fokus

2.9K 96 20
                                    

Hal yang tidak diinginkan oleh Wida, kembali terjadi. Hal yang pernah dirasakan olehnya ketika bersama Wira, berulang lagi. Kali ini ia benar-benar merasakan sakit teramat dalam di lubuk hatinya maupun di area selangkangan.
Memang ini bukanlah hubungan intim yang pertama kali buat dia, namun ia tidak pernah merasakan hal baik apapun dari hubungan intim yg selama ini telah terjadi.
Dan sekali lagi, lelaki membuat trauma di hidup Wida. Dan semakin habis rasa cinta Wida terhadap diri sendiri maupun lelaki..

"Wida.. thankyou.." ucap Erick sedikit lemas, Erick berhasil merenggut badan Wida.
Wida menangis tanpa suara, menutup pintu kamar mandi tanpa melihat kearahnya, masuk kedalam bath tub dan menyalakan air. Tatapannya kosong, ia jijik dengan tubuhnya, hidupnya. Rasanya ia tidak akan mampu bertahan dengan terus dibawahi bayang2 Erick. Hari ini adalah dimana masa2 subur Wida, walaupun seringkali Wira mengatakan bahwa Wida mandul, tapi ada ketakutan tersendiri bagi Wida.. Wida menangis, ia tidak mampu menahan air matanya. Ia ingin meninggalkan semua ini, ia mengutuk semua yang ada d dunia ini.
Erick pergi dari kamar Wida, bersamaan dengan prof. Ernest yang keluar dari kamarnya.
"Ada urusan apa anda di kamar perempuan??"
"Just party."
"What are you doing??"
" Just fun."
"Anda bisa dilaporkan ke kepolisian. Anda akan dijerat dengan pasal berlapis jika anda menyakiti anggota team."
"Anda dibiayai oleh siapa disini?? Keluargaku sangat kaya."
"Keluarga mu ada di sini, Erick. Lihat di kamar anda." Ernest melaju melewati Erick.
****
Wida menguatkan hatinya, dalam perenungan, dia ingin sekali mati. Namun ia ingin sekali lagi melihat Mike, setidaknya ia masih mempunyai motivasi untuk hidup hingga bertemu Mike..
Wida keluar untuk makan malam,supaya tidak ada yg curiga.
"Mrs. Widarti Saya butuh bicara." Ibu Erick mendatangi Wida dan timnya saat makan malam.
"Apakah anda termasuk dalam team penelitian ini?"
"Tidak juga. Saya memang tidak meneliti, namun semua tranportasi dan fasilitas yg membutuhkan uang, saya yang menangani."
"Anda mau apa?"
"Mari bicarakan di ruangan yg lebih private bersama."
Wida mengikuti keinginan ibu Erick.
Setelah dipersilahkan duduk, Wida langsung bertanya apa point yg akan dibahas.
"Jadi, wida.. Erick berhasil berbagi keringat dengan anda?"
Wida membeku, dalam otaknya mengutuk Erick yg menyebarluaskan.
"Tidakk widaa.. saya mengetahui hal ini karena mendengar anda meminta tolong."
"Mengapa anda tidak menolong saya? Padahal anda tidak menyukai saya dekat putra anda. Kenapa tidak anda cegah?" Bibir Wida bergetar menahan amarah, jantungnya berdetak kencang. Seakan ada anak panah yang menusuk ketika mengetahui ibu Erick mendengar suaranya.
Ibu Erick menatap mata Wida dengan tatapan yang tidak bisa ditebak Wida, seakan ada kasihan, tak suka namun yang pasti ibu Erick menatapnya serius "Tidak bisa Wida sayangnya. Hmm.. begini  to the point,Saya mau anda bekerja sama dengan saya."
"Permainan licik apalagi ini?"
"Saya paham betul, anda akan sangat menderita jika anda dipecat atau dikeluarkan dari kuliah ini. tapi project ini sangat membantu nilai bukan? "
Wida mengangguk.
"Bagaimana kalau anda buat Erick,anak saya untuk gagal dan dipulangkan? Bila ia gagal maka ia akan menikah."
Wida menatap tak percaya dan tak berminat dengan tawaran itu.
"Tentu ada benefit untuk anda. Yang pertama, beasiswa anda akan bertambah dari keluarga kami. Yang kedua, anda pasti nyaman karena pembuat trauma tidak ada di dekat anda."
"Apakah anda menganggap saya pelacur?" Wida memotong cepat.
"Tentu tidak!! tidak ada dosen yang menjadi pelacur, ataupun pelacur menjadi dosen. Masih ada lagi penawaran. Bila anda hamil anak Erick dan ternyata anak tersebut laki laki, maka akan kami biayai kebutuhan kalian. Namun bila perempuan, anak itu hak miliknya ada di tempat Erick. Kamu akan tetap mendapatkan uang setiap bulan."
Wida sangat tidak menyangka ibu Erick sempat berpikir seperti ini, padahal pemerkosaan ini barulah terjadi.
"Anda sebenarnya mau apa? Saya tidak butuh uang anda." Wida memalingkan wajahnya, sakit hatinya, semua orang menganggap dirinya tidak mampu mencari nafkah, semua menganggap dirinya mata duitan.
"Realistis saja Wida. Saya sudah menyiapkan kontrak. Sebenarnya tidak seperti ini awalnya. Namun karena Erick,saya terpaksa mengubah beberapa point."
"Kalau anda hanya ingin Erick tidak terlibat dalam project ini, saya akan tanda tangan. Tapi untuk yg satunya, saya tidak bisa penuhi. Saya juga TIDAK BERHARAP hamil."
"Wida, kalau kamu Hamil dan tidak menikah, universitas tempat anda bekerja akan mempekerjakan anda?"

Beautiful Widow (Dosenku, Cintaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang