Happy reading....
Pagi yang cerah di hiasi mentari yang menyilaukan. Nampak dibangku taman sekolah sudah duduk seorang gadis sendirian. Dia sedang membolak balik halaman buku, sesekali terdapat kerutan di dahinya. Gadis itu bernama Alisya Syaibatul Azizah. Teman-temannya sering memanggilnya dengan nama Alis. Usianya baru memasuki 17 tahun dan berada di kelas 12ipa2.
Alis selalu terlihat sendiri karena memang itu merupakan kebiasaannya. Siapa sih yang mampu bertahan dengan Alis tanpa berbicara sepatah katapun. Bahkan sampai satu bulan lamanya. Bayangkan saja hal itu terjadi pada teman-temannya, tentu saja mereka akan menyerah. Satu lagi kebiasaan Alis, ia tidak pernah lepas dengan yang namanya buku.
Bel pertanda jam masuk pun berbunyi. Alis bergegas mempercepat langkahnya menuju kelas. Kelas terlihat sudah penuh di isi dengan keriuhan penghunimya. Alis melangkahkan kakinya menuju bangkunya, yang terletak di baris kedua tepat di depan meja guru. Keriuhan kelas pun tak dihiraukannya, seolah dia asyik tenggelam dengan dunianya sendiri yaitu dunia baca. Ya Alis adalah pribadi yang tidak perduli dari sekelilingnya dan lebih suka dunia baca. Pendiam dan sangat jarang berbicara. Sebenarnya Alis bukan pelit dengan kata-kata, ia sering berbicara panjang lebar. Hanya saja dia tidak suka banyak bicara apalagi yang berbau omong-kosong. Tapi jangan salah, dibalik sifatnya itu, Alis adalah orang baik bahkan sangat suka menolong. Ia juga termasuk pendengar yang baik.
"Lis, ada ibu Murni tuh". Liza menunjuk pada bu Marni yang baru saja akan memasuki kelas. Nurliza Fatimah, dia adalah sahabat satu-satunya Alis. Dia sangat mengetahui tentang Alis dan tidak ambil pusing dengan kebiasaan Alis. Bahkan dia menganggap Alis seperti saudaranya sendiri. Menurut Liza, Alis itu bukannya tidak punya teman, karena memang pada dasarnya Alis yang kurang pandai bergaul karena sifat pendiamnya.
Alis hanya diam tanpa menanggapi sahabatnya dan menutup buku yang dibacanya. Ia begitu fokus dengan materi yang di berikan oleh gurunya hingga tiba waktunya istirahat.
🖤🖤🖤🖤🖤
"Lis, kantin yuk!!" Liza menoleh pada Alis yang baru saja memulai membaca bukunya seperti biasa. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, bahkan banyak murid-murid yang sudah berjalan keluar kelas.
"Males, aku dikelas aja". Alis menyahut tanpa menoleh kepada Liza.
"Kebiasaan deh!!! Baca buku melulu, tidak bosan apa???" Liza cemberut dan menatap kesal sahabatnya. Setiap ajakan Liza untuk ke kantin selalu di tolak oleh Alis. Liza sudah tahu itu, tapi ia tidak pernah bosan untuk mengajaknya. Liza berjalan keluar kelas dengan menghentak-hentakan kakinya.
Alis tidak perduli dengan semua itu, ia tetap tenggelam dengan dunia bacanya.
Alis menegakkan kepalanya dan pandangannya berputar mengelilingi ruangan kelas. Sepi dan tidak ada seorang pun selain dirinya.
Dreett....
Terdengar bunyi kursi yang didorong. Alis berdiri dan berjalan menuju keluar kelas menuju teras sambil menenteng buku di tangan kanannya. Alis sangat menyukai suasana sepi tapi bukan seorang diri di dalam kelas. Bukan karena ada makhluk astral tapi lebih kepada takut akan ada sesuatu yang hilang milik temannya, maka tentu saja ia tidak ingin.menanggung resikonya. Tapi itu tidak akan pernah terjadi karena sekolah ini aman dan di lengkapi dengan kamera cctv.
Alis mendudukkan dirinya di ujung teras yang langsung menghadap ke arah lapangan basket. Ia lebih memilih menyendiri dan cukup jauh dari gerombolan siswa-siswi lain yang menonton permainan tersebut.
Terdengar suara riuh sorak penonton di lorong sekolah bergema untuk menyemangati tim idola mereka. Tapi hal itu tentu saja tidak pernah mengalihkan perhatian Alis dari dunia bacanya. Hingga ada sebuah bola yang menghantam bukunya. Ia pun kaget tapi hanya sesaat. Buku yang di pegangnya pun terjatuh ketanah. Sorak sorai yang tadinya sangat ramai mendadak senyap. Seluruh perhatian tertuju kepadanya.
Tepat pada saat Alis berjongkok ingin mengambil bukunya. Di hadapannya terdapat sepasang sepatu. Alis mengerinyit bingung tapi setelah meraih bukunya, ia tidak perduli. Tanpa menatap wajah sang pemilik sepatu itu, ia kembali duduk dan melanjutkan membacanya.
🖤🖤🖤🖤
Banjarmasin
Hai readers bantu mimin ya buat mengoreksinya. Jangan sungkan untuk komentnya. Jangan lupa votenya juga ya. 🤭🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Layangan Kertas ( Cinta Tak Biasa)
Teen FictionGadis dengan julukan 'Malaikat penjaga neraka' yang selalu menghindari keramaian juga senyuman. Dengan sisi keanehan. Jangan lupa vote and commentnya ya...