Perempuan Misteri

10 3 0
                                    

Hai balik lagi





Happy reading ya guys...

Baru beberapa jam Al berada diruang perawatan, ia sudah merasa bosan. Terlebih lagi saat ini ia sedang sendirian. Ibunya sedang keluar untuk membeli makanan dikantin, sedangkan ayahnya pergi bersama pengacaranya untuk mengusut kasus ini, agar tidak ada lagi korban selanjutnya. Ia begitu geram dengan preman-preman tersebut setelah mendengar penuturan Al tadi.

Tok-tok

Terdengar bunyi pintu yang diketok. Al menolehkan kepalanya kearah pintu. Ia baru saja memikirkan Alis.

"Masuk," Al menginterupsi dari dalam.

Pintu terbuka setelah beberapa menit kemudian. Tampak ketiga sahabatnya muncul dibalik pintu. Al tampak heran dengan keberadaan mereka.

"Al, bagaimana keadaanmu?" Aldo bertanya sambil meletakkan parcel buah pada nakas disamping ranjang Al.

"Udah lebih baik, darimana kalian tahu kalau aku ada disini?" Al menanyakan keheranannya.

"Kami tadi ingin kerumahmu tapi bibi Munah bilang kalau kamu sedang dirawat dirumah sakit. Jadi, langsung saja kami semua kesini." Aldo menatap wajah Al.

Al hanya diam sambil menatap kearah jendela.

"Al, kamu kenapa bisa sampai seperti ini?" Andra bertanya dengan mimik prihatinnya setelah melihat keadaan wajah Al.

Al menolehkan wajahnya pada ketiga sahabatnya dan tampak menerawang kembali pada kejadian pagi tadi. Dan iapun menceritakan kronologis kejadian tersebut tanpa ada yang ditutupinya sedikitpun.

Sontak ketiga sahabatnya sangat terkejut setelah mendengar penuturan Al.

"Gila! Hampir saja kamu jadi adonan Al." Andra menatap kearah Al. "Kalau tidak ada gadis aneh tersebut." Andra kembali menceletuk. Ia tampak geram.

"Iya. Betul itu. Al, lain kali kalau kamu berkelahi lagi, ajak-ajak kita dong. Sudah lama ini otot tidak dipakai." Irfan tampak berseloroh dan memperlihatkan otot tangannya.

"Huu...dasar!!!" Andra menoyor kepala Irfan.

Aldo hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Andra dan Irfan. Aldo beralih menatap kearah Al, ia melihat Al yang seperti tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Al, ada apa?" Aldo bertanya.

Sontak Andra dan Irfan yang sedang adu tonjok menghentikan aksi mereka dan menoleh kearah Al. Mereka menunggu jawaban Al.

"Heran aja! Gadis aneh tersebut menyerang preman-preman itu, namun ia tidak mendapatkan serangan balik. Sebaliknya, mereka kabur dengan wajah ketakutan." Al mengingat ekspresi wajah-wajah preman tersebut saat berhadapan dengan Alis tadi.

"Maksud kamu si Alis?" Aldo memperjelas maksud Al, ia mengetok-ngetokan jari tangannya pada dagunya.

Ketiga sahabatnya tampak berpikir. Mereka tahu siapa yang mendapat predikat gadis aneh dari seorang Aldebran.

Al mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Aldo tersebut.

"Tentu saja mereka takut dengan Malaikat yang menyeramkan setelah malaikat pencabut nyawa." Irfan menceletuk asal.

Sementara yang lain langsung melotot kearah Irfan. Andra kembali menoyor kepala Irfan.

"Aku penasaran dengan si Alis-Alis itu." Irfan kembali menceletuk dengan menampakan cengirannya.

"Perempuan misteri" Andra ikut menimpali.

"Yang jelas, dia adalah pahlawannya Al." Aldo menatap Al dengan senyum miringnya. Sementara Al hanya mengangkat bahunya saja.

Layangan Kertas ( Cinta Tak Biasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang