part 3

6.2K 132 1
                                    

"Mamii.. Mamii... Bangun mi.." Mike membangunkan Wida sembari menciumnya. Wida kaget dan terbangun, rasanya baru saja ia terlelap. "Ya sayang. Mami telat bangun ya? Mike sudah lapar ya?" Wida gelagapan.
"No, mami.. Mami mimpi buruk. Mami nangis. Are you okay?"
"Really? Maaf sayang mami ganggu kamu. Tidur lagi ya nak." Wida menidurkan Mike lagi, dilihatnya jam sudah menunjuk angka 3 pagi. Setelah Mike tidur ia menyiapkan berkas2nya serta beberapa maket yang akan dibawanya. Pergilah Wida ke dapur untuk memasak, namun sudah didapatnya Wira di sana memasak nasi goreng serta beberapa lauk. Hal ini yang membuat Wida mencoba menghilangkan traumanya dan menerima Wira sebagai suaminya.
"Mas,, biar kubantu." Wida mengambil beberapa bahan makanan di kulkas.
"Pagi sayang.. Kamu udah bangun? Aku masakin lebih buat bekalmu." kadang Wira memang manis dan sangat berwibawa.
"Makasih, mas. Nanti malam, giliran aku yang masak buat makan malam kita ya mas."
"Hmm.. Malam ini gimana kalau kita bertiga dinner  di luar aja? Saya sudah pesan tempat untuk kita bertiga. Kita akan makan di Namaaz Dining. Saya sudah pesan dari seminggu yang lalu. Hitung2 jadi hadiah untuk kamu yang dapat beasiswa lagi di Belanda."
Wida seakan tak percaya. Restoran yang hanya menerima 25 orang per harinya itu menjadi hadiahnya.
"Mas,terima kasih." Wida memeluk Wira.
"Sama2 sayang. Ayo makan. Kan besok malam kamu sudah ke Belanda. Saya gak mau kamu harus susah2 masak."
Keluarga kecil itu nampak bahagia sampai saat makan malam yang seharusnya bahagia itu mempertemukan Wira dengan mantan pacarnya sekaligus ibu kandung dari Mike. Selama ini Wida hanya mengetahui Anita adalah ibu kandung Mike yang kabarnya sedang kesusahan keuangan.
"Loh,mas Wira, Wida.." Anita menyapa.
"Anita?? Anda mbak Anita?" Wida terkaget karena melihat Anita di salah satu restoran termahal di Jakarta.
"Mami,itu siapa?" mike bertanya.
"Ini.. Ehh. Ini temen papi. Ayo beri salam." Wida mempersilahkan.
"Anakku.. Mike anakku." Anita memeluk Mike.
"Mami,,aku gak mau.."
Wira mengambil paksa Mike dari Anita.
"Mas!! Dia anakku!! Kenapa kamu rebut dia?"
"Stop!! Kita disini mau makan. Lanjutkan nanti saja reuni kalian!" Suami Anita menghentikan perdebatan.
Setelah makan malam yang terasa canggung itu, Anita memanggil Wida di parkiran.
"Wida,asal kamu tau. Sebenarnya Alfonsus Mike Kertawidjaja adalah anak saya dan Wira. Anak kami!! Tapi kamu malah merebut anak dan calon suami saya."
"Gak mungkin mbak. Memangnya mbak punya bukti apa??"
"Lihat ini! Ini adalah foto saya dan Wira. Dan ini adalah foto bukti tes DNA Mike dan Wira."
Anita memperlihatkan foto2 yang selama ini tidak pernah diketahui oleh Wida. Tentu Wida sangat kaget, emosi, namun ditahannya perasaan itu.
"Mbak.. Saya gak pernah merebut mas Wira. Mas Wira juga yang memaksa menikah dengan saya. Apa yg kamu inginkan?" Wida menahan diri.
"Saya akan merebut Wira dan Mike dari hidupmu. Kamu akan menderita!! Kamu gak akan bahagia!"
Anita berlalu dari Wida.
Wida menahan dirinya untuk tidak menangis di sana. Ia kembali menemui Mike dan Wira di mobil Mercy miliknya.
"Kok lama?" Wira kepo.
"Oh,tadi ketemu Anita sebentar." Wida berusaha menahan emosinya agar tidak meluap di depan Mike.
"Mami.. Mamii gendongg Mike." mike manja.
Wida kepikiran dengan kata2 Anita. Bila benar foto2 itu bukan rekayasa, Mike memang anak Anita dan Wira. Pantas Mike mirip Wira, Wida melihat detail wajah anaknya itu. Bibirnya mirip Anita.
"Deggghhh." jantung Wida bergerak cepat sekali.
"Mami.. Kok bengong.  Gendong Mike"
"Ohh.. Iya. Sini sayang. Mami pangku." Wida menggendong Mike yang disayanginya,namun juga ia mulai ragu dengan perasaannya.
"Apakah aku bisa menerima kenyataan ini? Kalau Mike memang anak suamiku dengan Anita, apakah aku akan membenci Mike? Tapi aku terlanjur sayang."
Sepanjang perjalanan mereka sibuk dengan Mike, tak banyak bicara.

