Setelah pergulatan panas yang mereka lakukan tadi malam, Anjeli merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian intinya. Anjeli mencoba untuk tidak mempedulikannya, Dia membangunkan Mirza pelan-pelan, Setelah dia menyiapkan sarapan untuk Mirza. Untung saja hari ini hari Ahad, jadi Mirza tidak perlu terburu-buru untuk berangkat ke kantor.
Mirza menggeliat saat Anjeli membangunkannya, ia mengerjapkan matanya. Mirza duduk kemudian memeluk tubuh Anjeli dari samping. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Anjeli.
"Kenapa bangunnya pagi sekali sayang?"
"Ini sudah jam 9 pagi lho Mas."
"Benarkah?"
"Iya benar, Coba saja Mas lihat jam dinding menunjuk ke angka berapa coba."
"Wah bener ya, aku tidurnya nyenyak sekali. Pelayananmu tadi malam memuaskan sayang." Ucap Mirza berbisik di telinga Anjeli, yang sontak membuat pipi Anjeli merona merah.
"Udah sana mandi dulu terus sarapan bareng sama aku."
"Tapi aku pengennya sarapan kamu aja sayang."
"Udah deh Mas jangan bercanda pagi-pagi. Ayo sarapan dulu nanti sakit loh." Mirza hanya tersenyum geli melihat istrinya yang pipinya sudah bersemu merah. Pagi ini dia sangat bahagia sekali. Mungkin Vitamin sebagus apa pun tidak akan bisa menandingi vitamin dari istrinya ini.
Mirza pun beranjak dari tempat tidur membersihkan dirinya di kamar mandi lalu berganti pakaian dengan yang sudah disiapkan oleh Anjeli. Betapa beruntungnya dia memiliki seorang istri yang sholehah, cantik dan pengertian seperti Anjeli. Haruskah dia tetap berada pada dunia gelapnya saat ini sedangkan istrinya sudah memberikan kehidupan yang terang untuknya. Tiba-tiba terketuk hatinya untuk secepatnya menjalani proses rehabilitasi guna menghilangkan kecanduannya terhadap barang haram. Dia tidak ingin Anjeli sampai tahu tentang sisi gelapnya.
Anjeli telah siap mengenakan gamis warna peach yang sangat cocok dengan kulitnya yang putih sehingga terlihat segar. Sedangkan Mirza mengenakan kaos berwarna putih dan celana jeans yang melekat pas di tubuhnya dan menambah ketampanannya. Kebiasaan Mirza adalah rambutnya dibelah tengah.
Hari ini rencananya mereka akan pergi ke rumah ibunya Anjeli, lalu akan melanjutkan jalan-jalan berdua. Karena selama mereka menikah, mereka belum pernah jalan-jalan berdua apa lagi bulan madu.
Sikap Mirza sangat manis sekali terhadap Anjeli, dia membukakan pintu lalu mempersilahkan Anjeli untuk masuk ke dalam mobilnya terlebih dahulu. Di dalam mobil mereka masih canggung. Walaupun mereka sudah resmi menjadi suami-istri, namun mereka baru mengenal pribadi masing-masing baru satu bulan setelah mereka menikah. Sifat baik maupun buruk belum mereka ketahui masing-masing. Bagi mereka saat ini yang terpenting adalah saling memahami, saling melengkapi dan saling percaya. Mirza sangat yakin bahwa Anjeli adalah wanita yang baik. Sedangkan Anjeli menyangka Mirza adalah laki-laki yang baik dan tulus.
Mobil Mirza melaju dengan kecepatan sedang. Sekitar 20 menit mobil mereka telah sampai di pelataran rumah Bu Hafsah. Anjeli tiba-tiba teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Mirza, dan malam itu dia bersama Mirza pulang bersama untuk menemui ibunya. Siapa sangka jika pertemuan yang mendadak itu akan membawa dia pada bahtera rumah tangga yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya.
Anjeli mengetuk pintu rumahnya, Amelia adik Anjeli yang duduk di bangku SMP keluar menemui Anjeli. Amelia memeluk Anjeli dengan erat, lalu tersenyum kepada Mirza.
"Ibu mana Dek?"
"Ibu sedang menonton televisi, Kak. Amel kangen sama kakak. Kakak udah lama nggak datang kesini. Sekarang nggak ada yang ngajarin Amel belajar lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) SINCERITY OF LOVE
RomanceFOLLOW DULU YA BIAR BISA BACA SELURUHNYA #1 cintasatumalam 07/06/20 Apa jadinya jika kamu diajak menikah dengan orang yang tiba-tiba datang padamu malam itu juga. Secara tidak langsung, dia telah memaksamu mencintainya saat itu juga. Anjeli, gadis...