Pagi ini seperti biasanya, Dafa dan Abel berangkat bersama kesekolah. Tapi kali ini ada Zilla yang ikut dalam mobil tersebut. Zilla menumpang karena ia ingin ke supermarket yang lumayan jauh dari rumah. Sekedar informasi, Zilla kelas XII yaa, tapi dia lebih memilih untuk homeschooling atau bahkan sekolah online.
Tak ada perbincangan yang terjadi diantara mereka. Dafa yang fokus menyetir, Abel yang menatap kosong jalanan dan Zilla yang tampak sesekali mencuri pandang kepada Dafa.
"Lo ngapain si ngeliatin Dafa mulu!" Ucap Abel saat ia memergoki kakaknya itu memperhatikan prianya
"Eh enggak kok" Zilla tampak gugup, sedangkan Dafa memperhatikannya dari kaca spion
"Udah ah, lo pagi pagi udah marah" Dafa mengusap rambut Abel lembut. Ia senang melihat tingkah Abel yang posesif terhadapnya.
"Dia tu, ngeliatin lo mulu kan kesel gua jadinya" Abel mengadu pada Dafa
"Biasa aja kali, gua ngeliat karena gua punya mata!" Sahut Zilla nyolot
"Yaudah ah" Dafa tersenyum kearah Abel dan Zilla bergantian
Mobil kembali hening, sampai Zilla turun
"Makasih ya Daf" Zilla berjalan memasuki supermarket dan Dafa memperhatikannya
"Gitu banget ngeliatnya" Abel memainkan HPnya. Ia terlihat cemburu
"Maaf" ucap Dafa lalu menancap gasnya menuju sekolah
-----------------------------------------------------------------
Dafa menggenggam tangan Abel melewati kerumunan siswa dan siswi Bhakti Nusa. Bahkan sesekali ia merangkul gadis itu karena banyak tatapan terpana dari mata siswa siswa disana."Gausah dirangkul juga" Abel menurunkan tangan Dafa yang bertengger dibahunya
"Biar mereka tau kalau lo milik gua" Dafa tersenyum lalu menyium puncak kepala Abel sekilas.
"Aaaa Dafaa mau dicium jugaa"
"Aaa Dafa aku juga pengen dirangkul"
"Hilang deh kesempatan gua"
"Abel aku padamu"Dafa dan Abel sampai dikelasnya dengan selamat. Abel segera duduk dikursinya, mengeluarkan HP nya dan melihat lihat laman instagram pirbadinya. Tiba tiba satu notifikasi masuk.
GilngArdana_mulai mengikuti anda
Abel segera menutup HP nya. Ia takut laki laki yang duduk disebelahnya itu akan marah. Lalu Abel sedikit melirik ke arah HP yang sedang Dafa mainkan.
Zilla? Dafa memiliki nomor HP kakaknya itu?Jantung Abel berdebar tak karuan. Ia benar benar takut. Bagaimana jika memang Dafa jatuh cinta pada kakaknya itu?
Abel segera beranjak dari kursinya. Ia tidak bisa terus terusan disini, hatinya hanya akan semakin tersakiti.
"Mau kemana?" Dafa menyadari Abel yang melangkah keluar kelas.
"K..ke toilet" alibi gadis manis itu
"Udah mau bel" tukas Dafa
"Ehh guyss! Jam satu dua kita kosong!" Abel bernafas lega. Ketua kelasnya itu bak dewa penolong untuk Abel saat ini. Tanpa mengatakan apapun lagi pada Dafa, gadis itu berjalan menuju taman belakang sekolah.
Disini lah Abel. Tempat yang jarang sekali di datangi oleh siswa dan siswi Bhakti Nusa karena letaknya yang di belakang sekolah. Padahal taman itu sangat lah indah dan cocok untuk dijadikan tempat menenangkan diri.
Abel menatap kosong kedepan. Entah apa yang sedang di pikirkannya. Pikirannya sangat kacau. Kehadiran Zilla dalam hidupnya seakan merubah segala hal yang awalnya baik baik saja.