Rumah

"Mike,kamu sama papi ya sayang. Mami mau packing barang2 mami dulu ya. Nanti mami nyusul." Wida melepaskan gendongannya.
"Aaaahh.. Mami, mami mau kemana? Mau ninggalin Mike? Mike sayang mami." anak itu merengek.
Wida melihat Mike,sedih. Rasanya ingin sekali ia terus bersama Mike.
"Nanti mami ke kamar. Mami cuma bentar. Its okay baby."
Wida pergi menuju kamarnya. Di kamar ia berkemas dengan cepat, meletakkan barang yang akan dibawanya di Belanda dan memilih mana yang bisa dia beli di sana sembari menangis mengingat kenyataan tadi.
"Mami,, mami.. Mike bantu ya." Mike masuk ke kamar Wida. Buru2 dihapusnya air mata yang mengalir itu.
"Hai,mike.. Mami udah selesai kok ini."
"Mami,, mami mau pergi jauh ya? Mami gak kangen Mike entar??"
"Mami memang pergi jauh Mike. Mike jaga papi ya. Mami bakal sering hubungi Mike."
"Mami, ini boneka Mike. Mami bawa buat nemenin mami." Mike memberi Wida boneka mickey mouse tsum-tsum kecil.
Melihat itu hati Wida semakin terkoyak. Ia tidak akan bisa membenci Mike.
"Thankyou sayang.. Hiks.. Hiks.." Wida tidak bisa menahan tangis di depan anaknya.
"Mami jangan nangis mami.. Mike gak akan nakal." Mike kebingungan melihat Wida menangis.
"Mike gak pernah nakal sayang. Mami sayang Mike. Mami gak akan pernah ninggalin kamu lagi setelah pulang."
Wira hanya melihat Wida dan Mike dari pintu kamar.
Melihat Wida yang tidak seperti biasa,Wira punya perasaan tidak enak. Segera dia menghubungi Anita melalui WA. "Apa yang kamu perbuat??"
"Mike,ayo balik ke kamar sama bibi Sum. Papi mau bicara dlu sama mami."
Mike pun keluar dari kamar Wida.

"Mas.. Apa benar Mike anak Anita dsn kamu?" tanpa basa basi Wida langsung bertanya.
"Siapa yang bilang??" Wira yang terancam langsung memuncak emosinya
"Anita yang bilang. Apa benar?"
Wida sekuat tenaga menahan agar air mata tidak keluar. Dadanya sudah sesak.
"Ya! Benar sekali. Itu karena kamu tidak bisa memberikan saya anak! Itu kesalahan kamu! Sudah baik kamu tidak saya cerai!" Wira tersulut emosinya. Wida menahan diri masih memikirkan Mike yang masih di rumah.
"Kalau memang alasannya seperti itu,saya bisa apa? Silahkan saja ceraikan saya dari awal."
"Saya tidak akan menceraikan kamu!"
Wira terkejut mendengar tanggapan Wida.
"Kalau memang kamu lebih mencintai Anita, kenapa tidak bersatu saja? Dia juga suka kamu kan? Saya tidak mau bertengkar karena hal memperebutkan suami. Kamu seharusnya memang bertanggung jawab."
"Kamu ini membantah apa kata suami ya." Wira menjambak rambut Wida hingga kacamatanya terlepas.
"Aaahhhhh... Mass.. Sakit.  Lepasinn mas.."
Wira tak menghiraukan Wida, yang dia tau hanya ingin tubuh Wida,dia tak ingin kehilangan Wida.
Dilepasnya terusan Wida. Dilahapnya buah dada ranum itu. Wira tau ia salah,tak seharusnya kasar. Namun kepanikan membuatnya tega. Tanpa aba2 dan foreplay, Tombak Wira sudah langsung dipaksa masuk ke liang Wida. Wida menangis,merintih kesakitan. Ia belum siap sama sekali untuk bersetubuh,gambaran pemerkosaan kembali hinggap di pikirannya.
"Aahhh.. Ahhh.. Enak Wid. Ini pelajaran buatmu. Jangan membantah suami. Ahh. Ashhh." Wira merem melek merasakan hangatnya jepitan memek.
"Ahh.  Sudah mas. Lepasinn.. Lepasin aku mas.  Sakit. Sakitt.. Huhuhu.. Mas sakit." Wida terus meronta, namun Wira semakin menjadi. Malah ditamparnya pantat Wida, diremasnya buah dada Wida hingga Wida hampir pingsan.
"Ahhh..aku mau sampai.. Aahhhhh ahh." dipercepat kocokan penis di lobang itu "crooottt.. Crottt"
Keluarlah sperma Wira di dalam memek Wida yang terkangkang nyata.
Wira merasa lemas, namun dia masih sempat mengecup memek Wida sembari berbisik "Terima kasih. Kamu nikmat" ditinggallah Wida dengan posisi masih terlentang di atas ranjang. Rasanya memek itu lecet,perih sekali. Tak henti-henti Wida menangis, ia tak punya tenaga untuk duduk sekalipun. Selangkangannya perih, kepalanya sakit, pantatnya pun sakit. Tega Wira masih menggagahinya disaat ia bertanya dengan serius.

Beautiful Widow (Dosenku, Cintaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang