Kelima anak Choi Siwon sedang berada di pesawat pribadi unit intelijen Bangtan. Pagi ini Ha jiwon memboyong kelima gadis itu serta anggota Bangtan menuju Busan untuk mengikuti pelatihan menjadi anggota unit intelijen Bangtan."Ha jiwon, aku menitipkan kelima putri ku padamu. Ingat! Jangan terlalu kerasa pada mereka apalagi Yerim. Kau tahu kan mereka berlima adalah hidup ku, jadi aku tidak mau salah satu dari mereka sakit atau terluka!" Kata Siwon.
"Ayolah, aku hanya melatih mereka bukan menyiksa mereka. Jangan berlebihan." Sahut Ha jiwon.
"Hah sudahlah aku akan mengembalikan putri mu tiga minggu lagi. Aku berangkat dulu ya." Pamit wanita cantik itu.
"Apa?! Tiga minggu! Hey mana bisa begitu!" Protes Siwon.
"Itu aku sudah memberikan diskon pada mu. Seharusnya butuh waktu tiga bulan pelatihan." Kata Ha jiwon diambang pintu pesawat.
Siwon Mengumpat sebal. Pintu pesawat pun tertutup dan sebentar lagi pesawat pribadi itu akan lepas landas.
"Oh Tuhan, semoga wanita itu tidak menyiksa putri-putri ku." Gumamnya khawatir .
Pesawat pun lepas landas. Siwon hanya bisa menatap pesawat itu yang semakin menjauhinya.
"Tiffany.. apa yang aku lakukan ini benar ?" Batin Siwon sedih.
Di dalam pesawat ...
Irene menutup matanya sambil mendengarkan lagu melalui earphone nya. Bahkan ia tidak menyadari sosok Kim Taehyung atau V sudah berada di sebelahnya.
Pria tampan dengan kepribadian unik itu juga memainkan ponselnya. Sesekali ia melirik ke sampingnya, melirik Irene yang masih memejamkan matanya.
"Cantik.." gumam nya pelan.
"Aku tahu.." celetuk Irene tiba-tiba.
Taehyung berdeham gugup ia kembali membenarkan posisi duduk nya.
"Sialan rupanya dia mendengarnya." Batin Taehyung gugup.
Irene membuka kedua matanya perlahan, ia melepaskan earphone nya juga.
"Suara mu terlalu berat jadi aku bisa mendengarnya , Tuan Kim. Ah ya karena playlist musik ku sudah habis jadi aku tidak mendengarkan musik." Jelas Irene.
"Ah begitu." Sahut Taehyung sambil mengusap leher belakang nya.
"Ah iya , aku sedikit terkejut dengan rencana dadakan ini, tuan Kim." Kata Irene mendadak lesu.
"Benarkah? Bukankah Madam Ha telah menjelaskan semuanya? Alasan beliau dan juga karena mendiang Nyonya Tiffany Choi." Sahut Taehyung hati-hati.
"Memang betul. Ibu ku orang yang baik, ia ingin mengubah garis kehidupan keluarga Choi. Aku tahu itu, bahkan kami berlima juga melindungi ayah kami secara diam-diam sebelumnya ." Jelas Irene
"Aku tidak ingin ayahku semakin menderita dalam dunia mafia. Aku ingin ayah memiliki kehidupan normal tanpa ancaman." Tambah Irene
"Aku mengerti , Nona Irene." Sahut Taehyung .
"Jadi kau bergabung dalam unit intel Bangtan sejak kapan ?" Tanya Irene .
"Ah itu, aku bergabung unit ini sejak masih SMA . Saat itu aku tinggal sendirian di Seoul dan yah bisa dikatakan aku sebatang kara." Jawab Taehyung.
"Maksud mu?" Tanya Irene ingin tahu lagi.
"Sebenarnya aku dulu adalah korban kecelakaan. Tepatnya saat umurku masih lima belas tahun, aku dan kedua orang tua ku berangkat dari Daegu menuju Seoul untuk berkunjung ke rumah kawan lama ayah ku, namun kami mengalami kecelakaan di Seoul. Kedua orang tua ku meninggal akibat kecelakaan itu dan yah hanya aku saja yang hidup hingga saat ini." Jelas Taehyung.