19. The Three Siblings Fell

400 40 11
                                    

Taehyung terjatuh bersimpuh. Air mata yang sejak tadi ia tahan menetes satu persatu membasahi kedua pahanya dan akhirnya tumpah mengalir disepanjang pipinya. Taehyung menangis sejadinya. Apa yang bisa Taehyung lakukan jika Seokjin memilih untuk pergi? Seokjin mengatakan bahwa ia tidak bisa selamanya bersembunyi seperti ini. Seokjin juga mengatakan bahwa ia tidak bisa bersama Taehyung lebih lama lagi karena ia hanya akan menyakiti Taehyung dan ia tidak ingin mengkhianati Namjoon. Perkataan itu memukul Taehyung, itu berarti Seokjin akan pergi selamanya dan akan menjadi milik Namjoon. Seokjin telah memilih Namjoon untuk yang kedua kalinya. Dan Taehyung tidak bisa membuat Seokjin mengubah keputusannya setelah menjalin hubungan dibelakang Namjoon.

Taehyung masih menangis, selain karena dadanya terasa sesak, juga rasa nyeri menjalari dadanya. Taehyung belum siap untuk melepas Seokjin dan melihat lelaki itu sebagai pendamping kakaknya. Taehyung rela jika harus berbagi dan bersembunyi asalkan ia bersama Seokjin. Ia tidak peduli seberapa lama akan terus bersembunyi dari kakak dan adiknya. Taehyung tidak pernah peduli asalkan ia bersama Seokjin.

"Jangan tinggalkan aku, Jin. Kumohon." Mohon Taehyung lirih tapi Seokjin tidak bisa mendengarnya karena ia telah lebih dulu pergi meninggalkan Taehyung dengan ribuan rasa sakit dan sisa ciuman dibibirnya

.

.

Jungkook mematung ditempatnya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain membiarkan air matanya berjatuhan membasahi tempatnya duduk. Ia menundukkan kepalanya dan menangis. Jungkook tidak ingin menangis, tapi kenyataan bahwa lelaki yang ia pikir telah kembali padanya, mengatakan bahwa ia tidak bisa lebih lama lagi berada dalam situasi ini membuatnya tidak bisa tidak menangis. Seokjin mengatakan bahwa ia tidak bisa mengkhianati Namjoon lebih jauh. Jungkook merasa ingin marah tapi entah pada siapa kemudian merasa lucu karena seharusnya ia tidak berhak marah. Kenyataan bahwa lelaki yang amat dicintainya itu lebih memilih kakaknya begitu memukulnya. Jungkook pikir ia bisa mengubah pilihan Seokjin, tapi nyatanya tidak. Lelaki itu sudah memilih kakaknya dua kali. Jungkook memang sudah kalah dan ia harus menerimanya dengan berat hati.

Terlintas sebuah bayangan tentang bagaimana jika mereka akan bertemu lagi, namun keadaan Seokjin sebagai pendamping kakaknya. Jungkook merasa marah. Tidak, Jungkook tidak ingin hal itu terjadi. Ia ingin mengejar Seokjin dan mengatakan sekali lagi bahwa Seokjin tidak boleh melakukan ini padanya, tapi Seokjin telah melangkah jauh dan kedua kaki Jungkook terasa beku hingga tidak dapat bergerak. Membuat Jungkook akhirnya pasrah membiarkan Seokjin meninggalkannya bersama rasa marah dan sisa ciuman dibibirnya.

"Senior Seokjin, jangan pergi, kumohon." Mohon Jungkook lirih disela tangisnya

.

.

Namjoon merasakan sakit didadanya. Rasanya seperti ditimpa oleh benda yang sangat berat dan membuatnya kesulitan bernapas. Perkataan Seokjin barusan membuatnya kehilangan fokusnya. Seokjinnya mengakhiri hubungan mereka begitu saja tanpa memberikan satu alasan yang logis. Namjoon marah? Tentu. Padahal Seokjin baru saja mengatakan bahwa lelaki itu sangat mencintai Namjoon. Tapi? Lelaki itu justru mengajaknya berpisah. Namjoon tidak mengerti mengapa Seokjin memintanya untuk mengakhiri hubungan mereka. Ketika Namjoon menanyakan alasannya, Seokjin hanya mengatakan bahwa ia tidak bisa bersama Namjoon lebih lama lagi. Lelaki itu terlalu mencintai Namjoon hingga terlalu takut kehilangan Namjoon. Lantas, mengapa ia justru meninggalkan Namjoon? Seokjin egois.

Pandangan Namjoon kosong dan hanya tertuju pada arah kemana Seokjin menghilang dari hadapannya. Namjoon mengangkat tangannya dan memperlihatkan sebuah kalung dengan bandul cincin yang beberapa bulan lalu ia berikan pada Seokjin. Namjoon berniat melamar Seokjin bulan depan, tapi keadaan telah berubah, lelaki itu memilih untuk pergi.

Love With SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang