#sebelumnya
Tanpa Riani dan Nina sadari, Mahinka meremas roknya dengan kuat. Sampai matanya yang awalnya hanya kunang-kunang perlahan-lahan menggelap. Sebelum Mahinka terjatuh ia sempat mendengar teriakan seseorang yang mungkin membuat Riani dan Nina tersadar.
"MAHINKA!"
.
.
.
.
.
Selamat membaca!!!Alvaro Yang sedari tadi berkutat dengan laporan-laporannya akhirnya selesai tanpa ada hambatan. Alvaro membereskan berkas-berkas tersebut lalu menatap kedua sahabatnya yang malah asik tertidur di sofa yang tersedia di ruang OSIS.
Alvaro memandang jam, 12.00. Alvaro yang memang sudah izin untuk menyelesaikan tugas laporan yang di berikan anggotanya. Ia berjalan menuju Denis dan Alvi yang tertidur pulas.
Tanpa aba-aba Alvaro menginjak kaki Denis dan Alvi secara bergantian dan itu membuat Denis dan Alvi seketika bangun dengan suara umpatan dan rintihan.
"Awwh... Gilaaa sakit!"
"Ya Tuhan kaki mulus gw!"
Mendengar suara Denis dan Alvi, Alvaro berjalan ke luar ruangan tanpa memperdulikan suara rintihan dan makian Denis dan Alvi pada dirinya.
"Lu gila ya Al!"
"Dasar bajingan tengik!"
Alvaro berjalan menyusuri lorong sekolah yang sepi. Memang , karena sekarang masih jam pelajaran berlangsung. Alvaro tersenyum kecil saat mengingat wajah Mahinka yang begitu lucu. Tapi aneh, sewaktu dirinya bertemu Mahinka di bukit. Wajahnya begitu dingin seperti orang tak ingin disentuh ataupun di ganggu. Tetapi sekarang, wajah Mahinka cerah, ceria, polos dan bersahabat. Ia bingung. Mana sikap dan sifat asli Mahinka yang sebenarnya?.
Tanpa disadari Alvaro, Denis dan Alvi yang sudah berada di belakangnya menatap Alvaro bingung.
"Woy!" Ujar Alvi dengan menepuk pundak Alvaro pelan tetapi itu membuat Alvaro berhenti dan terkejut sesaat lalu kembali memasang wajah datarnya saat menoleh menatap kedua sahabatnya.
Alvi yang melihat Alvaro terkejut dengan kelakuannya, menjauhkan tangannya dari pundak Alvaro dan menunjukkan cengirannya saat Alvaro menatap Alvi dengan wajah datarnya
"Sorry!" Ujar Alvi
Alvaro kembali berjalan tanpa menghiraukan cengiran Alvi yang membuatnya kesal.
"Al gw gak terima!" Ujar Denis tiba-tiba yang menyamakan jalannya
"Apa?" Tanya Alvaro
"Lu bangunin kita tidak manusiawi!" Timpal Alvi kesal
"kalian manusia?" Tanya Alvaro
Alvi dan Denis menatap Alvaro kesal, "menurut lu kita ini a...!"
Ucapan Alvi terhenti bersalaman dengan berhentinya Alvaro yang mendadak
"Kenapa sih?" Tanya Denis
Alvaro menghiraukan pertanyaan Denis, ia masih menatap kearah lapangan upacara.
Alvi dan Denis yang penasaran mengikuti arah pandang Alvaro, "lah bukannya itu adik kelas yang di kantin tadi ya? Siapa tuh!!" Ujar Alvi mengingat-ingat
"Mahinka, Riani sama Nina!" Ujar Denis yang membuat Alvi menatap Denis
"Nah itu, lah mereka dihukum kenapa? Mereka kan adik kelas yang baik-baik!" Ujar Alvi
Denis menaikan kedua bahunya pertanda tidak tau.
Alvaro terus saja memperhatikan gerak-gerik Mahinka yang memang agak aneh, selang beberapa menit ia memperhatikan Mahinka. Dengan sadar Alvaro mengumpat, "sial!" Umpat Alvaro
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja (GS)
Roman pour AdolescentsSeorang gadis yang setiap harinya berkunjung ke bukit untuk menunggu senja tiba. Ntah apa yang dia lakukan, yang pasti gadis tersebut melihat senja dengan membawa luka di tangan, kaki, atau wajahnya di setiap harinya. Menurutnya melihat matahari ter...