayak ngasih kode kalau suatu hari nanti kamu bakalan selingkuh dari aku," jelas Atha.
"Tha aku nggak tahu ya kapan perasaan aku bakalan berubah atau tetap sama kamu, aku nggak tahu juga aku bakalan selingkuh atau nggak dimasa depan nanti, aku bukan peramal," balas Arga dengan suaranya yang naik satu oktaf.
Mendengar suara Arga meninggi membuat Keberanian Atha sedikit menciut, Atha mengalihkan pandangannya dari mata Arga. Ia tak mau Arga tahu jika saat ini ia sedang takut.
"Udah ya gausah dibahas, nggak baik kita bertengkar kayak gini," Arga menarik nafas panjangnya, hampir saja ia membiarkan kemarahanya lolos begitu saja.
"Yang mulai bukan aku, kenapa harus aku yang akhiri?" elak Atha, jujur saja Atha merasa kesal dengan ucapan Arga.
"Tha pliss aku nggak mau berantem," Arga sangat berusaha untuk menahan kemarahanya, tapi sepertinya Atha sama sekali tak menyadari itu. Ia malah semakin ngotot bahwa ia yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALERINA [PROSES REVISI]
RomansaBALERINA [Menari Bersama Pena Kebencian] "Kau tahu itu Rissa..." "Aku rasa kau datang padaku membawa sebuah badai yang akan menghancurkan hidupku, lalu...kau pergi meninggalkanku dengan kehancuranku sendiri." "Kau tak tahu itu kan? tapi aku tahu?" "...