Jungkook sedang sibuk dengan ponsel ditangannya. Mengetikkan balasan dari pesan yang tidak akan pernah habis atau mungkin berhenti dikirimkan karena mereka terus berbalas pesan. Jungkook tidak hanya sibuk pada ponselnya, tapi ia juga senyum-senyum sendiri. Itu jelas membuat lelaki lain yang duduk didepannya penasaran dengan apa yang membuat sang adik sampai seperti itu. Padahal sebelumnya tidak pernah.
"Kurasa kau sedang jatuh cinta, benar, Kook?" suara berat itu tidak bisa dihiraukan Jungkook, pasalnya ia sangat menghormati dan patuh pada sosok itu
Jungkook mengalihkan atensinya dari layar ponselnya. Ia mengunci ponselnya bersamaan dengan suara notifikasi pesan yang berbunyi. Seseorang disana membalas pesannya, namun Jungkook harus menahan untuk tidak membalasnya segera karena sang kakak tengah berbicara padanya.
"Uhh... Anu... tidak... aku..." Jungkook gelagapan, pasalnya, ini benar pertama kalinya ia merasakan hal seindah ini, ia merasa bahwa ia begitu bahagia sampai-sampai tidur pun rasanya sia-sia
Jungkook melihat tatapan mengintimadasi milik kakak tertuanya, Namjoon, dan itu membuatnya ngeri. Apa ia harus jujur? Tapi, ia takut.
Namjoon kemudian tersenyum, pasalnya, ia juga mengalami hal yang sama. Jatuh cinta memang seindah itu.
"Tidak perlu ditutup-tutupi. Aku tidak masalah dengan urusan pribadimu. Selama kau masih bisa mengatasinya dengan baik dan selama itu tidak mengganggu urusan kuliahmu. Aku hanya berharap bahwa ini akan menjadi penyemangatmu." Jelas Namjoon lembut pada adiknya
Namjoon pernah merasakannya dulu. Manisnya saat jatuh cinta dan sakitnya ketika seseorang yang kau cintai pergi begitu saja. Maka, sekarang Namjoon tidak akan membiarkan adiknya merasakan sakit yang pernah ia rasakan dulu. Namjoon hanya ingin adiknya bahagia. Tapi, ia bahkan tidak tahu kalau mungkin saja ia yang akan menyakiti adiknya sendiri nantinya.
.
.
Jungkook duduk diperpustakaan kampus. Seperti biasa, ia akan duduk disana sampai kelasnya tiba. Bukan tanpa alasan lelaki muda itu duduk disana menghabiskan waktunya secara cuma-cuma. Biasanya, Jungkook akan sibuk dengan club Tae Kwon Donya disekolah dulu, tapi sekarang, ia lebih memilih duduk berlama-lama di perpustakaan kampus. Karena hanya disinilah ia bisa melihat lelaki yang menawan hatinya itu. Jarak gedung fakultas mereka cukup jauh, membuat Jungkook harus mencari cara agar ia dapat melihat lelaki itu tanpa membuat lelaki itu curiga.
"Hei, Jungkook," Jungkook menampakkan senyum khasnya, ia memang sudah sejak tadi menunggu sosok itu datang, "Sudah lama menunggu?"
Jungkook menggeleng pelan, ia berbohong tentu saja, "Hai, Kak Seokjin."
Seokjin duduk dikursi didepan Jungkook, ia mengeluarkan buku yang menjadi alasan keduanya bertemu lagi siang ini.
"Ini buku yang mau kau pinjam." Kata Seokjin memberikan novel berbahasa inggris pada Jungkook
Jungkook menerimanya dengan senang hati, "Terima kasih, Kak Seokjin." Ucap Jungkook diikuti dengan senyum terbaik miliknya
"Sejak tadi kau tersenyum terus." Kata Seokjin memperhatikan Jungkook
Senyum manis itu jelas membuat Seokjin terganggu, Jungkook memiliki senyum yang manis, membuat Seokjin tidak bisa tidak penasaran dengan apa yang membuat senyum itu hadir tanpa mau sirna.
"Ah? Tidak juga. Aku memang hobi tersenyum." Ujar Jungkook beralasan namun sepertinya itu tidak mempan pada sosok tampan didepannya
Seokjin mengangguk mengiyakan, namun senyuman menggoda diwajahnya muncul, "Yah, benar, aku bahkan tidak pernah melihat ekspresi lain selain senyummu itu. Tapi, aku bersumpah, senyummu berbeda dari sebelumnya. Kurasa kau sedang jatuh cinta, benar 'kan?" tuding Seokjin dan Jungkook gelagapan dibuatnya
Jungkook memang payah dalam urusan berbohong. Bahkan Seokjin pun menyadarinya.
Jungkook menggaruk tengkuk lehernya tidak gatal sama sekali, dan Seokjin tidak butuh jawaban lain karena itu sudah menjawab pertanyaannya.
"Apa terlalu terlihat, ya?" cicit Jungkook dan Seokjin tersenyum lebar, sosok didepannya ini benar-benar lucu. Seokjin tidak mengira ada anak laki-laki sepolos Jungkook. Boleh Seokjin bawa pulang tidak, ya?
Seokjin mengangguk, "Dia pasti sosok yang sempurna." Tebak Seokjin dan Jungkook merona karenanya
Jungkook menundukkan wajahnya, mencoba menyembunyikan wajahnya yang mungkin saja memerah karena Jungkook dapat merasakan hawa panas menyelimuti wajahnya, "Ya, dia sempurna. Aku benar-benar menyukainya." Ujarnya mengiyakan
"Apa kau dekat dengannya? Apa dia tahu kalau kau menyukainya?" tanya Seokjin dan Jungkook spontan mengangkat wajahnya
"Eoh? Ya, ya, kami sangat dekat. Dan yah, dia tidak tahu tentang perasaanku. Aku belum mengatakannya." Ujar Jungkook kemudian lemah
Kemudian, suara ponsel Seokjin berdering, menginterupsi keduanya. Seokjin melongok layar ponselnya dan melihat siapa peneleponnya.
"Oh, Jungkook, aku harus segera pergi. Kuharap kau berhasil dengannya!" ujar Seokjin menyemangati sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Jungkook dan mengangkat panggilan itu setelah tiba diluar gedung perpustakaan
"Ya, halo Taehyung?" Seokjin memulai
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love With Siblings
FanfictionAuthor: Cetirizines Pairing: Seokjin, Namjoon, Taehyung, Jungkook (NamJin, Taejin, KookJin) Genre: Romance, University life, Siblings, Hurt Rate: PG-17 "Aku menyukaimu." -Namjoon- "Kau tahu kita lebih dulu mengenal, apa jika aku lebih dulu menyataka...