"Sendiri aja?" Suara itu membuat Abel terlonjak kaget. Sedangkan laki laki itu tertawa tanpa beban melihat reaksi kaget Abel yang menurutnya menggemaskan.
"Boleh duduk?" Laki laki itu kembali mengeluarkan suara. Abel menatapnya, lalu mengangguk
"Kenapa nomor gua di blok?" Pertanyaan itu kembali membuat Abel kaget
"Jadi lo Gilang? Kelas sebelah?"
"Gua juga Gilang Ardana yang ngefollow instagram lo, tapi belom lo follback kalau mau tau" laki laki itu menampakkan senyum miringnya.
"Iya iya ni gua follback" Abel segera mengeluarkan HP nya dan segera menfollback akun laki laki disebelahnya ini. Dia kesini untuk mencari ketenangan bukan? Mengapa malah diganggu oleh manusia bernama GILANG ARDANA?
"dan soal nomor lo--"
"Di blok Dafa. Gua tau" Gilang memotong kata kata yang akan Abel keluarkan. Abel hanya menatapnya sekilas lalu kembali melamun.
"Ada masalah?" Abel hanya menggeleng.
"Kalau ada masalah cerita aja, gua siap dengerin kok" Gilang menunjukkan senyum termanisnya. Manis juga batin Abel.
"Gua yang belum siap cerita" Abel membalas dengan senyum yang tak kalah manis. Bener bener bidadari batin Gilang.
Keduanya sama sama diam. Abel yang melamun dan Gilang yang menatapnya diam diam.
"Kenapa masih disini?" Tanya Abel
"Gua mau nemenin lo" jawab laki laki itu santai
"Ga perlu, balik sana. Bel udah bunyi dari tadi, lo kan anak osis masa bolos" ucapan Abel membuat Gilang menepuk jidadnya
"Oh iya gua lupa, yaudah gua kekelas. Kalo ada apa apa telpon aja" ucapnya lalu melangkah. Namun baru 3 langkah laki laki itu kembali memutar badannya.
"Jangan sedih mulu, senyum lo manis kaya bidadari sayang kalau dipendem. Gua balik ya!" Gilang mengacak acak pucuk kepala Abel. Abel tersenyum, entah mengapa ia merasa senang di perlakukan begitu manis oleh laki laki bernama Gilang itu.
GilngArdana_: jangn sedih mulu! Gw siap
Bikin lo senyum. Luv!DM dari Gilang kembali membuat Abel tersenyum hangat. Ia tidak mengerti mengapa laki laki itu bisa membuatnya senang hanya dengan kata kata gombalan seperti itu. Dasar lemah!
"Apa lo bakal masuk kecerita hidup gua juga Gilang Ardana?!" Abel berbicara pada dirinya sendiri. Senyum yang begitu manis kembali terukir dibibirnya.
Tanpa Abel dan juga Gilang sadari. Sedari tadi ada seseorang yang menatapnya marah. Tangannya terkepal kuat, giginya saling bertautan dan mukanya sudah merah padam. Ia benar benar menahan emosinya
"Gua ga bakal ngelepasin lo!" Ucapnya lalu pergi dari tempat itu
-----------------------------------------------------------------
*Kalau kau percaya seleksi alam itu ada. Harusnya tidak perlu takut ditinggalkan. Tidak perlu takut dilepaskan dan dilupakan. Setiap ada yang pergi, akan selalu ada yang datang
*
-----------------------------------------------------------------Vote and coment
"N"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR (COMPLETED)
Teen Fiction"Lo selalu marah kalau gua Deket sama cowok lain tapi kenapa setiap gua bilang gua gak suka Lo Deket sama cewek lain Lo selalu negasin kalo gua cuma sahabat Lo?!" Ucap gadis cantik itu penuh amarah "Lo gak boleh Deket sama cowok lain karena Lo itu...