Love With Siblings

20. The Final Destination

Empat tahun bukanlah waktu yang singkat untuk memulihkan hati yang telah jatuh, patah kemudian hancur. Setiap hati membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk menyusun kembali dirinya. Jatuh, patah kemudian hancur adalah siklus percintaan yang umum terjadi pada sebagian orang bahkan setiap orang pasti merasakannya. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk memulihkan hati mereka agar dapat kembali jatuh hati. Menggunakan pengalaman tersebut untuk tidak kembali patah dan hancur.

Bagi ketiga siblings tersebut, percintaan yang mereka alami bersamaan itu adalah hal terindah yang pernah mereka alami serta hal terpahit yang pernah mereka dapati setelahnya. Namun, mereka tidak pernah menyesal karena telah merasakan hal tersebut. Mereka tidak pernah membenci sosok yang telah membuat mereka merasa lebih hidup dari sebelumnya. Membuat mereka merasa terkadang tidur adalah hal yang sia-sia karena tidak bisa bertemu atau sekedar mengobrol melalui pesan dengan sosok tersebut.

Jungkook, lelaki termuda itu memang sempat mengalami kembali bagaimana ia tidak bisa tidur atau bahkan makan. Beberapa mata kuliah yang digarapnya juga nyaris membuatnya mengulang tapi, berkat Namjoon dan Taehyung ia dapat menghindari hal tersebut. Kini, Jungkook bekerja pada sebuah perusahaan keluarga mereka dibidang film dan periklanan. Jungkook sepenuhnya telah tumbuh menjadi sosok yang dewasa.

Kim Taehyung, lelaki yang menyimpan banyak rahasia. Memilih untuk mengubur rahasia itu dalam-dalam. Ia memilih untuk pergi meninggalkan Seoul dan mengurusi cabang perusahaan keluarga mereka di Jeju setelah Namjoon resmi mengangkatnya sebagai pimpinan perusahaan cabang utama. Namjoon telah mengajarinya banyak hal mengenai kepemimpinan sebelumnya. Kini, Taehyung telah berhasil membuat bangga sang kakak. Perusahaan cabang Utama yang Taehyung pimpin tidak kalah majunya dengan perusahaan utama yang dipimpin Namjoon selama bertahun-tahun.

Kim Namjoon, lelaki tertua yang memegang kendali serta tanggung jawab penuh atas kedua adiknya. Tidak banyak yang berubah bahkan sejak empat tahun yang lalu. Ia masih Namjoon yang gila bekerja. Namjoon memang sempat mengalami depresi ringan. Ia mengalami sedikit kesulitan untuk fokus pada pekerjaannya. Ia kerap kali didapati karyawannya tengah melamun. Hal itu membuat Namjoon merasa kesal karena ia bahkan tak bisa barang sedikit pun menghapus bayang-bayang Seokjin dari kepalanya. Pekerjaannya sempat terbengkalai hingga membuat sekretarisnya kerepotan dan sering lembur untuk membuat Namjoon tetap fokus. Begitu ia berhasil melawan pikiran tentang Seokjin, lelaki itu jadi gila bekerja dan nyaris melembur setiap malamnya. Ia bilang, ia tengah mengejar ketertinggalannya.

Suara pintu yang diketuk membuat Namjoon mengalihkan pandangannya dari layar komputernya. Namjoon mengizinkan orang itu masuk kemudian melepas kacamatanya.

Pintu ruangannya terbuka, menampilkan adiknya, Jungkook dengan 2 buah kotak makan ditangannya. Namjoon tersenyum ketika adiknya mengangkat kotak itu keatas.

"Ayo kita makan siang, kak!" kata Jungkook yang berjalan memasuki ruangan setelah menutup pintu

Namjoon melirik jam dinding diruangannya, benar, ini sudah memasuki jam makan siang. Ia lalu bangkit dan meninggalkan komputernya begitu saja. menghampiri sang adik yang sudah duduk di sofanya.

"Kak Taehyung akan pulang besok." Kata Jungkook memberitahu, tadi Taehyung meneleponnya

Namjoon mengangguk, "Ia sudah mengabariku tadi." Kata Namjoon yang sudah duduk disofa didepan adiknya

"Bagaimana kalau kita pergi ke taman bermain lagi? Aku rindu menaiki roller coaster bersama." Usul Jungkook dan Namjoon menyetujuinya

.

.

Lelaki itu menghela napas pelan. Lelah ketika gelap datang ia masih saja berkutat dengan setumpuk pekerjaannya. Ia memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya jauh-jauh hari sebelum mengambil cuti beberapa hari dimusim dingin. Musim dingin ke empat setelah lama meninggalkan Seoul dan ketiga lelaki yang mewarnai kehidupannya.