PERTEMUAN
Malam itu, hujan turun dengan derasnya. Seorang gadis dengan jilbab syar'i nya dan gamis longgar keluar dari toko tempat dia bekerja. Dia hanyalah seorang pegawai toko yang menjual pakaian anak dan perlengkapan anak lainnya. Pemiliknya seorang non muslim, tapi beliau tidak mempermasalahkan penampilan Anjeli. Ya nama gadis itu Anjeli. Pemiliknya Nyonya Siska adalah seorang yang sangat baik. Anjeli sudah bekerja di sana kurang lebih dua bulan.
Anjeli bekerja di toko tersebut sejak ibunya diketahui mengidap kanker hati stadium empat. Sejak saat itu, ibunya yang sehari-harinya sebagai penjahit, harus berhenti untuk menafkahi Anjeli dan adik-adiknya. Meskipun pengobatan ibunya sudah dibiayai oleh asuransi kesehatan pemerintah, tetap saja Anjeli harus membayar setiap bulannya. Belum lagi untuk kebutuhan makannya sehari-hari dan keluarganya. Saat ini dia juga berstatus sebagai mahasiswa di salah satu Universitas Negeri di kotanya. Anjeli Yang cerdas mendapatkan beasiswa sehingga dia tidak perlu memikirkan uang untuk biaya kuliahnya.
Malam itu dia tidak membawa payung, sehingga dia menunggu hujan agak reda. Bu Siska hanya memiliki satu payung dan itupun dia pakai sendiri untuk pulang. Akhirnya Anjeli harus menunggu di teras toko sampai hujannya reda. Beberapa saat kemudian ada sebuah mobil mewah yang tiba-tiba berhenti di depan toko. Kemudian keluarlah seorang pria dengan membawa payung dan mendekati Anjeli. Semakin lama pria itu semakin dekat dengannya kemudian dia berhenti tepat di hadapan Anjeli.
"Assalamualaikum, perkenalkan namaku Mirza." laki-laki itu mengulurkan tangannya namun Anjeli hanya menangkupkan tangannya. Laki-laki Itu tampak salah tingkah, kemudian menarik kembali tangannya.
"Waalaikumsalam, Anda siapa ya? apakah sebelumnya kita pernah saling mengenal?"
"Kita belum saling kenal, Saya hanya ingin memintamu menjadi istri saya. Apakah kau mau menikah dengan saya malam ini juga?"
Anjeli mengerutkan keningnya dia heran ada seseorang yang tiba-tiba mengajaknya menikah tanpa mengenalnya lebih dahulu. Tiba-tiba ada rasa takut dalam hatinya. Jangan-jangan orang ini adalah orang yang akan berbuat jahat padanya. Anjeli ingin berlari namun hujan masih sangat deras.
"Maaf saya belum mengenal anda jadi saya tidak mungkin bisa menerima Anda begitu saja menjadi suami saya. Saya kira Anda bisa mencari orang lain." Anjeli kemudian berjalan satu langkah hendak meninggalkan laki-laki itu seorang diri.
"Saya mohon, menikahlah dengan saya. Saya tidak punya waktu banyak untuk mencari perempuan yang baik untuk bisa menjadi istri saya. Ibu saya sekarang sedang kritis di rumah sakit dan beliau ingin melihat saya menikah.Saya tidak punya waktu lagi untuk mencari wanita yang mau menjadi istri saya. Sekarang yang paling penting adalah saya ingin mendapatkan seorang wanita yang baik dan Sholihah. Saya kira kamu adalah orang yang tepat.
"Tapi maaf Mas bagaimana saya bisa percaya pada anda karena saya belum mengenal anda, bisa saja kan Anda berniat jahat pada saya."
"Saya sudah membawa surat kontrak pernikahan tentang hak-hak yang akan kamu terima setelah menjadi istri saya. Saya jamin saya bukan orang jahat Tolong percayalah pada saya. Saya mohon kamu mau untuk pergi bersama saya menemui ibu saya di rumah sakit. Beliau sudah tidak punya waktu banyak karena penyakit yang dideritanya. Saya hanya ingin melihatnya bahagia di akhir hidupnya, yaitu beliau ingin melihat saya menikah dengan wanita yang baik. Kamu juga bisa melaporkan saya pada polisi kalau saya berbuat jahat pada kamu. Di surat sudah tertera dengan jelas."
"Bagaimana anda bisa yakin kalau saya adalah wanita yang baik? Bahkan Anda belum mengenal saya sebelumnya."
"Saya hanya melihat seseorang dari penampilannya untuk memastikan bahwa wanita itu adalah wanita yang baik. Tidak mungkin kan seorang wanita yang menggunakan hijab syar'i dan gamis yang longgar serta menutup kakinya dengan kaos kaki adalah orang yang jahat?"
Laki-laki yang bernama Mirza itu mengambil sebuah map yang berisi surat kontrak pernikahan yang berisi tentang hak-hak yang akan didapatkan oleh Anjeli Jika dia nanti akan menjadi istrinya.
Pada surat kontrak itu tertera bahwa Anjeli akan menerima nafkah setiap bulannya sebesar 20 juta rupiah dan boleh melaporkan pada pihak berwajib jika Mirza berbuat jahat padanya. Anjeli yang membutuhkan uang tentu tergiur dengan tawaran yang diajukan oleh Mirza. Tapi tetap saja dia masih punya harga diri. Dia tidak bisa begitu saja menandatangani kontrak itu. Jika memang benar laki-laki itu adalah orang yang baik dia harus memastikan tentang kesehatan ibunya.
" Maaf saya belum bisa menandatangani surat ini, meskipun saya membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Ibu saya dan adik-adik saya. Saya ingin memastikan tentang ibu anda kalau memang kondisinya benar seperti apa yang Anda ceritakan, saya bersedia untuk menikah dengan anda."
Surat kontrak perjanjian itu juga berisi tentang kewajiban yang harus dipenuhi oleh Anjeli salah satunya adalah Anjeli tidak boleh menuntut lebih dari pernikahan mereka. Mirza juga bisa menceraikan Anjeli sewaktu-waktu, jika dalam waktu satu tahun belum ada perasaan cinta di antara mereka.
"Baiklah kamu bisa ikut dengan saya ke rumah sakit, tempat Ibu saya dirawat saat ini agar kamu bisa yakin bahwa kondisi Ibu saya sangat memprihatinkan sekarang. "
Dengan mengucap basmallah, Anjeli akhirnya bersedia untuk ikut bersama Mirza. Ia berharap Allah akan selalu melindungi dia. Dia mau diajak Mirza karena dia juga berada pada posisi yang sama seperti Mirza yaitu memiliki ibu yang sedang sakit keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TAMAT) SINCERITY OF LOVE
RomanceFOLLOW DULU YA BIAR BISA BACA SELURUHNYA #1 cintasatumalam 07/06/20 Apa jadinya jika kamu diajak menikah dengan orang yang tiba-tiba datang padamu malam itu juga. Secara tidak langsung, dia telah memaksamu mencintainya saat itu juga. Anjeli, gadis...