#GS - 01

954 107 11
                                    

"Mahinka dimana sepatu gw!"

"Mahinka cepat buat sarapan!"

"Mahinka dimana kemeja saya!"

Setiap paginya itulah yang Mahinka dengar, ia merasa seperti pembatu bukan seperti anak dari rumah ini. Mereka bahkan menganggap dirinya pembantu bukan anak atau kakak mereka.

"Friska ini sepatunya!" ujar Mahinka dengan memberikan sepatu yang tadi adiknya inginkan

Friska menatap tajam kakaknya, "lelet banget sih lu kerjaannya, sana-sana!" ujar Friska dengan kesal

Mahinka hanya menganggukkan kepalanya dan ia kembali memberikan barang yang ayahnya inginkan, "ayah ini kemeja ayah, udah inka go..!"

"tugas kaya gini aja lama amat, cepetan siapin sarapannya! Bantu Bi sumi sana!" ujar Tuan Wisnu selaku ayah tiri Mahinka

Mahinka lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya saja dan berlalu kearah daput untuk membantu Bi sumi memasak.

"Non biar saya saja yang masak Nona siap-siap aja buat kesekolah!" ujar Bi sumi saat Nona-nya lagi-lagi membantu tugas dirinya

"gak papa bi, masih lama ini. Sekalian Inka mau belajar masak!" ujar Inka dengan terkekeh

Bi sumi yang mendengar alasan Nona-nya hanya tersenyum dan melanjutkan acara memasak dengan Nonanya

30 menit kemudian Mahinka dan Bi sumi telah selesai memasak dan sekarang mereka memindahkan makanan itu ke meja makan.

Saat Mahinka ingin duduk bergabung dengan keluarganya, tiba-tiba suara Friska membuat dirinya tak jadi duduk

"eh mau apa lu?" tanya Friska saat Mahinka ingin duduk di depannya

'mau duduk!" jawab Mahinka

Friska menatap tajam Mahinka, "apaan duduk, engga-engga- engga! Papih mamih kalau Mahinka sampai duduk aku gak mau sarapan pokoknya!"

Mendengar anak kesayangannya tidak mau makan membuat dirinya menggelengkan kepalanya, ayah dan ibu Mahinka menatap Mahinkan dengan datar

"kamu ngalah dong sama adik mu, kalau dia gak sarapan terus nanti sakit kamu yang mau tanggung jawab? Kamu makannya nanti aja atau makan di sekolah aja, uangnya masih ada kan yang kemarin? Hemat-hemat jangan boros!" tanya Nyonya Fany selaku ibu Mahinka

Mahinka memegang rok sekolahnya dengan kencang, lagi-lagi Mahinka hanya menganggukkan kepalanya, "aku pergi dulu ya bun yah, Assalamualaikum!" ujar Mahinka yang tak di gubris sama sekali

Saat Mahinka menoleh kebelakang, Mahinka cemburu dengan posisi Friska yang selalu di sayang Ayah dan Bundanya. Semua yang adiknya mau selalu di turuti bahkan saat Mahinka mempunyai barang kesukaannya selalu saja di ambil oleh adiknya, alasan ayah dan bundanya adalah aku seorang kakak dan Friska adalah adiknya.

*****

Setelah tiba di sekolah SMA Satu Mahardika, Mahinka langsung ke kelasnya XI IPA 2. Baru saja Mahinka duduk tiba-tiba ada yang meneriaki nama Mahnika membuat dirinya terkejut dan langsung mendongkak

"MAHINKA!" teriak dua orang gadis yang memanggil nama Mahinka begitu kencang

Mahinka langsung menoleh kesekeliling kelasnya yang menatapnya tak suka, padahal bukan dirinya yang teriak, "Riani, Nina jangan teriak! Aku gak tuli!" ujar Mahinka saat tau sahabatnya lah yang meneriaki namanya

Untungnya Mahinka mempunyai sahabat yang mengerti keadaanya, mereka adalah sahabat dari kecil jadi semua yang Mahinka alami Riani dan Nina pasti tau. Dan saat dirinya kesulitan pun hanya mereka yang selalu ada untuk dirinya. Dan Mahinka bersyukur setidaknya ada orang yang selalu mengkhawatirkan dan menyayangi dirinya saat keluarganya tak seperti itu.

Gadis Senja (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang